PARBOABOA, Jakarta – Polda Metro Jaya kembali mengungkap fakta terbaru terkait kasus kematian satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat. Polisi mengatakan, salah satu korban diketahui sudah tidak bernyawa sejak 13 Mei 2022.
Dari pengakuan seorang saksi yang merupakan pegawai koperasi simpan pinjam, ia menemukan jasad Renny Margaretha ketika mendatangi kediaman korban. Saat itu, ia hendak melakukan survei karena salah satu penghuni, yakni Budiyanto hendak menggadaikan sertifikat rumah tersebut.
Langkah itu dipilih Budiyanto karena upayanya menjual rumah melalui perantara atau mediator jual beli tak kunjung membuahkan hasil.
"Karena waktu itu sempat putus asa tidak ketemu siapa pembeli rumahnya, karena akan dijual seharga Rp 1,2 miliar akhirnya dikembalikan sertifikat itu kepada almarhum Budiyanto ini. Tetapi ditolak. Suruh pegang aja," ujar Dirkrimum Polda Metro Jaya Hengki Haryadi, Senin (21/11/2022).
"Nah pada 13 Mei 2022 ternyata Mediator ini bertemu dengan salah satu pegawai koperasi simpan pinjam. Oleh karenanya diniatkan untuk digadaikan sertifikat rumah ini, dan berminat karena melihat NJOP tinggi," sambung dia.
Sesampainya di lokasi, kata Hengki, pegawai koperasi simpan pinjam dan mediator langsung mencium bau tidak sedap dan mencurigakan.
"Saat ditanya, Budyanto menjawab bahwa got lupa dibersihkan," ucap Hengki.
Mereka kemudian masuk ke dalam rumah untuk bertemu dengan Margaretha selaku pemilik sertifikat rumah. Keduanya pun bertanya soal keberadaan Margaretha dan dijawab oleh anaknya, Dian, bahwa yang bersangkutan sedang tidur di dalam kamar.
"Diantar masuk ke dalam kamar begitu pintu kamar dibuka menyeruak bau lebih busuk lagi. Dian (anak Margaretha) bilang si ibu sedang tidur dan minta lampu jangan dihidupkan karena ibu saya sensitif terhadap cahaya kata Dian," tutur Hengki.
Hengki mengatakan, pegawai koperasi itu pun curiga lantaran Margaretha tak kunjung bangun meski telah dipanggil. Tanpa sepengetahuan Dian, petugas koperasi itu lalu menyalakan flash handphone-nya dan melihat kondisi Margaretha sudah menjadi mayat. Sontak, petugas koperasi itu berteriak takbir.
"Pada saat dibangunkan untuk mengecek sertifikat rumah ini, dipegang-pegang ini agak curiga, tanpa sepengetahuan Dian, pegawai koperasi simpan pinjam ini menghidupkan flash HP-nya, begitu dilihat langsung yang bersangkutan (pegawai koperasi) teriak takbir, allahuakbar, ini sudah mayat di tanggal 13 Mei," kata Hengki.
Dian lalu menjawab bahwa ibunya masih hidup dan mengaku masih memberikan susu dan menyisir rambut ibunya setiap hari.
"Pada saat di dalam kamar, pegawai koperasi simpan pinjam ini menyatakan bahwa ini sudah menjadi mayat, jawaban daripada Dian 'ibu saya ini masih hidup, tiap hari masih saya berikan minum susu kemudian sambil menyisir dan rambutnya rontok semuanya," ucapnya.
Bersama rekannya, petugas itu lalu keluar dari rumah tersebut dan membatalkan proses penggadaian.
"Langsung keluar yang bersangkutan tidak ingin lagi melanjutkan proses gadai pinjam uang ini, langsung mengajak dua saksi lain segera keluar," ujar Hengki.
Namun, Budyanto langsung mengejarnya dan memi agar saksi tak melaporkan apa yang sudah dilihatnya kepada siapa pun.
"(Budyanto menyampaikan) tolong jangan sampai dilaporkan ke polisi, jangan sampai dilaporkan ke pihak RT ataupun warga sini tolong, dan ternyata memang tidak dilaporkan," ucap Hengki.
Hengki mengaku menyesalkan keputusan yang diambil oleh saksi dengan tidak melaporkan soal jasad di dalam rumah tersebut. Alhasil, kematian satu keluarga itu baru diketahui berbulan-bulan kemudian.
"Ini yang kami sesalkan seharusnya kita semua sebagai masyarakat tidak boleh permisif," ujarnya.
Polisi mengakui kasus penemuan mayat sekeluarga di Kalideres tersebut merupakan kasus yang rumit. Sudah lebih dari sepekan pasca-penemuan, polisi hingga kini belum mengetahui penyebab kematian korban.
Dari hasil penyelidikan sementara, polisi menyatakan bahwa penyebab meninggalnya keempat orang itu bukan karena kelaparan.
Sebelumnya, satu keluarga yang terdiri dari empat orang ditemukan tewas di Perumahan Citra Garden, Kalideres, Jakarta Barat pada Kamis (10/11/2022) petang. Adapun identitas para korban yakni, Margaretha (68), Budyanto (68), Rudiyanto Gunawan (71), dan Dian (42).
Editor: -