PARBOABOA - Tahukah kamu bahwa umat muslim wajib mempunyai pondasi kuat dalam keimanan agar bisa mencapai kesuksesan dunia dan akhirat?
Pondasi ini dikenal sebagai tauhid, kenapa hal tersebut diwajibkan? Sebab perannya seperti landasan dalam membentuk karakter seseorang terhadap keesaan sang pencipta Allah SWT.
Dikutip dari buku berjudul Hakikat Ilmu Tauhid, karya Dr. H. Abd. Rahman, S.Pd.I., M. Ag bahwasannya tauhid adalah suatu kepercayaan bahwa Allah bersifat Esa dan hanya satu.
Keyakinan akan keesaan Allah, merupakan inti dari ajaran Islam. Hal ini menekankan bahwa tidak ada yang patut disembah selain Allah, yang menciptakan segala sesuatu dan memiliki kendali mutlak atas alam semesta.
Untuk itu, mengukuhkan keimanan melalui landasan ini bukan hanya tentang praktik beragama semata, melainkan juga memiliki implikasi yang mendalam dalam membangun kepercayaan diri dan hubungan dengan sesama.
Konsepnya mengajarkan pentingnya menjaga hubungan dengan sesama makhluk Allah, menciptakan lingkungan yang penuh kasih sayang, ketentraman dan selalu rukun.
Selain itu, mengukuhkan keimanan melalui keyakinan ini juga membantu seseorang mengatasi tantangan hidup dengan lebih baik. Keyakinan bahwa Allah senantiasa hadir untuk memberikan bantuan dan solusi dalam segala situasi dapat memberikan ketenangan pikiran.
Lantas sebenarnya, apa itu tauhid dan bagaimana menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari terutama pekerjaan? Apabila kamu belum memahaminya, tak perlu risau.
Dalam artikel Parboaboa ini, akan kami ulas secara detail. Yuk, simak penjelasannya hingga akhir.
Pengertian Tauhid
Pengertian tauhid menurut Al Quran mengandung makna Esa atau penegasan terhadap kesatuan atau keesaan. Dalam konteks ajaran Islam, tauhid adalah suatu keyakinan akan kesatuan Allah SWT.
Sebagai pencipta, pemelihara, dan pengatur segala hal di alam semesta. Keyakinan ini secara spesifik dikenal sebagai Rubūbiyyah dalam ajaran tauhid. Implikasi dari tauhid adalah bahwa ibadah hanya boleh diarahkan kepada Allah SWT.
Dengan kata lain, hanya Allah yang layak disembah. Konsep ini dikenal sebagai Ulūhiyyah. Kedua aspek penting dalam landasan keyakinan yaitu Rubūbiyyah dan Ulūhiyyah, harus menjadi pegangan dari kehidupan kita.
Mereka akan membimbing kita dalam menghadapi berbagai situasi, baik saat mengalami kenikmatan atau dalam menghadapi cobaan yang menyedihkan.
Pengertian Tauhid Menurut Pakar
Berdasarkan buku Teologi Islam Ilmu Tauhid, yang ditulis oleh Drs. Hadis Purba dan Drs. Salamuddin, dapat ditemukan beberapa pengertian telah diuraikan oleh berbagai pakar antara lain:
Menurut Syaikh Muhammad Abduh (1926:4), ia mengemukakan bahwa "Ilmu tauhid adalah cabang ilmu yang mendalami tentang keberadaan Allah, termasuk sifat-sifat yang harus diikuti kepada-Nya, sifat-sifat yang mutlak tidak bisa dihubungkan kepada-Nya.
Ini juga meliputi studi tentang para rasul dan penerimaan sepenuh hati terhadap panggilan mereka, termasuk sifat-sifat yang bisa dikaitkan pada mereka, dan segala hal yang tidak benar untuk dihubungkan kepada mereka."
Husain Affandi al-Jisr memahami bahwa "Ilmu tauhid adalah cabang ilmu yang membahas segala aspek dalam keyakinan agama, didukung oleh argumentasi yang menguatkan keyakinan tersebut."
Ibnu Khaldun menyatakan bahwa “Pemahaman tentang keyakinan melibatkan penggunaan dalil-dalil yang memperkuat keyakinan iman melalui argumentasi rasional. Selain itu, juga digunakan untuk membenarkan pandangan-pandangan baru yang menyimpang dari pandangan awal dan tradisi salaf serta ahlus sunnah."
