PARBOABOA, Sumut - Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri melakukan operasi penangkapan terhadap sejumlah tersangka teroris di 3 wilayah di Tanah Air, yaitu di Sumut, Aceh, dan Riau pada bulan Juli 2022 ini.
Karo Divisi Humas Brigjen Polri Ahmad Ramadhan menginformasikan, tim Densus 88 telah mengamankan 3 orang tersangka teroris di Sumatera Utara, ditambah lagi dengan penangkapan seorang tersangka teroris di wilayah Riau.
“Iya benar, penangkapan di Riau dan Sumatera Utara,” ujar Ramadhan dalam keterangannya, Senin, (25/7).
Namun Ramadhan tidak menjelaskan mengenai tanggal, lokasi, hingga identitas keempat tersangka yang ditangkap tersebut.
Tak hanya di Riau dan Sumut, Densus 88 juga dikabarkan telah berhasil meringkus 13 orang tersangka teroris di wilayah Aceh. Dimana 11 orang diantaranya tergabung dengan kelompok Jamaah Islamiah (JI), yaitu ES, RU, DN, JU, SY, MF, RS, FE, SU, AKJ, dan MH. Para tersangka ini mempunyai peran yang berbeda-beda.
Dikutip dari Liputan6.com, berikut adalah peran lengkap ke-11 tersangka:
1. ES, merupakan bagian kelompok JI pada bidang ADIRA (Akademi Pendidikan dan Pengkaderan) telah mengikuti pelatihan menembak sebagai persiapan pelaksanaan pengembangan kemampuan anggota JI dalam berperang. Tersangka juga pernah menjadikan rumahnya sebagai fasilitas kelompok JI dalam pelatihan weapon training pada tahun 2018, dan juga memilika 1 (satu) pucuk senjata PCP.
2. RU, merupakan bagian kelompok JI pada bidang ADIRA telah mengikuti pelatihan menembak sebagai persiapan pelaksanaan pengembangan kemampuan anggota JI dalam berperang. Selain itu tersangka juga merupakan bagian dari Yayasan Madina yang merupakan salah satu Yayasan amal yang sengaja dibentuk JI sebagai sumber pendanaan JI.
3. DN, merupakan bagian kelompok JI pada bidang Dakwah (T1) berperan memberikan motivasi kepada anggota kelompok JI dalam menjalankan visi misi kelompok JI.
4. JU, merupakan bagian kelompok JI pada bidang FKPP, pernah mengikuti kegiatan Turba (turun kebawah/terjun langsung) dalam acara sosialisasi visi misi JI berdasarkan Strataji yang dibentuk oleh amir JI Parawijayanto.
5. SY, merupakan bagian kelompok JI pada bidang ADIRA telah mengikuti pelatihan fisik sebagai persiapan pelaksanaan pengembangan kemampuan anggota JI dalam berperang.
6. MF, merupakan bagian kelompok JI pada bidang ADIRA telah mengikuti pelatihan menembak sebagai persiapan pelaksanaan pengembangan kemampuan anggota JI dalam berperang, tersangka juga merupakan bagian dari bidang FKPP, pernah mengikuti kegiatan Turba (turun kebawah/terjun langsung) dalam acara sosialisasi visi misi JI berdasarkan Strataji yang dibentuk oleh amir JI Parawijayanto.
7. RS, merupakan bagian kelomp JI pada Korda Aceh, mengikuti berbagai kegiatan operasi JI salah satunya beberapa kegiatan Weapon Training (WT) di Aceh.
8. FE, merupakan bagian kelompok JI pada bidang ADIRA telah mengikuti pelatihan menembak sebagai persiapan pelaksanaan pengembangan kemampuan anggota JI dalam berperang,
9. SU, merupakan bendahara DIKLAT sampai terakhir sebagai bendahara PKP perubahan dari nama DIKLAT pada tahun 2020, tersangka juga merupakan instruktur pada pelatihan fisik di sasana Cakrabuana yang merupakan tempat pengembangan kemampuan para anggota JI.
10. AKJ, merupakan bagian kelompok JI yang berperan sebagai QOID Komando Wilayah Sumbagut, tersangka juga pernah menyalurkan dana dari bidang Dakwah (T1) JI yang digunakan untuk operasional kelompok JI.
11. MH, tersangka merupakan bagian kelompok JI pada bidang Dakwah (T1) JI, dan juga merupakan pengurus salah satu yayasan amal milik JI yang merupakan salah satu sumber pendapatan dana JI.
Adapun dua tersangka dari jaringan Jamaah Ansharut Daulahyang ditangkap, yaitu RI dan MA.
1. Tersangka RI berperan sebagai fasilitator para anggota JAD Medan yang melakukan tindak pidana bom bunuh diri di Polrestabes Medan pada 2019.
2. MA, tersangka selaku anggota kelompok JAD berperan menampung dan memfasilitasi kelompok pelaku Rabbial Muslim Nasution (MD) yang merupakan pelaku bom Polresta Medan 2019. Tersangka juga pernah mengikuti idad sebagai persiapan melakukan tindak pidana terorisme.
Sementara itu, peran keempat tersangka lain yang ditangkap di Sumut dan Riau masih belum terungkap.