Ketegangan di Tambang Emas Ketapang, 26 WN China Diamankan Usai Penyerangan terhadap Prajurit TNI

Kantor Imigrasi Ketapang telah mengamankan 15 Warga Negara Asing (WNA) asal China yang diduga menyerang 5 personel TNI dan satu warga sipil di Kecamatan Tumbang Titi, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, Selasa (16/12/2025). (Foto: DOK WARGA)

PARBOABOA, Jakarta – Insiden serius yang terjadi di kawasan pertambangan emas milik PT Sultan Rafli Mandiri (PT SRM), Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, kini memasuki babak baru.

Direktorat Jenderal Imigrasi (Ditjen Imigrasi) mengamankan 26 orang Warga Negara Asing (WNA) asal China menyusul penyerangan terhadap lima anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang terjadi pada Minggu (14/12/2025).

Penindakan tersebut disampaikan langsung oleh Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Imigrasi, Yuldi Yusman. Ia menjelaskan bahwa puluhan WNA tersebut saat ini berada dalam pengamanan Kantor Imigrasi Ketapang.

“Jumlahnya 26 WNA yang sementara ini diamankan di Kantor Imigrasi Ketapang,” kata Yuldi Yusman di Kantor Kementerian Imigrasi, Jakarta Selatan, Selasa (16/12/2025).

Yuldi menuturkan, proses pemeriksaan masih terus berjalan, khususnya terkait kelengkapan dan keabsahan dokumen keimigrasian para WNA yang diamankan.

Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari prosedur awal untuk memastikan status hukum mereka di wilayah Indonesia.

Di sisi lain, aspek pidana dari insiden tersebut tidak hanya berhenti pada ranah keimigrasian.

Dugaan perusakan dan penyerangan yang melibatkan WNA asing itu kini tengah didalami oleh aparat kepolisian di Kalimantan Barat.

“Sedangkan dengan kegiatan pengerusakan yang dilakukan oleh WNA tersebut akan dilakukan pendalaman oleh pihak Polda. Dalam hal ini mungkin oleh Polres,” ujar Yuldi.

Lebih lanjut, Yuldi mengungkapkan bahwa jumlah WNA yang diamankan masih berpotensi bertambah.

Berdasarkan data awal, terdapat total 34 WNA yang berada di kawasan pertambangan emas tersebut saat insiden terjadi.

“Karena totalnya sebetulnya yang ada di sana itu ada 34 orang. Tapi, pada saat diamankan, ada 2 yang izin ke Pontianak karena ingin melakukan perpanjangan terkait visa-nya, kemudian ada satu yang sakit dan berobat,” jelasnya.

Untuk memastikan penanganan berjalan terpadu, pihak Imigrasi terus menjalin koordinasi lintas instansi.

Kerja sama dilakukan dengan Komando Distrik Militer (Kodim) Ketapang serta Kepolisian Resor (Polres) Ketapang.

“Saat ini, kami dari pusat sudah turun, tentunya dengan dibantu oleh Imigrasi kami yang ada di Ketapang. Sudah langsung berkoordinasi dan sudah mengamankan juga dengan dibantu oleh pihak Kodim,” ucap Yuldi.

Insiden penyerangan itu sendiri terjadi pada Minggu (14/12/2025) sekitar pukul 15.40 WIB.

Sebelumnya diberitakan, sebanyak 15 WNA asal China diduga terlibat langsung dalam aksi penyerangan di area tambang emas PT SRM.

Peristiwa tersebut mengakibatkan lima anggota TNI menjadi korban penyerangan, serta menyebabkan dua unit kendaraan perusahaan mengalami kerusakan berat.

Kapolres Ketapang, AKBP Muhammad Harris, menyampaikan bahwa pihak kepolisian masih melakukan klarifikasi mendalam dengan berbagai pihak terkait untuk mengungkap secara utuh kronologi dan motif kejadian.

“Sementara kami masih melakukan proses klarifikasi dengan pihak-pihak terkait. Selain itu, kami juga berkoordinasi dengan pihak Imigrasi untuk menindaklanjuti pendataan terhadap WNA yang diduga melakukan penyerangan,” ujar Harris, Senin (15/12/2025).

Ia menambahkan bahwa jajaran Polsek Tumbang Titi telah mengambil langkah awal dengan mendatangi lokasi kejadian dan mengamankan situasi.

Hingga saat ini, tidak ditemukan adanya korban jiwa, dan kondisi di sekitar area tambang dilaporkan dalam keadaan kondusif.

Editor: Norben Syukur
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS