PARBOABOA, Tebing Tinggi - Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi, Sumatra Utara mengklaim terus memantau pengobatan antiretroviral (ARV) terhadap penderita Human Immunodeficiency Virus (HIV).
Catatan Dinkes Kota Tebing Tinggi, sebanyak 31 orang penderita HIV sepanjang Januari hingga April 2023. Sementara di 2022, sebanyak 71 orang terinfeksi HIV di Kota Tebing Tinggi.
“Orang sudah terkena HIV tidak bisa sembuh total. Tetapi ada obat untuk menekan jumlah virus di tubuh si penderita HIV tersebut. Nama obatnya ARV, jadi dia minum obatnya itu seumur hidup. Pengobatan ini harus dilakukan secara rutin agar perkembangan virus dapat dikendalikan. Ini juga kita lakukan pemantauan minum obatnya,” kata Kepala Bidang Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Tebing Tinggi, Buyung RB Diningrat Daulay, kepada Parboaboa, Senin (29/5/2023).
Buyung mengatakan, dari total penderita HIV di 2023 tidak semuanya merupakan warga Kota Tebing Tinggi.
“Tapi kan yang positif ini bukan semua penduduk Kota Tebing Tinggi. Karena orang yang terkena HIV ini kan kadang memeriksanya itu tidak di daerah mereka. Jadi ini ada yang dari Batubara, Pematang Siantar dan Serdang Bedagai (Sergai). Jadi 31 orang itu bukan penduduk Tebing Tinggi semua, itu adalah data orang yang memeriksakan diri di Tebing Tinggi dan hasil pemeriksaannya positif,” katanya.
“Penularan HIV ini hampir rata-rata seperti melakukan seks bebas, lalu melakukan hubungan seksual yang beresiko baik homoseksual maupun heteroseksual, serta penggunaan jarum suntik narkoba secara bersamaan. HIV ini bukan penyakit yang hari ini kita main besoknya tertular, tidak seperti itu. Manifestasinya panjang, bisa sampai lima atau enam tahun baru ada indikasi tertular. Artinya, hari ini orang-orang yang positif HIV tadi, itu bisa saja manifes dari perilaku dia waktu lima atau enam tahun yang lalu dan baru muncul sekarang,” imbuhnya.
Dinkes Tebing Tinggi, lanjut Buyung terus menekan kasus HIV di Kota Tebing Tinggi dengan berbagai cara, salah satunya melalui program Global Fund yang sudah berjalan selama satu tahun.
“Jadi Kemenkes itu ada kerjasama dengan pihak luar yakni Global Fund untuk mengoptimalisasi pengendalian penyakit-penyakit seperti HIV, TBC dan Malaria. Kita juga bekerja sama dengan tiga Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yakni PKBI Sumbar, Medan Plus, dan Caritas PSE untuk mendampingi kelompok-kelompok seperti waria, PSK, agar mereka mau diperiksa HIV. Dan ketika hasil pemeriksaannya positif, orang tersebut tidak kita lepas, didampingi terus dia,” jelasnya.
Pemeriksaan HIV di Kota Tebing Tinggi juga tidak dipungut biaya, dilakukan di Rumah Sakit Umum (RSU) Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi.
“Jadi harapan kami, kita menggugah kesadaran masyarakat untuk selalu menghindari perilaku-perilaku yang bisa berisiko menyebabkan HIV,” ungkap Buyung.
Ia juga mengaku tidak ada kendala pemeriksaan HIV di Kota Tebing Tinggi.
“Karena untuk pemeriksaan, reagen di setiap layanan fasilitas kesehatan lengkap. Serta pelayanan di Rumah Sakit dan puskesmas juga bagus dan semua pasien dilayani dengan baik,” pungkas Buyung Daulay.