Produksi Gula Tanah Air Semakin Produktif Guna Tekan Kebutuhan Pasar

Gula

PARBOABOA, Jakarta – Saat ini, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan menggenjot pengembangan industri gula agar bisa lebih produktif dan berdaya saing sehingga bisa memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri menuju swasembada khususnya gula konsumsi nasional.

PT Sukses Mantap Sejahtera (SMS) telah melakukan aktivitas giling tebu sebanyak 130 ribu ton tahun ini. Pabrik yang berlokasi di Dompu, Nusa Tenggara Barat itu menargetkan, aktivitas giling tebunya bisa meningkat menjadi 867 ribu ton pada 2025.

Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika mengatakan produktivitas pabrik gula PT Sukses Mantap Sejahtera (SMS) dapat berkontribusi untuk memenuhi kebutuhan GKP di Indonesia timur.

Melalui Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 10 Tahun 2017 pemerintah berusaha mewujudkan tekadnya dengan memfasilitasi bahan baku untuk pembangunan industri gula.

"Kami menyadari bahwa pengembangan industri gula yang terintegrasi dengan perkebunan tebu memerlukan investasi yang cukup besar. Untuk menarik investor, perlu suatu insentif non-fiskal yang dapat memicu investor untuk berinvestasi di industri gula," kata Putu, dikutip dari Antara, Selasa (5/10).

Direktur Operasional PT SMS Izmirta Rachman menyampaikan, aktivitas perusahaan mengalami perkembangan signifikan setiap tahunnya. Misal, pada rendeman tebu, dari 2017 yang hanya 3,7 persen, kini sudah mencapai 6 persen. Jumlah protase tebu juga terus meningkat, dari 48,73 ton per hektare pada 2017, menjadi 58,84 ton per hektare pada 2021.

“Kami memiliki tantangan tersendiri membangun pabrik gula di sini, dengan kondisi tanah berpasir. Maka kami menyiasati dengan menanam tebu di saat musim penghujan supaya panennya tepat saat proses giling tebu,” ungkapnya.

Izmirta mengemukakan, saat ini masyarakat sekitar perusahaan sudah mulai antusias menanam tebu. Namun demikian, pihaknya memerlukan dukungan banyak pihak termasuk pemerintah dalam menjaga ketersediaan bahan baku dan fasilitas penunjang lainnya.

Saat ini, PT SMS membutuhkan akses pengairan, infrastruktur jalan menuju perkebunan tebu, termasuk juga moda transportasi yang sesuai dengan kontur jalannya. Selain itu, ketersediaan pupuk, penyuluh pertanian, dan fasilitasi penelitian tebu untuk terus meningkatkan produktivitas dan kualitas tebu.

GM Plantation PT SMS Syukur HK mengakui, Kemenperin bekerja keras dalam upaya pengembangan industri gula di Dompu, NTB.

“Karena awal kami ke sini sebelum pabrik beroperasi, masyarakat masih awam dengan menanam tebu. Sehingga kami terus mengedukasi dan melakukan penyuluhan secara intens tentang teknik budidaya tebu serta mengevaluasinya. Setiap tahun kami menargetkan pengembangan lahan perkebunan tebu lebih dari 1.000 hektare, karena para petani sudah merasakan manfaat ekonominya,” jelas dia.

Editor: -
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS