PARBOABOA, Malaysia - Pemerintah Malaysia mengumunkan akan melegalkan penggunaan produk obat yang mengandung ganja untuk keperluan medis, namun harus sesuai dengan aturan hukum yang diberlakukan.
Menteri Kesehatan Malaysia, Khairy Jamaluddin mengatakan Undang Undang yang saat ini berlaku, yakni: Undang-Undang Obat Berbahaya 1952, Undang-Undang Soal Racun 1952, dan Undang-Undang Penjualan Narkoba 1952 tidak melarang penggunaan ganja untuk tujuan pengobatan.
Namun sebagai syarat penggunaan, obat-obatan yang mengandung ganja harus didaftarkan ke Drug Control Authority (DCA), sebagai langkah pengawasan.
"Importir juga harus memiliki lisensi dan izin impor di bawah Peraturan Pengawasan Obat dan Kosmetik, Undang-Undang Soal Racun, dan Undang-Undang Obat Berbahaya," kata Khairy, dikutip dari Channel NewsAsia, Selasa (16/11).
Selain itu, untuk Khairy mengungkapkan berbagai syarat lain untuk penjualan eceran obat mengandung ganja, diantaranya resep harus dikeluarkan oleh aopteker yang terdaftar dengan lisensi Tipe A.
"Penjualan atau pengadaan eceran ganja untuk perawatan medis bagi pasien tertentu harus dilakukan oleh seorang praktisi medis terdaftar di bawah Medical Act 1971 atau apoteker terdaftar dengan lisensi Tipe A untuk individu tertentu berdasarkan resep yang dikeluarkan oleh praktisi medis terdaftar," papar Khairy menambahkan.
Khairy mengatakan setiap pihak yang memiliki bukti yang cukup untuk menggunakan ganja untuk tujuan pengobatan apa pun dapat mengajukan izin produk ke DCA.
Pernyataan ini dikeluarkan oleh Menteri Kesehatan Malaysia itu sebagai jawaban atas pertanyaan yang dikeluarkan anggota parlemen Muar Syed Saddiq Syed Abdul Rahman. Muar Saddiq sebelumnya bertanya tentang sikap Malaysia tentang penggunaan ganja untuk medis sebagai alternatif pengobatan untuk pasien, seperti yang telah ditetapkan di berbagai negara di dunia.
Melalui Twitter, Syed Saddiq mengatakan bahwa dia "sangat terkesan" dengan jawaban yang diberikan oleh Khairy dan timnya di kementerian.
