PARBOABAO, Jakarta - Pemerintah kembali menekankan komitmennya untuk melindungi kesejahteraan pengemudi ojek online (ojol) meski harga bahan bakar terus mengalami fluktuasi.
Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman memastikan bahwa pengemudi ojol tetap mendapatkan subsidi bahan bakar minyak (BBM).
Langkah ini diambil setelah ojol dikategorikan sebagai bagian dari sektor UMKM, yang secara langsung menjadikan mereka berhak atas subsidi BBM.
“Pengemudi ojol sudah termasuk dalam klasifikasi UMKM, sehingga mereka akan tetap mendapatkan subsidi BBM,” kata Maman di Jakarta, Kamis (5/12/2024).
Keputusan ini didasarkan pada hasil rapat koordinasi Tim Satgas Subsidi BBM, di mana Kementerian UMKM mengusulkan agar UMKM tetap masuk dalam alokasi subsidi BBM.
Secara teknis, aturan subsidi BBM selama ini hanya mengakomodasi kendaraan berpelat kuning seperti angkutan umum.
Namun, kendaraan ojol yang menggunakan pelat hitam tetap dianggap bagian dari UMKM.
Meski tidak berbadan hukum, pengemudi ojol menjalankan aktivitasnya secara mandiri, mengelola pendapatan, biaya operasional, hingga perawatan kendaraan, sesuai definisi UMKM dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008.
Lebih dari sekadar transportasi, ojol juga berperan penting mendukung UMKM lain, seperti warung makan dan toko kecil, dengan layanan antar barang.
Di era digital, peran mereka semakin krusial, menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi berbasis teknologi melalui layanan pengantaran makanan dan barang.
Sementara Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengakui tengah menyusun kajian untuk memastikan penerapan subsidi yang tepat sasaran.
“Skema ini dirancang agar bisa membedakan kendaraan ojol yang benar-benar menjadi alat produksi dari kendaraan pribadi lainnya,” jelas Bahlil.
Rencana ini menjadi bentuk perlindungan terhadap pengemudi ojol, yang banyak bergantung pada subsidi BBM untuk menjalankan aktivitas harian mereka.
Bahlil menjelaskan, pemerintah saat ini sedang menunggu pemadanan data oleh Badan Pusat Statistik (BPS) untuk memastikan penyaluran subsidi yang tepat sasaran.
Skema subsidi ini juga difokuskan pada insentif pengurangan harga barang, bukan melalui bantuan langsung tunai (BLT).
“Ini dilakukan agar subsidi lebih efektif dan berdampak langsung pada biaya operasional UMKM, termasuk ojol,” katanya.
Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Pengemudi Ojek Daring Garda Indonesia, Igun Wicaksono, menegaskan bahwa pencabutan subsidi BBM bagi ojol dapat memicu unjuk rasa besar-besaran.
Menurutnya, banyak pengemudi ojol kesulitan mencukupi kebutuhan harian meski dengan subsidi BBM saat ini.
“Jika subsidi BBM dicabut, kami tidak akan tinggal diam. Ada empat juta pengemudi ojol di Indonesia yang melayani lebih dari 21 juta pengguna. Tanpa subsidi, operasional mereka akan sangat terbebani,” tegas Igun.
Selain itu, sekitar 60-70 persen pengemudi ojol juga berperan sebagai kurir barang, yang menjadi pilar penting dalam ekosistem ekonomi digital.
Dengan pencabutan subsidi, inflasi diperkirakan melonjak akibat biaya jasa yang meningkat.
Bagi Garda Indonesia, pendekatan tersebut dianggap belum cukup. Mereka mengusulkan revisi tarif jasa ojol untuk menyesuaikan beban operasional yang meningkat.
Jika kebijakan ini tetap diberlakukan tanpa solusi lain, perusahaan aplikasi hingga pemerintah dianggap harus bertanggung jawab.
Faktanya, rencana penghapusan subsidi BBM bagi ojol yang ramai dibicarakan tidak hanya berdampak pada pengemudi, tetapi juga pada masyarakat luas yang menggunakan jasa mereka.
Kenaikan tarif akan memengaruhi daya beli masyarakat dan memicu reaksi berantai pada sektor ekonomi lainnya.
“Kami meminta agar pemerintah mempertimbangkan kembali kebijakan ini. Ojol adalah tulang punggung transportasi modern dan salah satu pendorong utama ekonomi digital,” kata Igun.
Pemerintah melalui Kementerian UMKM dan ESDM berencana untuk terus berdialog dengan perwakilan pengemudi ojol.
Menteri Maman juga memastikan bahwa pihaknya akan mendukung penuh segala langkah untuk menjaga kesejahteraan pelaku UMKM, termasuk mitra ojol.
Keputusan untuk mempertahankan subsidi BBM bagi ojol menjadi langkah penting dalam menjaga stabilitas ekonomi dan sosial.
Di tengah berbagai tantangan, pengemudi ojol berharap pemerintah dapat benar-benar berpihak pada mereka, sebagai bagian dari rakyat kecil yang menggantungkan hidup pada roda dua mereka.