PARBOABOA, Jakarta – Kebakaran hebat melanda Taman Nasional Baluran yang terletak di Situbondo, Jawa Timur sejak Sabtu, (23/9/2023).
Sampai hari ini, Senin (25/9/2023), para petugas masih berjibaku untuk memadamkan api yang membakar tumbuhan kering.
Akibatnya, akses Taman Nasional Baluran ditutup sementara hingga dianggap benar-benar aman untuk wisatawan.
Selain itu, Pelaksana Harian Kepala Balai Taman Nasional Baluran, Probo Wresni Adji, mengatakan bahwa penutupan tersebut dilakukan guna memudahkan petugas melakukan pemadaman.
Dia menyebut, penutupan itu akan mulai sejak hari ini sampai Sabtu, 30 September 2023.
Menurutnya, aktivitas pemadaman api kemungkinan bakal berlangsung beberapa hari lagi karena akses menuju ke titik kebakaran sulit untuk dijangkau oleh kendaraan roda empat.
Alhasil, karena jauhnya jarak sumber air dengan tempat kejadian perkara (TKP) membuat proses pemadaman hanya dilakukan dengan memukul-mukul api.
Adapun, titik kebakaran tersebut tepatnya berada di Gunung Baluran sebelah timur, berdekatan dengan lokasi wisata Jalu I yang meliputi Batangan-Bekol-Bama.
Sedangkan untuk luas lahan dan penyebab kebakaran belum diketahui secara pasti. Sebab, kini para petugas masih fokus untuk memadamkan api agar tidak menyebar ke wilayah lainnya.
Namun, berdasarkan hasil analisis dan penelusuran dari tim Taman Nasional Baluran di lapangan, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) itu disebabkan oleh ulah manusia.
Dugaan tersebut timbul karena titik kebakaran berdekatan dengan jalan nasional.
Sementara itu, untuk luas lahan yang terbakar, estimasinya adalah sekitar kurang lebih 1,9 hektare.
Sebelumnya, pada Minggu (11/6/2023) sekitar pukul 21.30 WIB, Taman Nasional Baluran juga dilanda kebakaran.
Kebakaran tersebut tepatnya terjadi di Blok Pengarengan, RPTN Watunumpuk. Kondisi daun jati dan ranting yang kering membuat api cepat merambat.
Beruntung, dengan cepat dapat dipadamkan dan tidak merembet terlalu jauh. Adapun pemadaman api itu dilakukan dengan cara memukul-mukul api dan jet shooter.
Tidak ada korban jiwa maupun luka dalam insiden tersebut. Sedangkan untuk penyebabnya, belum diketahui secara pasti karena masih dalam proses pendalaman oleh pihak terkait.
Editor: Maesa