Siswa Tertimpa Atap Bangunan Sekolah di Gunungkidul Akhirnya Meninggal Dunia

Atap Bangunan SD Muhammadiyah di Gunungkidul Runtuh. (Foto: Istimewa)

PARBOABOA, Jakarta - Setelah sempat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wonosari, siswa yang tertimpa atap bangunan sekolah di Gunungkidul, Fauzi Ajitama (12) nyawanya tidak dapat tertolong.

Kepala RSUD Wonosari Heru Sulistyowati membenarkan kejadian itu. Ia menuturkan bahwa korban menghembuskan nafas terakhirnya sekitar pukul 21.00 WIB.

"Betul (korban tertimpa runtuhnya atap sekolah) meninggal sekitar pukul 21.00 WIB. Jenazah sudah di rumah duka," kata Heru Selasa (8/11) malam.

Kabag TU Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) RSUD Wonosari Sumartana mengatakan bahwa korban meninggal mengalami luka di kepala pada bagian belakang.

"Yang masuk ICU itu laki-laki. Hasil rontgen korban mengalami luka pada bagian belakang (kepala)," kata Sumartana pada wartawan.

Saat ini jenazah telah disemayamkan di rumah duka Dusun Sumberejo, Kalurahan Ngawu, Kapanewon Playen.

Diberitakan sebelumnya, atap bangunan Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah Bogor yang berada di Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul, DIY, runtuh pada Selasa (8/11) sekitar pukul 07.00 WIB dan menyebabkan 11 siswa terluka dan 1 meninggal dunia.

Kepala SD Muhammadiyah Bogor Indah Haryani mengatakan 11 korban selamat sudah dipulangkan dari tempat perawatan dan kembali bersama orang tuanya.

"Untuk korban 11 murid kami sudah pulang semuanya, sehat dan kembali ke orang tua," ucapnya.

Indah menjelaskan, peristiwa terjadi saat 20 siswa tengah mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM). Namun, sekitar pukul 07.30 WIB atap bangunan yang sedang digunakan ambruk hingga melukai 12 siswanya dan 1 diantaranya meninggal dunia.

Indah mengatakan, pihaknya memprioritaskan penenangan mental terlebih dahulu terhadap anak didiknya setelah peristiwa yang terjadi. Mengenai KBM pihaknya akan berdiskusi dengan pihak terkait termasuk paguyuban orang tua siswa.

"Kita istilahnya ada penenangan dulu dari anak-anak kami. Itu (KBM) nanti kami diskusikan ulang di ranah komite dan paguyuban orangtua," pungkasnya.

Editor: -
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS