PARBOABOA, Surabaya – Puluhan mahasiswa Universitas Islam Sunan Ampel Surabaya (UINSA), menggelar aksi solidaritas untuk para korban tragedi Kanjuruhan, Malang, di Markas Polda Jawa Timur, Surabya, pada Rabu (5/10).
Husni Nurin selaku koordinator massa mengatakan, unjuk rasa ini merupakan tuntutan untuk pihak kepolisian dalam mengusut tragedi yang merenggut setidaknya nyawa 130 orang.
"Mengusut secara terbuka terhadap tindakan represif kepolisian yang menembakkan gas air mata yang dilakukan di Stadion Kanjuruhan," kata Husni, di lokasi.
Dalam tuntutannya, massa juga juga meminta agar Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mencopot Kapolda Jatim, Irjen Pol Nico Afinta.
"Kapolda Jatim tidak bertanggung jawab, hanya minta maaf saja tidak cukup untuk membenarkan tindakan Kapolda Jatim," tuturnya.
Sementara itu, koordinator keluarga besar mahasiswa Fakultas Ekonomi Bisnis Islam (FEBI) UINSA, Moh Khoirul Anam mengaku kecewa dengan tindakan aparat kepolisian yang menembakkan gas air mata ke arah tribun.
"Kenapa pihak keamanan menembakkan gas air mata, padahal jelas sudah tidak boleh dan melanggar aturan FIFA," paparnya.
Khoirul juga berharap agar nantinya tragedi ini tidak terulang kembali.
Di sisi lain, Kasubdit Sosbud Intelkam Polda Jatim, AKBP Agus Prasetyo sempat menemui massa dan meminta agar seluruh mahasiswa bersabar dalam menunggu proses yang berjalan lewat tragedi Kanjuruhan.
"Kita tunggu prosesnya, tidak bisa tiba-tiba [Kapolda] meninggalkan kursi. Beliau punya tindakan lain, kita tunggu saja," ucap Agus.
Menurutnya, pihak kepolisian sudah bergerak dalam mengusut tragedi di Stadion Kanjuruhan. Hal itu terlihat dari perintah Presiden Joko Widodo yang memerintahkan untuk membentuk tim investigasi.
"Bapak Presiden memerintahkan kepada petugas terkait melalui Kemenko Polhukam mencari siapa pun yang bertanggung jawab," terangnya.
Untuk itu, Agus meminta agar seluruh masyarakat dapat bersabar dan memberikan waktu kepada pihak berwajib dalam menyelesaikan masalah ini.
"Berikan waktu kepada pimpinan Polri, Polda Jatim untuk memproses siapa saja yang bertanggung jawab. Masih butuh proses yang dilakukan, sehingga akhirnya nanti disampaikan," jelasnya.
Aksi mahasiswa UIN ini pun ditutup dengan pemasangan banner bertuliskan “copot Kapolda Jatim”. Selain itu, terdapat pula banner lain yang bertuliskan “Gas Air mata Vs Air mata Ibu”.