Gunung Ili Lewotolok Kembali Erupsi 57 Kali, Lontarkan Abu Setinggi 300-700 Meter

Potret Gunung Ili Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang tengah mengalami erupsi pada Minggu (26/03/2023) pukul 01.03 WITA. (Foto: Twitter/PVMBG_)

PARBOABOA, Jakarta - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan kembali terjadi aktivitas vulkanik erupsi sebanyak 57 kali di Gunung Ili Lewotolok, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang berupa lontaran abu setinggi 300-700 Minggu (26/03/2023).

Adapun erupsi terjadi pada periode pengamatan pukul 00.00-24.00 WITA, dengan kolom abu yang berwarna putih, kelabu hingga hotam dengan intensitas sedang sampai tebal ke arah tenggara.

"Erupsi disertai gemuruh lemah hingga kuat," kata Petugas Pos Pemantau Gunung Api (PGA) Ili Lewotolok, Yeremias Kristianto Pugel dalam keterangannya, Senin (27/03/2023).

Yeremias mengatakan, letusan di Gunung Ili Lewotolok ini turut disertai dengan lontaran lava pijar ke segala area puncak yang mengarah ke Tenggara dengan radius 500 meter dan asap kawah dengan intensitas lemah-sedang yang ketebalannya mencapai 200-800 meter di atas puncak kawah.

Selain itu, gunung tersebut juga mengalami 201 kali gempa yang di mana, 182 di antaranya merupakan gempa embusan, 7 kali tremor hermonik, 3 kali gempa guguran, 3 kali gempa tektonik jauh, dan 1 kali gempa tektonik lokal.

"Secara visual guguran teramati masih berada di dalam area kawah," ucapnya.

Pihak PVMBG kemudian merekomendasikan masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius 2 kilometer dari pusat aktivitas Gunung Ili Lewotolok.

Kemudian, warga Desa Lamawolo, Desa Lamatokan, dan Desa Jontona diimbau untuk waspada terhadap potensi ancaman bahaya dari guguran atau longsoran lava dan awan panas dari bagian timur puncak kawah gunung.

Stanislaus merekomendasikan agar masyarakat menggunakan masker guna menghindari gangguan pernapasan (ISPA) yang disebabkan oleh abu vulkanik Gunung Api Ili Lewotolok.

“Untuk menghindari gangguan pernapasan (ISPA) maupun gangguan kesehatan Iainnya yang disebabkan oleh abu vulkanik maka masyarakat yang berada di sekitar G. Ili Lewotolok dapat menggunakan masker pelindung mulut dan hidung serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit,” tuturnya.

Lalu, untuk warga yang tinggal di sekitar lembah atau aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Ili Lewotolok untuk berhati-hati terhadap potensi ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan.

Editor: Maesa
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS