Komnas HAM Singgung Hak Atas Kesehatan, Bakal Pantau Kasus Gagal Ginjal

Komnas HAM Singgung Hak Atas Kesehatan dan Bakal Pantau Kasus Gagal Ginjal (Foto:

PARBOABOA, Jakarta - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengatakan bahwa akan terus memantau terkait kasus gagal ginjal di Indonesia.

Wakil Ketua Komnas HAM Munafrizal Manan mengatakan kasus gagal ginjal akut berkaitan dengan hak hidup, kesehatan dan jaminan sosial bagi anak-anak.

"Komnas HAM akan terus memonitor perkembangan kasus gagal ginjal akut ini karena kasus ini berkaitan dengan dimensi hak asasi manusia," kata Munafrizal saat dilansir dari CNNIndonesia.com, Jumat (28/10/2022).

"Khususnya hak hidup, hak kesehatan, dan hak jaminan sosial bagi anak-anak," imbuhnya.

Munafrizal menerangkan, bahwa saat ini Komnas HAM sudah melakukan langkah pengaduan pro-aktif. Setelah Komnas HAM mengumpulkan informasi awal atas peristiwa penyakit gagal ginjal akut tersebut.

“Salah satu yang telah dilakukan adalah mendengar langsung informasi dari pihak BPOM,” tuturnya.

Meski pun begitu, Munafrizal menjelaskan Komnas Ham belum memutuskan untuk melakukan penyelidikan dan pemantauan terkait itu.

Untuk saat ini, pihaknya ingin memberikan kesempatan terlebih dahulu kepada pemerintah untuk bekerja serius dalam mengatasi kasus gagal ginjal akut.

"Batu ujinya adalah apakah masalah ini mampu diatasi oleh pemerintah sehingga menjadi lebih baik atau justru akan menjadi lebih buruk," terangnya.

Menurut pendapat Munafrizal, pemerintah harus menemukan penyebab kasus itu muncul, sehingga korban meninggal tidak terus bertambah. Bukan hanya itu, dia juga mendorong pemerintah untuk menjamin pengobatan dan memberi santunan.

“Dan menuntut pertanggungjawaban pihak yang seharusnya bertanggung jawab,”

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat jumlah temuan kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal (GGAPA) di Indonesia totalnya mencapai 269 orang per Rabu (26/10/2022) kemarin. Ratusan kasus gagal ginjal itu telah menyebar di 27 provinsi Indonesia.

"Pada tanggal 26 Oktober ada 269 kasus. Yang dirawat 73 kasus, 157 kasus di antaranya meninggal berarti 58 persen. Lalu yang sembuh 39 kasus," ujar Juru Bicara Kementerian Kesehatan Syahril dalam konferensi persnya, Kamis (27/10/2022).

Editor: -
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS