PARBOABOA, Jakarta – Komunitas Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) mengumumkan bahwa tema politik menjadi penyumbang kasus hoaks terbanyak di Indonesia sepanjang 2022.
Menurut Presidium Litbang Mafindo, Loina Perangin-angin, dari total 1.698 kasus hoaks yang berhasil diidentifikasi, sebanyak 549 atau 32,3 persen di antaranya terkait dengan tema politik. Sedangkan kasus hoaks yang terkait dengan tema kesehatan berjumlah 242 atau 14,3 persen.
“Secara keseluruhan kita lihat tema politik mendominasi dengan jumlah 549 temuan (32,3%) sedangkan tema kesehatan sebanyak 242 hoaks (14,3%),” ujarnya, Rabu (3/5/2023).
Jika dibandingkan pada 2021 lalu, kata Loina, telah terjadi tren perubahan, dimana tema kesehatan mendominasi dengan jumlah 467 atau 24,7 persen dari total 1.888 temuan kasus hoaks. Sedangkan tema politik menyumbang sebanyak 428 atau 22,7 persen.
Loina menambahkan, hoaks sepanjang tahun 2022 didominasi oleh ‘Konten yang Menyesatkan’ dengan jumlah 680 atau 40 persen, kemudian diikuti oleh ‘Konten yang Salah’ dengan jumlah 345 atau 20,3 persen.
“Keduanya merupakan tipe mis/disinformasi dengan unsur pengelabuan yang kuat. Ini indikasi bahwa hoaks tahun 2022 sebagian besar didesain dengan sengaja untuk memanipulasi pembacanya,” tuturnya.
Sementara itu, berdasarkan data Mafindo, untuk penyebaran hoaks tersebut, Facebook menduduki posisi pertama sebagai media penyebaran hoaks 2022 terbanyak dengan 627 temuan atau 36,9 persen, kemudian disusul Twitter dengan 416 temuan dan WhatApp dengan 226 temuan.