M.T. Thair Abdul Muin mengemukakan bahwa "Landasan keyakinan ini salah satu studi yang mendalam dan analitis mengenai aspek-aspek yang mutlak, mustahil, dan diperbolehkan bagi Allah dan rasul-rasul-Nya. Ini juga mencakup penggunaan syahadat tauhid yang bisa dipahami oleh akal manusia untuk mendukung keberadaan dari Sang Pencipta."
Macam-macam Tauhid
Berdasarkan pengertian tauhid di atas, kita dapat mengidentifikasi tiga macam macam, yakni:
1. Rububiyyah
موØدون الله ÙÙŠ Ø£Ùعاله
"Pemahaman akan kesatuan tindakan Allah yang unik." Ini mengindikasikan keyakinan bahwa hanya Allah yang memiliki kapasitas istimewa dalam menjalankan tindakan-tindakan unik-Nya, seperti menciptakan makhluk, mengatur segala hal, memberikan rezeki, memberikan manfaat, mendatangkan ujian atau keburukan, menghidupkan, mengambil nyawa, dan aspek lain yang merupakan hak prerogatif Allah.
2. Uluhiyyah
موØدون الله ÙÙŠ العبادة له
Artinya: "Penguatan dalam keesaan Allah dalam pelaksanaan ibadah kepada-Nya." Ini merujuk pada keyakinan bahwa hanya Allah yang layak untuk dipuja dan tidak boleh ada penyembahan terhadap entitas lain, terutama dalam bentuk ibadah fisik maupun batiniah, baik itu melalui perkataan atau tindakan.
3. Tauhidul Asma' was Shifat
موØدون الله ÙÙŠ أسمائه وصÙاته
Artinya: "Pengakuan atas kesatuan Allah dalam nama-nama-Nya yang indah dan sifat-sifat-Nya yang agung, sebagaimana yang terungkap dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah, serta iman terhadap makna dan hukum yang terkandung di dalamnya." Ini berarti meyakini bahwa hanya Allah yang memiliki nama-nama yang sempurna dan sifat-sifat yang tinggi, yang berasal dari Al-Qur'an dan As-Sunnah, dan juga meyakini makna dan hukum yang terkandung di dalamnya. Tidak ada yang berhak menyandang nama dan sifat tersebut selain Allah.
Keterkaitan Antara Tiga Macam Tauhid
Hubungan Antara Rububiyyah dan Uluhiyyaha adalah:
Pertama
توØيد الربوبية مستلزم لتوØيد الألوهية
Artinya: Mengakui Kesatuan Allah dalam rububiyyah-Nya mendorong pengakuan terhadap-Nya dalam uluhiyyah-Nya.
Seseorang yang meyakini kesatuan Allah dalam rububiyyah-Nya, yakni percaya bahwa Allah adalah Yang Esa dalam penciptaan, pengaturan, pemberian rezeki, memberikan manfaat, serta menimpakan cobaan atau keburukan, menghidupkan dan mematikan, dan aspek-aspek lain yang menjadi hak prerogatif-Nya, maka keyakinan itu secara alami akan membawa kepada pengagungan-Nya dalam ibadah. Dalam hal ini, ia meyakini bahwa hanya Allah yang mampu menciptakan makhluk, mengatur segala hal, memberi rezeki, dan makna-makna rububiyyah semacam itu hanya layak dan harus disembah. Tidak ada entitas selain-Nya yang berhak dan pantas untuk disembah.
Kedua
توØيد الألوهية متضمن لتوØيد الربوبية
Artinya: Pengakuan Kesatuan Allah dalam uluhiyyah-Nya mencakup pengesahan-Nya dalam rububiyyah-Nya.
Setiap individu yang bersifat monoteistik dalam ibadah dan menjauhi syirik, tentunya memiliki keyakinan bahwa hanya Allah-lah satu-satunya Yang menciptakan dan memiliki alam semesta, mengatur, dan memberi rezeki kepada ciptaan-Nya. Ini mengimplikasikan keyakinan bahwa hanya Allah yang berhak disembah dan bahwa hanya Dia yang Esa dalam rububiyyah-Nya, tanpa ada sekutu,
Keterkaitan Tauhidul Asma' was Shifat dengan Lainnya
توØيد الأسماء والصÙات شامل للنوعين
Artinya: Pengesahan Kesatuan Nama dan Sifat Allah merangkul kedua bentuk keyakinan yang lainnya (Uluhiyyah sekaligus).
Dalam sifat Allah terkandung dimensi yang menunjukkan kepada uluhiyyah-Nya, seperti nama "Allah," "Al-Ghafur," "At-Tawwab," dan ada pula yang menegaskan rububiyyah Allah, seperti "Al-Khaliq," "Ar-Razzaq," dan lain-lain. Wallahu a'lam.
Urgensi Tauhid
Pentingnya konsep tersebut sebagai prinsip utama yang sangat krusial dalam pandangan Islam, karena hanya melalui inilah seseorang akan diberi jalan menuju kehidupan yang bermakna dan kebahagiaan hakiki di akhirat. Melalui kepercayaan ini, kita meyakini bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan yang berhak disembah.
Selain itu, inti dari keyakinan ahlussunnah wal jamaah. Dalam hal ini, pentingnya landasan Islam menuntut individu untuk senantiasa percaya dan mengakui bahwa hanya Allah SWT yang ada, sebagai Pencipta Maha Kuasa, Pengatur Alam Semesta, dan satu-satunya yang patut disembah, tanpa ada sekutu bagi-Nya (Yunahar, 2004:11).
Bagian ini harus diterima dengan pemahaman yang utuh, sehingga maknanya yang pada saat yang sama memuat klasifikasi berbagai jenisnya, dapat diimplementasikan ke dalam kehidupan sosial sehari-hari. Urgensi pada konteks ini mencakup dua aspek penting sebagai berikut:
- Memahami konsep landasan secara teoritis berdasarkan dalil-dalil yang terdapat dalam Al-Qur'an, sunnah, dan akal sehat.
- Menerapkan prinsip dalam kehidupan sehari-hari, sehingga konsep ini menjadi suatu fenomena yang nyata dalam kehidupan manusia, dengan semua konsekuensinya.
Dalil Tauhid
Surah Al Kahfi, Ayat 110 berbunyi:
Ù‚Ùلْ اÙنَّمَآ Ø§ÙŽÙ†ÙŽØ§Û Ø¨ÙŽØ´ÙŽØ±ÙŒ مّÙثْلÙÙƒÙمْ ÙŠÙوْØٰٓى اÙلَيَّ اَنَّمَآ اÙلٰهÙÙƒÙمْ اÙلٰهٌ وَّاØÙدٌۚ Ùَمَنْ كَانَ يَرْجÙوْا Ù„Ùقَاۤءَ رَبّÙهٖ Ùَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالÙØًا وَّلَا ÙŠÙشْرÙكْ بÙعÙبَادَة٠رَبّÙهٖٓ اَØَدًا ࣖ ١١Ù
Artinya: "Sampaikanlah (Nabi Muhammad), 'Sesungguhnya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, yang diberi wahyu bahwa Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa.' Barangsiapa yang berharap untuk bertemu dengan Tuhannya, hendaklah ia mengamalkan perbuatan baik dan tidak mempersekutukan siapapun dalam beribadah kepada-Nya."
Surah Al Baqarah, Ayat 163, berbunyi:
وَاÙلٰهÙÙƒÙمْ اÙلٰهٌ وَّاØÙدٌۚ لَآاÙلٰهَ اÙلَّا Ù‡ÙÙˆÙŽ الرَّØْمٰن٠الرَّØÙيْم٠ࣖ ١٦٣
Artinya: "Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa. Tidak ada ilah selain-Nya, Yang Maha Pengasih, lagi Maha Penyayang."
Contoh Tauhid
- Mempercayai kemampuan Allah dalam menciptakan: Memiliki keyakinan terhadap kekuasaan Allah dalam melakukan proses penciptaan, mencakup segala hal dari awal hingga akhir.
- Keyakinan akan peran Allah dalam mengatur segalanya: Percaya sepenuhnya bahwa Allah memiliki peran yang tak tergantikan dalam mengatur segala aspek kehidupan di dunia ini.
- Beriman kepada Allah sebagai pemberi rezeki: Iman teguh pada Allah sebagai sumber utama yang memberikan rezeki kepada semua makhluk-Nya sesuai dengan kebijaksanaan-Nya.
Jadi, gimana dengan penjelasan di atas? Apakah kamu ingin memperkuat pondasi keimanan dan membangun kepercayaan diri yang kokoh?
Yuk, temukan lebih banyak tentang konsep tauhid dan bagaimana mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam konteks pekerjaan.
Jangan lewatkan artikel selanjutnya dari Parboaboa yang akan membahasnya secara mendalam. Mari bersama-sama menjadikan ini sebagai landasan utama untuk meraih kedamaian hidup di dunia dan akhirat. Semoga bermanfaat!