Waspada! Gunung Ili Lewotolok Kembali Erupsi, Lontarkan Abu Setinggi 750 Meter

Potret Gunung Ili Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang tengah mengalami erupsi pada Senin (27/03/2023). (Foto: Twitter/PVMBG_)

PARBOABOA, Jakarta - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan kembali terjadi aktivitas vulkanik erupsi di Gunung Ili Lewotolok, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang berupa lontaran abu setinggi 750 meter di atas puncak gunung atau 2.173 meter di atas permukaan laut pada Senin (27/03/2023).

Adapun erupsi terjadi pada pukul 08.45 WITA dengan amplitudo maksimum 13.1 mm, dan durasi sementara lebih kurang 32 detik, serta kolom abu yang berwarna abu hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat dan barat laut.

“Terjadi erupsi G. Ili Lewotolok pada hari Senin, 27 Maret 2023, pukul 08:45 WITA. Tinggi kolom letusan teramati ± 750 m di atas puncak (± 2173 m di atas permukaan laut),” kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Ili Lewotolok, Stanislaus Ara Kian dalam keterangan tertulis, Senin (27/03/2023) dilansir magma.esdm.go.id.

“Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat dan barat laut. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 13.1 mm dan durasi 32 detik,” sambungnya.

Pihak PVMBG kemudian merekomendasikan masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius 2 kilometer dari pusat aktivitas Gunung Ili Lewotolok.

Kemudian, warga Desa Lamawolo, Desa Lamatokan, dan Desa Jontona diimbau untuk waspada terhadap potensi ancaman bahaya dari guguran atau longsoran lava dan awan panas dari bagian timur puncak kawah gunung.

Pada periode pengamatan Minggu (26/03/2023) pukul 00.00-24.00 WITA, gunung tersebut telah mengalami 57 kali erupsi dengan lontaran abu setinggi 300 hingga 700 meter yang disertai suara gemuruh.

"Erupsi disertai gemuruh lemah hingga kuat," kata Petugas Pos Pemantau Gunung Api (PGA) Ili Lewotolok, Yeremias Kristianto Pugel dalam keterangannya, Senin (27/03/2023).

Oleh karenanya, tanislaus merekomendasikan agar masyarakat menggunakan masker guna menghindari gangguan pernapasan (ISPA) yang disebabkan oleh abu vulkanik Gunung Api Ili Lewotolok.

“Untuk menghindari gangguan pernapasan (ISPA) maupun gangguan kesehatan Iainnya yang disebabkan oleh abu vulkanik maka masyarakat yang berada di sekitar G. Ili Lewotolok dapat menggunakan masker pelindung mulut dan hidung serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit,” tuturnya.

Lalu, untuk warga yang tinggal di sekitar lembah atau aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Ili Lewotolok untuk berhati-hati terhadap potensi ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan.

Editor: Maesa
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS