PARBOABOA, Jakarta - Ajang pemilihan presiden (Pilpres) 2024 mendatang rupanya bukan hanya kontestasi politik semata. Di belakang mereka, ada pertarungan oligarki atau pebisnis kelas kakap.
Salah satu yang secara kasat mata terpantau adalah keterlibatan oligarki tambang yang hampir menyebar di masing-masing tim sukses (timses) para kandidat capres-cawapres.
Jaringan Advokasi Tambang (JATAM), dalam diskusi laporan akhir tahun bertajuk Jejaring Oligarki Tambang & Energi yang dihadiri PARBOABOA, Senin (22/1/2024) di Jakarta, merinci nama-nama tersebut dan persebarannya di sejumlah pasangan capres-cawapres.
Koordinator JATAM, Melky Nahar mengatakan, di kubu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN), ada banyak nama beken pebisnis tambang, beberapa nama yang dia ungkapkan, yaitu Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, Jusuf Kalla dan Rachmat Gobel.
Berdasarkan temuan JATAM, Surya Paloh, melalui PT Bara Energi Lestari (BEL), menguasai perusahaan tambang batubara di Nagan Raya, Aceh, dengan luas konsesi mencapai 1.495 hektar.
Tidak hanya di sektor batubara, Surya Paloh bersama putranya, Prananda Paloh, memiliki saham di PT Media Mining Resources. Perusahaan konsultasi manajemen ini bergerak dalam sektor konstruksi, properti, dan industri pertambangan, mencakup batubara, pasir, bijih besi, dan transportasi pengangkutan barang.
Sementara, Jusuf Kalla, selain sebagai figur politisi ternama, juga terafiliasi dengan beberapa perusahaan tambang. Melalui PT Bumi Mineral Sulawesi, ia telah membangun smelter nikel di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, di tiga desa, yaitu Desa Toddopuli, Karang-Karangan, dan Bukit Harapan.
Jusuf Kalla juga memiliki usaha tambang nikel di bawah PT Mitra Karya Agung Lestari, di Morowali, Sulawesi Tengah, dengan penguasaan saham mencapai 51%.
Saat ini, Jusuf Kalla telah secara resmi mendukung pasangan AMIN di Pilpres. Keputusannya berbeda dengan keputusan resmi partai yang mendukung Prabowo-Gibran.
"Kalau kita cross check hasil konggres dari Golkar, beliau sudah tidak memegang posisi apapun di Golkar. Tapi kemudian, beliau menyampaikan secara terbuka menyampaikan dukungan kepada Anies-Muhaimin, itu clear itu," kata Melky.
Rachmat Gobel, anggota Dewan Pertimbangan Timnas AMIN, merupakan tokoh lain yang terlibat dalam bisnis pertambangan melalui Gobel Group.
Gobel Group, yang awalnya dikenal sebagai PT Transistor Radio Manufacturing, kini memiliki sektor bisnis di sektor makanan, pelayanan kesehatan, manufaktur, properti, serta penjualan dan pelayanan produk Panasonic dari Jepang.
PT Panasonic Gobel Energy, sebagai bagian dari Gobel Group, bergerak di berbagai sektor industri, termasuk industri batu baterai, lampu LED, dan perlengkapan sepeda motor.
Perusahaan ini bahkan menjadi pemasok tunggal sel baterai untuk seluruh kendaraan Tesla, termasuk mobil listrik model 3.
Selain ketiga tokoh di atas, beberapa nama lain yang terafiliasi dengan perusahaan tambang di kubu AMIN adalah Facrul Razi, Jan Damardi, Susno Duadji, dan co-founder PT Tokopedia Leontinus Alpha Edison.
Prabowo-Gibran
Di kubu Prabowo-Gibran, pebisnis tambang jauh lebih banyak. Bahkan Prabowo sendiri merupakan pengusaha tambang di bawah PT Nusantara Energy yang berdiri sejak tahun 2001.
Berdasarkan akta perusahaan yang didapatkan JATAM, Prabowo Subianto menjadi pemegang saham tunggal di PT Nusantara Energy, sebuah perusahaan tambang batubara dengan konsesi luas mencapai 4.793 hektar di Berau, Kalimantan Timur.
Di dalam perusahaan ini, posisi Direktur Utama dipegang oleh Ragowo Hediprasetyo (Didit Hediprasetyo), anak dari Prabowo Subianto. Sementara itu, posisi direktur dipegang oleh Simon Aloysius Mantiri, yang dalam komposisi TKN Prabowo-Gibran menjabat sebagai Wakil Bendahara bersama Clifford Wuisan.
Selain itu, Prabowo juga memiliki perusahaan tambang lainnya, yaitu PT Nusantara Kaltim Coal, yang didirikan pada tahun 2005. PT Nusantara Kaltim Coal memiliki konsesi tambang batubara seluas 11.040 hektar di Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur.
Pemegang saham mayoritas dari perusahaan ini adalah PT Nusantara Energindo Coal, dengan sisanya dimiliki oleh Prabowo Subianto.
Hashim Djojohadikusumo, adik kandung Prabowo Subianto, juga terlibat dalam dunia bisnis pertambangan di kubu Prabowo-Gibran. Menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pengarah pasangan Prabowo-Gibran, Hashim memiliki portofolio bisnis yang luas, termasuk di sektor pertambangan dan energi.
Hashim dikenal sebagai pemilik Grup Arsari, sebuah perusahaan induk yang didirikan pada tahun 2013. Grup ini bergerak di berbagai sektor bisnis, mencakup perbankan, agribisnis, perkebunan karet, penambangan timah, pengembangan energi terbarukan, dan pengembangan teknologi pemanfaatan tenaga air.
Selain Grup Arsari, keluarga Hashim juga terlibat dalam industri tambang melalui PT Mitra Stania Bemban. Perusahaan tambang timah ini memiliki konsesi seluas 440,60 hektar dan beroperasi di Bangka Tengah.
Di Kalimantan Timur, Hashim tercatat sebagai pemilik PT Arsari Tirta Pradana, sebuah perusahaan yang fokus pada proyek pengadaan air minum. Proyek air bersih perusahaan ini menyuplai air ke berbagai kota di Kalimantan Timur, seperti Balikpapan, Samarinda, Bangun, Tenggarong, dan sejumlah industri di sekitarnya.
Tokoh lain di kubu Prabowo-Gibran yang terkait dengan perusahaan tambang yaitu, ketua TKN, Rosan Roeslani, Ketua Dewan Pembina Golkar dan Dewan Pembina TKN, Aburizal Bakrie, Wakil Ketua Umum DPP Golkar dan Wakil Ketua TKN, Erwin Aksa, Wakil Bendahara TKN, Pandu Sjahrir, Luhut Binsar Pandjaitan, Airlangga Hartarto, Bahlil Lahadalia, dan Ario Bimo Nandito Ariotedjo.
Tak ketinggalan, tokoh lain seperti Ketua Majelis Penasehat PAN dan Dewan Pembina TKN, Hatta Rajasa, Maher Algadri, Lodewijk Freidrich Paulus, Bambang Soesatyo Wishnu Wardhana, Yusril Ihza Mahendra, Tietiek Soeharto, dan Erick Thohir, juga memiliki afiliasi dengan industri pertambangan.
Ganjar-Mahfud
Pasangan Ganjar-Mahfud juga dibekingi banyak pengusaha tambang. Di kubu ini, salah satu pengusaha tambang terkenal adalah Hapsoro Sukmonohadi (Happy Hapsoro), suami Ketua DPR RI sekaligus Dewan Penasihat TPN Ganjar-Mahfud, Puan Maharani.
Happy Hasporo adalah pemilik dari PT Rukun Raharja Tbk, sebuah perusahaan yang telah mencatatkan namanya sebagai penyedia energi terintegrasi dari hulu ke hilir.
Perusahaan ini didirikan pada tahun 1993 dan mengalami transformasi signifikan pada tahun 2010 dengan fokus pada empat pilar bisnis utama, yaitu Infrastruktur Gas, Perdagangan Gas, Pembangkit, dan Bisnis Hulu Energi.
Pada tahun 2022, PT Rukun Raharja, bersama PT Cipta Niaga Gemilang, berhasil memenangkan lelang langsung wilayah kerja minyak dan gas bumi untuk wilayah kerja Jabung Tengah. Wilayah ini terletak di daratan dan lepas pantai Provinsi Jambi, Riau, dan Kepulauan Riau, dengan luas wilayah mencapai 8.728,34 km2.
Hary Tanoe, bos MNC Group, adalah juga seorang pengusaha tambang di kubu pasangan 03. Melalui PT Bhakti Coal Resources (BCR), perusahaan batubara milik PT MNC Energy Investments Tbk, Hary Tanoe mengelola sejumlah perusahaan tambang batubara, termasuk PT Bhumi Sriwijaya Perdana Coal, PT Putra Muba Coal, PT Indonesia Batu Prima Energi, PT Arthaco Prima Energy, PT Sriwijaya Energy Persada, PT Energi Inti Bara Pratama, PT Titan Prawira Sriwijaya, PT Primaraya Energy, dan PT Bhakti Coal Kaltim. Total luas konsesi dari seluruh perusahaan ini mencapai 72.478 ha.
Selain bisnis batubara, Hary Tanoe juga terlibat dalam sektor minyak dan gas melalui PT Bhakti Migas Resources dan PT Suma Sarana, keduanya menginduk ke MNC Energy and Natural Resources.
Oesman Sapta Odang, Ketua Umum Partai Hanura yang mendukung pasangan Ganjar-Mahfud, memiliki beragam bisnis di sektor properti, jasa keuangan, transportasi, manufaktur, pelayanan medis, agrobisnis, hingga pertambangan.
Di sektor pertambangan, Oesman Sapta Odang memiliki PT Karimun Granite dengan tiga konsesi di Karimun, Kepulauan Riau, seluruhnya mencapai 1.799 hektar. Jejak bisnis tambangnya juga terlihat melalui PT Mangaan Kupang Industri, perusahaan pertambangan bauksit/aluminium.
Anak Oesman, Raja Sapta Ervian, menjadi pemegang saham dan komisaris di perusahaan ini, sementara PT Karimun Granite dan PT Citra Putra Mandiri, milik keluarga Oesman, juga menjadi pemegang saham di PT Mangaan Kupang Industri.
Di kubu pasangan 03, terdapat sejumlah pengusaha tambang lainnya seperti Ketua Dewan Pakar TPN, Sandiaga Uno, Ketua TPN, Arsjad Rasjid, Bendahara Umum TPN, Orias Petrus Moedak, Heru Dewanto, Andi Ridwan Witiri, dan Stevano R. Adranacus.
Pemilu 2024 diboncengi kepentingan oligarki
Bedasarkan komposisi dukungan pebisnis di atas, JATAM melihat, pemilu 2024 khususnya pilpres banyak diboncengi oleh kepentingan-kepentingan oligarki.
Lebih jauh, JATAM menilai, partisipasi mereka dalam politik sekedar untuk mengamankan bisnis-bisnisnya tersebut. Salah satu titik temunya, terkonfirmasi dalam relasi bisnis mereka, meski di sisi lain pilihan mereka berbeda-beda.
JATAM mengangkat beberapa contoh relasi kepentingan itu, antara lain misalnya, keterkaitan Jusuf Kalla dengan keponakannya, Erwin Aksa. Mereka punya pilihan berbeda, tetapi punya irisan kepentingan di PT. Bosowa Group.
Demikian dengan Rachmat Gobel yang menjabat sebagai Komisaris Independen di PT Rukun Raharja, milik Happy Hapsoro, suami Puan Maharani, dan beberapa contoh lainnya.
"Salah satu yang kami baca adalah, mereka memutuskan berada di hampir seluruh pasangan calon adalah untuk mengamankan bisnis atau kepentingan mereka," kata Melky Nahar.
Melky mengatakan, mengamankan bisnis itu bisa dalam dua hal, yaitu supaya bisnis mereka tetap berjalan, bahkan jauh lebih ekspansif juga agar bisnis-bisnis tersebut tidak terjerat dalam satu kasus hukum.
"Jadi ada semacam proteksi, jadi kami kemudian membaca bahwa keterlibatan mereka yang kemudian membelah diri ke masing-masing kontestan itu tujuannya hanya untuk mengamankan bisnis mereka," katanya