PARBOABOA - Di dalam tubuh manusia, saraf merupakan salah satu jaringan yang memiliki peranan penting dalam tubuh. Melalui sistem saraf, komunikasi antar tubuh dan otak akan berjalan lancar.
Seperti bagian tubuh lainnya, saraf juga dapat mengalami gangguan seperti saraf kejepit. Apa penyebab terjadinya saraf kejepit? Dan bagaimana gejalanya? Semua itu sudah Parboaboa rangkum dalam penjelasan berikut ini. Simak sampai habis ya!
Pengertian Saraf Kejepit
Saraf kejepit herniated nucleus pulposus (HNP) adalah kondisi dimana saraf menerima tekanan berlebih dari jaringan sekitarnya. Jaringan tersebut dapat berupa jaringan otot, tendon, tulang, serta tulang rawan.
Tekanan bisa disebabkan oleh gerakan yang dilakukan berulang-ulang untuk jangka waktu lama, contohnya posisi siku ditekuk saat tidur.
Penyebab Saraf Kejepit
Penyakit saraf kejepit tentunya tidak terjadi begitu saja. Ada beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab kemunculan penyakit ini, di antaranya:
- Terluka.
- Postur tubuh yang tidak baik dapat menambah tekanan pada tulang belakang dan saraf.
- Rematik atau arthritis pergelangan tangan.
- Stres dari pekerjaan yang berulang-ulang.
- Aktivitas olahraga yang rentan cedera.
- Berat badan yang berlebihan juga menekan saraf.
Gejala saraf Terjepit
Umumnya, gejala HNP yang paling sering terjadi adalah munculnya rasa nyeri. Selain itu, ada beberapa gejala lain yang sering dikeluhkan para penderita saraf kejepit, seperti:
- Mati rasa, kebas, atau penurunan sensasi untuk ‘merasa’ di daerah yang banyak sarafnya, misalnya nyeri di leher atau punggung bagian bawah.
- Adanya sensasi sakit atau nyeri seperti terbakar yang menjalar ke luar.
- Kesemutan.
- Lemahnya otot pada bagian yang diduga mengalami saraf kejepit.
- Kaki dan tangan sering tidak merasakan apa-apa.
- Rasa seperti ditusuk-tusuk jarum.
Terkadang, gejala yang muncul bisa berupa sakit kepala atau migrain. Tak sedikit orang yang mengetahui bahwa sakit kepala atau migrain bisa terjadi akibat adanya masalah pada bagian tulang belakang.
Pencegahan Saraf Kejepit
Untuk mencegah terjadinya saraf terjepit atau HNP ini, seseorang dapat mengusahakan beberapa hal, seperti:
- Menjaga berat badan agar tetap ideal
- Olahraga teratur. Jenis olahraga yang dapat dilakukan adalah yang memperkuat otot punggung
- Tidak merokok
- Memperhatikan posisi tubuh saat duduk, bergerak, atau mengangkat beban
Pengobatan Saraf Kejepit
Dalam kasus saraf kejepit, hal pertama yang bisa dilakukan adalah mengurangi aktivitas pada bagian tubuh yang terdampak. Penderita sebaiknya menghentikan aktivitas yang diduga sebagai penyebab dan bisa memperburuk tekanan pada saraf.
Jika saraf kejepit disebabkan oleh carpal tunnel syndrome, pemakaian pembebat pada tangan akan direkomendasikan oleh dokter. Pembebat harus digunakan setiap saat, bahkan saat tidur sekalipun.
Selain cara di atas, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan, antara lain:
1. Fisioterapi
Untuk menangani saraf kejepit, fisioterapi diperlukan untuk memperkuat otot-otot di daerah yang mengalami saraf kejepit. Latihan memperkuat otot diperlukan guna mengurangi tekanan pada saraf.
2. Pemberian Obat Penghilang Nyeri
Pemberian obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), seperti ibuprofen atau naproxen, bisa diberikan untuk meredakan rasa sakit. Dokter juga dapat memberikan suntikan kortikosteroid untuk mengurangi peradangan dan rasa nyeri.
3. Operasi
Apabila kondisi saraf kejepit telah berlangsung selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan, aada baiknya penderita melakuan operasi. Jenis operasi yang dilakukan tergantung pada lokasi yang sakit, salah satunya perbaikan herniasi diskus.
Demikianlah seputar informasi mengenai penyakit saraf kejepit. Jika anda mengalami gejala-gejala di atas, segera periksakan diri ke dokter sebagai tindak pencegahan lebih awal. Semoga membantu!