PARBOABOA, Pasaman Barat - Masyarakat yang tinggal di wilayah Pasaman Barat, Sumatera Utara berada dalam kondisi mengkhawatirkan. Belum hilang trauma masyarakat setelah Jumat (25/2) lalu daerah tersebut diguncang gempa dengan kekuatan 6,1 SR, hingga menyebabkan sejumlah kerusakan dan hilangnya nyawa, bencana lainnya kembali menerjang wilayah tersebut yaitu banjir bandang dan longsor yang terjadi sejak Senin (28/2) malam.
Adapun salah satu wilayah yang diterjang banjir yaitu di Kawasan Padang Sawah, Nagari Kajai. Banjir ini terjadi setelah Sungai Batang Nango yang ada di daerah tersebut meluap setelah hujan deras menerjang.
Banjir ini membawa material lumpur dan kayu hingga menutup jalan. Hal ini menyebabkan pengiriman bantuan ke korban yang terdampak gempa menjadi terhambat.
Komandan Komando Pos Penanggulangan Bencana Gempa Bumi di Pasaman Barat, Letkol Kav Eri Bhakti mengatakan setelah gempa, setidaknya ada 11 daerah di Pasaman Barat mengalami longsor.
Agar pendistribusian bantuan dapat kembali dilakukan, sejumlah alat berat telah diturunkan ke lokasi bencana untuk mempercepat pembersihan jalan dari meterial longsor.
"Sudah pasti akan mengganggu distribusi bantuan kepada pengungsi. Namun kita akan upayakan maksimal," katanya.
Hingga hari ini, setidaknya 3 ribu orang warga Pasaman Barat masih bertahan di titik-titik pengungsian, akibat rumah mereka rusak setelah diterjang gempa. Sejumlah bantuan telah disalurkan kepada para pengungsi oleh pemerintah setempat.
Sementara itu menurut rilis dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) Padang Panjang, hingga hari ini, Selasa (1/3) pukul 12.00 WIB tercatat ada 184 gempa susulan mengguncang Pasaman Barat, terhitung sejak adanya gempa berkekuatan 6.1 SR pada Jumat lalu.
Sehingga masyarakat harus tetap waspada, terlebih lagi gempa-gempa susulan lainnya masih mungkin terjadi.