PARBOABOA, Jakarta – Sebanyak 167 orang warga Distrik Paro, Nduga, Papua, mengungsi dari kampung halaman mereka karena teror yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Rombongan tersebut terdiri dari 35 orang laki-laki, 47 orang perempuan dan 85 orang anak-anak.
Warga yang mengungsi tersebut dievakuasi aparat gabungan TNI dan Polri di Distrik Kenyam setelah mereka berjalan selama lima hari dari Distrik Paro ke arah Kenyam Kabupaten Nduga melalui Quari Atas.
Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Kav Herman Taryaman mengatakan, proses evakuasi dilakukan dengan mengunakan 2 unit truk NPS, 1 unit mobil Hiluxmilik Satuan Organik Korem 172/PWY Yonif R 514/SY dan 3 unit Truk sipil dan 1 unit mobil Hilux.
Herman melanjutkan, proses evakuasi berlangsung lancar. Para warga tiba dengan selamat dan sehat meskipun telah berjalan kaki melintasi hutan dan mendaki wilayah pegunungan.
Untuk meyakinkan kondisi para pengungsi warga Paro, mereka kita bawa ke di RSUD Distrik Kenyam untuk melaksanakan pengecekan kesehatan.
"Kita bersyukur, meskipun masyarakat berjalan dari Distrik Paro menuju Kenyam kurang lebih 5 hari dengan berjalan kaki, namun semuanya dalam kondisi baik," ucapnya kepada wartawan, Senin (13/2/2023).
Teror KKB di Nduga Papua berawal setelah KKB membakar pesawat milik maskapai Susi Air di Landasan Terbang Paro, Dostrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, Selasa (7/2/2023) pagi.
Lima orang penumpang pesawat bersama dengan 15 pekerja pembangunan puskesmas berhasil dievakuasi dari lokasi pada Rabu (08/02/2023). Namun hingga hari ini, Rabu (14/02/2023), pilot pesawat bernama Kapten Philips M, belum diketahui.
Aparat TNI dan Polri masih melakukan pencarian terhadap pilot Susi Air yang berkebangsaaan Selandia Baru itu.