PARBOABOA, Jakarta - Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI Prof Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan jika saat ini kasus Covid-19 didominasi oleh varian Omicron. Dan belum lama ini muncul subvarian Omicron terbaru yang disebut XBB.
Adanya varian terbaru Covid-19 tersebut, akhirnya produsen vaksin juga kemudian melakukan perkembangan dengan memproduksi vaksin bivalen yang dinilai efektif hadang serangan XBB.
“Karena itu berbagai produsen vaksin kini mulai memodifikasi vaksinnya dan beberapa negara juga akan mulai menggunakan jenis vaksin terbaru yang disebut bivalen,” ujar Tjandra seperti dikutip dalam keterangan tertulis, Senin (17/10/2022).
Adapun salah satu negara yang sudah menyediakan vaksin jenis terbaru ini adalah Inggris. Merek awal yang akan digunakan di negara ini adalah vaksin baru dari Moderna. Vaksin baru ini disebut dapat memberi pencegahan dan menimbulkan respons imun pada Omicron (BA.1) dan juga strain original tahun 2020 yang lalu.
Bahkan pada analisis ilmiah mendalam, vaksin ini juga dapat menghasilkan imun respons pada Omicron sub-variants BA.4 and BA.5.
Dalam setiap dosis vaksin bivalen yang bernama Spikevax bivalent Original/Omicron, setengah dosisnya (25 mikrogram) menargetkan untuk virus Covid-19 tahun 2020. Kemudian, setengah dosis lainnya (25 microgram) untuk menangani varian Omicron XBB.
Sudah Disetujui
Vaksin terbaru ini sudah disetujui oleh Medicines and Healthcare products Regulatory Agency (MHRA) pada 15 Agustus 2022.
Selain itu, vaksin bivalen ini disetujui untuk digunakan sebagai booster pada dewasa 18 tahun ke atas, sejalan dengan bukti ilmiah keamanan, mutu dan efektifitasnya.
Dalam hal monitoring keamanan, maka vaksin terbaru ini efek sampingnya kurang lebih sama dengan vaksin Moderna yang sudah ada sebelumnya. Biasanya, efek samping ringan dan pulih sendiri serta tidak ada efek samping yang berat.
Efektif Hadang Subvarian XBB
Data praklinik dari produsennya menunjukkan bahwa booster dengan vaksin terbaru “Pfizer and BioNTech's Omicron BA.4/BA.5-adapted bivalent vaccine” ini menghasilkan respons antibodi netralisasi yang cukup kuat terhadap Omicron BA.1, BA.2 dan BA.4/BA.5. Serta varian awal Covid-19 yang sudah ada sejak awal pandemi.
Kasus Covid-19 subvarian XBB sudah ada di Singapura. Bahkan 54 persen dari kasus baru yang ada di negara tersebut disebabkan oleh XBB.
Dalam hal ini, direktur eksekutif di laboratorium penyakit menular A*STAR Profesor Lisa Ng, juga mengatakan bahwa suntikan bivalen akan lebih efektif daripada vaksin asli dalam memicu respons kekebalan terhadap varian Covid-19 yang lebih baru.
“Alih-alih hanya menargetkan virus Covid-19 asli, versi vaksin yang diperbarui juga menargetkan varian Omicron. Oleh karena itu, ini akan memberikan perlindungan yang lebih baik terhadap varian Covid-19 yang lebih baru. Terbukti aman dan efektif,” kata Lisa Ng dikutip dari Channel News Asia, Senin (17/10/2022).