PARBOABOA, Jakarta – Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI menyebutkan bahwa harga bakan bakar minyak (BBM) subsidi akan naik dalam waktu dekat. Hal itu terjadi karena sejumlah indikator, salah satunya harga minyak mentah yang masih bertengger dilevel tertinggi.
Hal itu disampaikan oleh Wakil Ketua III DPD Sultan Baktiar Najamudin dalam sebuah rapat kerja yang juga dihadiri oleh pihak Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Bappenas, dan Bank Indonesia.
Sultan mengatakan, kondisi perekonomian Indonesia tahun ini memang menunjukkan hasil yang baik dibandingkan tahun lalu. Namun, kondisi pemulihan tersebut harus berhadapan dengan gejolak ekonomi global yang memberikan dampak ke berbagai aspek, termasuk soal kenaikan harga BBM subsidi.
Naiknya harga minyak dunia, kata Sultan, membuat gejolak harga ekonomi global serta mendorong terjadinya inflasi di berbagai negara. Hal itu yang membuatnya yakin harga BBM subdisi akan naik dalam waktu dekat.
“Dalam waktu dekat hampir dipastikan bahwa BBM (subsidi) pasti naik,” katanya saat membuka rapat kerja di Gedung DPR/MPR RI, Kamis (25/08/2022).
Dalam rapat tersebut, DPD meminta penjelasan tentang kondisi perekonomian terkini, dan gambaran prospek ekonomi ke depannya, khususnya rencana di tahun 2023.
"Situasi-situasi yang akan berkembang dalam waktu ke depan, posisi inflasi ke depan yang mungkin sulit dikontrol, ada proyek IKN, dan sebagainya situasi dalam waktu dekat. Jadi ini forumnya, sehingga kami bisa menyampaikan informasi terakhir yang kami dapatkan dari kementerian ke daerah masing-masing," jelas Sultan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani juga mengungkapkan hal senada. Menurutnya, harga BBM subsidi jenis pertalite seharunya Rp14.450 per liter, di mana harganya saat ini, Rp7.650 per liter.
"Kita jualnya hanya Rp7.650 per liter. Ada perbedaan Rp6.800 per liter itu harus kita bayar ke Pertamina. Itulah subsidi kompensasi," katanya.
Sementara untuk BBM subsidi jenis solar seharusnya dibandrol Rp13.950 per liter atau di atas harganya saat ini Rp5.150 per liter. Artinya ada selisih Rp8.800 per liter.
Pemerintah telah menambah alokasi dana subsidi dari semua Rp170 triliun menjadi Rp502 triliun. Namun, jumlah penambahan itu tidak akan cukup, mengingat ada lonjakan harga minyak di atas asumsi awal pemerintah.
"Januari - Juli ini, harga rata-rata dari ICP minyak Indonesia di US$105, ada beda US$5. Yang kita mintakan US$100 tapi ternyata US$105," pungkasnya.
Sinyal tersebut makin kuat setelah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengungkapkan Presiden Joko Widodo akan mengumumkan kenaikan harga BBM subsidi pekan ini.
"Mungkin minggu depan (minggu ini) presiden akan mengumumkan mengenai apa dan bagaimana mengenai kenaikan harga (BBM) ini," ucap Luhut dalam kuliah umum di Universitas Hasanuddin, Jumat (18/7) lalu.