Penyebab Mobil Listrik Yang Harganya Masih Sangat Mahal di Indonesia

Mobil Listrik

PARBOABOA – Ditengah maraknya ajakan penghematan energi dan penggunaan kendaraan tanpa emisi, mobil listrik sepertinya menjadi jawaban. Namun jika mengetahui harganya yang masih sangat mahal membuat ajakan tersebut menjadi mentah kembali.

Ida Nuryatin Finahari, Direktur Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan, mobil listrik yang harganya masih sangat mahal membuat hanya orang dari kalangan menengah ke atas saja yang bisa memiliki kendaraan listrik.

Mahalnya harga mobil listrik ini disebabkan karena masih harus mengimpor komponen utamanya yakni baterai. Namun, jika nanti di Indonesia sudah bisa memproduksi sendiri baterai untuk kendaraan listrik, maka industri pembuat mobil listrik akan berkembang di Indonesia dan diperkirakan harga mobil listrik akan menjadi lebih murah.

Ida mengatakan pemerintah terus mendorng Pengembangan Mobil listrik produksi dalam negeri. Hal ini dilakukan untuk menekan emisi karbon dan juga agar RI bisa terlepas dari ketergantungan impor Bahan Bakar Minyak (BBM).

"Dari evaluasi memang sebagian besar tergantung dari ketersediaan baterai yang pengadaannya masih impor, dan inilah yang menyebabkan harga mobil listrik memang masih tinggi," ungkap Ida dalam sebuah acara, Senin (20/09/2021).

Ida berharap ke depannya, pihak swasta maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bisa segera mengembangkan industri baterai di dalam negeri yang nantinya akan bisa menekan harga kendaraan listrik.

Adapun pekerjaan rumah pemerintah dalam hal pengembangan mobil listrik ini bukan hanya membuat pabrik baterai saja, tetapi juga pengadaan sarana pendukung lainnya termasuk manjemen standar baterai, yang nantinya membuat orang bisa melakukan ganti tukar baterai seperti tabung LPG, di mana-mana ada yang menjual dan mudah dilakukan.

Diharapkan juga pemerintah membaut stasiun penukaran baterai yang semakin masif. Jika baterai bisa diproduksi di Indonesia, maka harganya pun akan bisa ditekan.

Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi, juga pernah mengatakan pasar potensial untuk otomotif roda empat di RI masih berkutat di harga Rp 300 juta ke bawah. Sedangkan porsi terbesar di Indonesia masih dihuni kendaraan LCGC seperti Avanza, Xenia, Agya, dan Ayla.

Untuk harga mobil listrik termurah saja di Indonesia masih diangka Rp 600 juta per unitnya seperti yang dijual oleh pabrikan Hyundai. Oleh karena itu, supaya industri kendaraan mobil listrik berkembang di Indonesia, maka produsen harus menekan harga hingga setengahnya yaitu dibawah Rp 300 juta. Hal itu sejalan dengan daya beli masyarakat yang kebanyakan masih mengarah di segmen tersebut.

Editor: -
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS