PARBOABOA, Jakarta - Peristiwa gempa di Cianjur pada Senin (21/11/2022) cukup menyita atensi publik. Pasalnya sampai saat ini, kejadian itu menyebabkan 268 orang meninggal dunia dan ribuan orang luka-luka. Selain itu, infrastruktur seperti rumah rusak total berjumlah 22.198 unit.
Sampai saat ini, data masyarakat yang mengungsi berjumlah 58.362 orang. Bantuan-bantuan datang berupa fasilitas kesehatan, makanan, dan pakaian. Namun, dari pantauan Parboaboa pada Selasa (22/11/2022), masih ada desa yang terdampak tetapi tidak terlalu diperhatikan.
Salah satunya di Kampung Tangkil Kaler, RT 01 RW 01, Desa Babakan Karet, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur. Tenda bantuan dari Kemensos tidak bisa menampung jumlah pengungsi. Dari data yang Parboaboa dapatkan, RT 01 dihuni oleh 80 kepala keluarga dengan jumla]h jiwa diperkirakan 350-an jiwa.
Dari penyisiran Parboaboa di lokasi-lokasi terpelosok, berdiri beberapa tenda mandiri dengan kondisi ala kadarnya.
Bermodalkan terpal tipis, tenda tersebut didirikan di depan rumah, tanah kosong, pinggir ladang, hingga di persawahan. Tampak sejumlah lansia dan anak-anak yang ada di tenda dengan kondisi kedinginan ketika malam tiba. Diketahui juga lansia dan anak-anak dalam kondisi sakit.
Berdasarkan pengakuan warga yang menghuni tenda mandiri, mereka membutuhkan tenda yang layak agar bisa terlindung dari hujan dan dinginnya angin malam.
Tampak warga yang mendirikan tenda mandiri merasa resah saat gerimis terjadi, apalagi di tenda mandiri tersebut terdapat banyak anak-anak, beberapa balita hingga bayi.
“Selain tempat tinggal, kami perlu makanan dan obat-obatan. Ini ada anak yang sakit batuk dan panas,” ucap ibu Aas salah satu warga di tenda mandiri, Selasa (22/11/2022) malam.
Tak jauh dari lokasi dekat persawahan, tampak 3 hingga 4 tenda mandiri. Warga yang bermalam di lokasi itu juga mengeluhkan hal yang serupa.
Dampak guncangan gempa yang menghancurkan sebagian rumah, membuat mereka takut untuk bermalam di dalam rumah.
Dari data yang diterima Parboaboa pada Rabu (23/11/2022) pagi, sebanyak 1.439 rumah di Desa Babakan Karet terdampak gempa, terdiri atas 351 rusak berat, 858 rusah sedang, dan 230 rusak sedang.
Dari penyisiran Parboaboa di sejumlah rumah warga, gempa tersebut benar-benar membuat isi rumah tak lagi layak untuk dihuni. Bahkan ada beberapa rumah yang roboh dan menimbun seluruh isi rumah.
Beruntung, tidak ada korban jiwa di Desa Babakan Karet. Karena pada saat peristiwa terjadi, mayoritas warga sedang berada di luar rumah.
Gempa tersebut mengakibatkan sejumlah warga mengalami luka ringan dan beberapa di antaranya adalah anak-anak, salah satunya adalah anak dari Ibu Ayi (40) yang mengalami luka ringan di bagian kepala.
Ibu Ayi mengatakan, kondisi anaknya kini sudah membaik meski sebelumnya sempat mengalami trauma dengan keadaan sekitar.
“Alhamdulillah, sekarang sudah baik. Kemarin itu sempat bingung pas kejadian (gempa). Kalau nunggu ambulan juga kan lama datangnya. Jadi, kita hentikan dulu pendarahannya, kemudian dibawa ke puskesmas. Anak saya sempat trauma gitu, nangis mulu minta digendong gamau lepas. Tapi sekarang Alhamdulillah sudah membaik, sudah sering ketawa dia,” tuturnya.
Stok Pangan Terbatas
Berdasarkan keterangan staf Desa Babakan Karet, bantuan dari pemerintah dan relawan juga masih kurang untuk stok kedepan.
Stok yang ada hanya bisa memenuhi untuk malam ini, Rabu (23/11/2022). Untuk ketersediaan pangan selanjutnya, pemerintah Desa Babakan Karet masih berkoordinasi dengan pihak terkait.