PARBOABOA, Jakarta - Duduk dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan otot-otot sekitar pantat melemah dan kehilangan massa otot.
Spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi, Andrew Bach, menjelaskan bahwa duduk di kursi selama berjam-jam, dapat membuat otot pada bagian pantat menjadi tidak terkondisikan dengan baik.
Saat tubuh tidak banyak bergerak, jelasnya, otot pantat, termasuk otot deltoid, dada, paha belakang, dan lainnya tidak bekerja.
Bach menjelaskan, secara teknis, jika seseorang duduk dalam posisi yang sama terlalu lama, ada kemungkinan tulang pantat memberikan terlalu banyak tekanan pada otot gluteal.
Meskipun demikian, ini adalah kejadian yang cukup jarang.
Kelemahan ini bisa disertai dengan mati rasa, kesemutan, dan nyeri. Jika mengalami gejala-gejala tersebut, Bach menyarankan untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan.
Senada dengan itu, Evan Johnson, Direktur Och Spine Care Outpatient Physical Therapy di RS New York-Presbyterian, menegaskan bahwa duduk terlalu lama juga dapat menyebabkan otot-otot tampak berubah.
Orang-orang mungkin harus menyadari bahwa bokong, khususnya otot gluteus maximus yang memiliki area penampang melintang atau volume otot terbesar di tubuh, terus menurun.
Menurutnya, seiring waktu, hal ini dapat menyebabkan otot-otot tersebut melemah, yang juga dapat disusupi jaringan lemak sehingga otot menjadi kurang tangguh.
Ia menambahkan, duduk terlalu lama juga dapat menyebabkan otot memendek atau menegang sehingga mengubah penampilan.
"Hal ini bisa membuat pantat terlihat datar atau menjadi sangat lembek dan berdaging jika otot digantikan oleh jaringan adiposa atau lemak," kata Johnson.
Otot bokong yang lemah bisa menimbulkan masalah seiring waktu, seperti ketegangan pada otot lain di paha dan punggung.
Cara terbaik untuk mencegahnya adalah dengan tetap aktif dan mengaktifkan otot pantat secara teratur sepanjang hari, seperti bangun dari kursi secara teratur, keluar untuk berjalan-jalan, atau menaiki tangga di kantor.
Selain itu, jelas Johnson, ada juga latihan khusus yang dapat dilakukan untuk memperkuat pantat, termasuk bridge, clamshell, squat, dan step-up.
Cara tepat mengatasinya
Disadur dari Healthline, cara paling sederhana untuk mencegah melemahnya otot-otot sekitar pantat adalah dengan berhenti atau mengurangi waktu duduk yang terlalu lama dan menggantinya dengan berjalan kaki secara berkala.
Naik dan turun tangga, misalnya, bisa sangat membantu mengurangi risiko melemahnya otot pantat.
Secara umum, berjalan naik dan turun tangga sesering mungkin tidak hanya mengaktifkan otot dan tendon yang terpengaruh melemahnya otot bokong, tetapi juga merupakan latihan beban dan kardiovaskular yang baik.
Bagi mereka yang sudah mengalami lemahnya otot bokong, penanganan yang tepat akan tergantung pada tingkat keparahannya.
Namun, untuk kebanyakan orang, perawatan yang biasa dilakukan adalah dengan tekun menjalankan protokol RICE (Rest, Ice, Compression, Elevation).
Langkah-langkah dalam protokol ini adalah sebagai berikut:
- Rest: Seseorang diminta untuk sebisa mungkin beristirahat dari pekerjaan dan aktivitas berat.
- Ice: Kurangi rasa sakit dan bengkak dengan kompres es atau air dingin.
- Compression: Balut lutut atau punggung yang sakit dengan perban elastis, tapi konsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
- Elevation: Ppasien harus posisikan kaki lurus ke atas dengan sandaran yang kuat.
Untuk kasus lemahnya otot bokong yang serius, terapi fisik dan pijat mungkin diperlukan.
Terapi fisik biasanya berupa latihan fleksibilitas dan penguatan otot yang bisa dilakukan di rumah.
Jika ada cedera serius di tendon dan otot, terapi platelet-rich plasma (PRP) atau perawatan sejenis mungkin perlu dilakukan.
Pada terapi PRP, penderita akan disuntik dengan trombosit untuk membantu penyembuhan. Suntikan biasanya dilakukan di lokasi cedera.
Selain itu, bisa mengkonsumsi asetaminofen (Tylenol) atau obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), seperti aspirin, ibuprofen (Advil, Motrin), dan naproxen (Aleve, Naprosyn), juga bisa mengatasi gejala sakit otot pada bokong.