PARBOABOA – Istilah mati suri pasti sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Fenomena ini sering dikaitkan dengan sesuatu yang gaib.
Dalam sebuah sejarah Islam pernah menjelaskan tentang Abdullah bin Umar AL Baidlawi yang mengalami mati suri. Ia dirawat sebagaimana jenazah pada umumnya dan kemudian dikebumikan. Namun, setelah dikubur Abdullah ternyata belum mati. Hanya jantung dan nafasnya yang berhenti sementara.
Lantas, bagaimana orang mati bisa hidup kembali menurut Islam? dalam kesempatan kali ini, Parboaboa akan menjelaskan tentang apa itu mati suri dalam pandangan Islam.
Pengertian Mati Suri
Mati suri atau sering juga disebut dengan istilah "kematian sementara" adalah kondisi di mana seseorang tidak lagi memiliki tanda-tanda vital, seperti detak jantung, pernapasan, dan aktivitas otak yang terlihat. Meskipun demikian, kondisi mati suri bukan berarti seseorang telah meninggal secara permanen, karena dalam beberapa kasus, seseorang masih memiliki peluang untuk dapat kembali hidup apabila segera mendapatkan pertolongan yang tepat.
Kondisi mati suri terjadi ketika pasokan oksigen ke otak terputus, biasanya karena adanya gangguan pada sistem pernapasan atau sirkulasi darah. Hal ini menyebabkan sel-sel otak tidak lagi menerima oksigen yang dibutuhkan untuk dapat bertahan hidup, dan akhirnya mati.
Namun, sel-sel otak masih dapat bertahan hidup selama beberapa menit setelah detak jantung dan pernapasan berhenti. Oleh karena itu, dalam beberapa kasus, ketika seseorang segera mendapatkan pertolongan medis yang tepat, sel-sel otak masih bisa diselamatkan dan seseorang dapat kembali hidup setelah mengalami mati suri.
Pandangan Islam tentang Mati Suri
Dalam pandangan Islam, mati suri dianggap sebagai salah satu ujian dari Allah yang dapat menimpa seseorang. Namun, mati suri juga dianggap sebagai keajaiban Allah yang menunjukkan kebesaran-Nya dalam menciptakan manusia dan memberikan kesempatan kedua bagi mereka yang hampir kehilangan nyawa.
Dalam Al-Quran sebagai sumber hukum Islam, Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 28: "Bagaimana kamu bisa mengingkari Allah, padahal kamu sudah mati dan Dia telah menghidupkan kamu, dan nanti Dia akan mematikan kamu kemudian menghidupkan kamu kembali, kemudian hanya kepada-Nya-lah kamu akan dikembalikan."
Dalam pandangan Islam, mati suri bukan berarti kematian permanen, karena manusia masih memiliki kesempatan untuk hidup kembali apabila Allah berkehendak. Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk selalu bersyukur atas nikmat hidup yang diberikan oleh Allah, serta berusaha menjaga kesehatan tubuh dan menjalankan ibadah dengan sebaik-baiknya.
Dalil tentang Mati Suri
Dalam Al-Quran, terdapat beberapa ayat yang dapat dijadikan sebagai dalil tentang mati suri, di antaranya:
"Allah memanggil jiwa ketika ajalnya telah tiba dan ketika mati. Dan di antara kamu ada yang diwakili oleh yang lain untuk memeriksa dia." (QS. Az-Zumar: 42)
Ayat di atas menyebutkan bahwa Allah memanggil jiwa seseorang ketika ajalnya telah tiba. Hal ini menunjukkan bahwa kematian bukanlah akhir dari segalanya, namun masih ada kehidupan yang lain di akhirat.
"Mereka mengira bahwa mereka telah ditinggalkan, padahal mereka hidup di sisi Tuhan mereka dengan mendapat rezeki." (QS. Ali Imran: 169)
Ayat di atas menyebutkan bahwa orang-orang yang meninggal dunia sebenarnya masih hidup di sisi Tuhan mereka dan mendapatkan rezeki dari-Nya. Hal ini menunjukkan bahwa kematian bukan berarti akhir dari segalanya, namun masih ada kehidupan yang lain di akhirat.
"Dan janganlah kamu berpaling dari orang yang meminta pertolongan kepada Rabb-nya di pagi dan petang hari, karena mereka menghendaki keridhaan-Nya. Dan janganlah kamu melupakan mereka yang menderita di bumi, sedang kamu merasa aman dari kejahatan mereka." (QS. Al-An'am: 52)
Ayat di atas menyebutkan bahwa orang-orang yang meminta pertolongan kepada Rabb-nya di pagi dan petang hari menghendaki keridhaan-Nya. Hal ini menunjukkan bahwa seseorang yang hampir kehilangan nyawa atau mengalami mati suri masih memiliki kesempatan untuk memohon pertolongan kepada Allah dan memperoleh rahmat-Nya.
Ciri – ciri Orang yang Mengalami Mati Suri
Berikut adalah beberapa ciri-ciri orang yang mengalami mati suri:
- Tidak ada detak jantung: Saat mengalami mati suri, detak jantung seseorang biasanya sudah berhenti atau tidak terdeteksi. Namun, detak jantung yang berhenti bukan berarti kematian permanen.
- Tidak ada pernapasan: Saat mengalami mati suri, seseorang tidak lagi melakukan gerakan pernapasan atau tidak terdeteksi adanya aktivitas pernapasan.
- Tidak ada gerakan tubuh: Saat mengalami mati suri, tubuh seseorang biasanya terlihat tidak bergerak atau tidak menunjukkan adanya tanda-tanda kehidupan.
- Tidak responsif: Seseorang yang mengalami mati suri biasanya tidak merespons rangsangan dari luar, seperti suara atau sentuhan.
- Pucat atau kebiruan: Warna kulit seseorang yang mengalami mati suri bisa menjadi pucat atau kebiruan akibat terhentinya sirkulasi darah di tubuh.
Namun, perlu diingat bahwa ciri-ciri di atas bukanlah patokan yang pasti untuk menentukan apakah seseorang mengalami mati suri atau tidak. Oleh karena itu, diperlukan pemeriksaan medis yang lebih teliti dan cermat oleh tenaga medis yang terlatih untuk dapat memastikan kondisi seseorang yang mengalami mati suri.
Dampak Perubahan Bagi Orang yang Telah Mengalami Mati Suri
Perubahan yang terjadi pada seseorang yang telah mengalami mati suri dapat bervariasi, tergantung pada seberapa lama mereka mengalami mati suri dan seberapa cepat mereka mendapatkan pertolongan medis yang tepat. Berikut adalah beberapa dampak perubahan yang mungkin terjadi pada seseorang yang telah mengalami mati suri:
- Kerusakan sel otak: Sel otak membutuhkan oksigen dan nutrisi yang cukup untuk dapat bertahan hidup. Jika pasokan oksigen dan nutrisi terputus selama periode yang lama, maka sel-sel otak dapat mengalami kerusakan permanen.
- Gangguan fungsi organ tubuh: Ketika seseorang mengalami mati suri, detak jantung dan pernapasan akan berhenti, sehingga pasokan oksigen dan nutrisi ke seluruh organ tubuh terhenti. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada organ tubuh, seperti jantung, paru-paru, dan ginjal.
- Trauma psikologis: Pengalaman mengalami mati suri dapat menjadi pengalaman yang sangat traumatis bagi seseorang, terutama jika mereka mengalami perubahan drastis pada kondisi fisik atau memerlukan waktu yang lama untuk pulih.
Namun, sebaliknya, bagi beberapa orang yang telah mengalami mati suri dan berhasil pulih, mereka bisa merasa lebih menghargai hidup dan lebih bersyukur atas kesempatan kedua yang diberikan oleh Tuhan. Dalam beberapa kasus, pengalaman ini bisa membawa perubahan positif pada hidup mereka dan memotivasi mereka untuk hidup lebih sehat dan produktif.