PARBOABOA,Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) menerbitkan kebijakan terbaru terkait penyesuaian jam kerja PNS saat pemberlakuan PPKM level 1 sampai 4.
Penyesuaian jam kerja bagi PNS di wilayah level 2 dan 1
serta di luar wilayah Jawa dan Bali juga juga dijelaskan secara lebih rinci.
Kebijakan tersebut tertuang dalam Surat Edaran (SE) Menteri
PANRB Nomor 16/2021 tentang Penyesuaian Sistem Kerja Pegawai ASN Selama
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Pada Masa Pandemi Covid-19.
Pada saat SE ini mulai berlaku, maka SE Menteri PANRB Nomor
14/2021 dan SE Menteri PANRB Nomor 15/2021 dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.
Adapun PNS pada sektor non-esensial di wilayah Jawa dan
Bali melaksanakan WFH sebesar 100 persen.
"Pegawai ASN pada sektor non esensial wajib
menjalankan tugas kedinasan di tempat tinggal (work from home/WFH) secara penuh
atau seratus persen," jelas surat yang ditandatangani Menteri PANRB Tjahjo
Kumolo tersebut, Selasa (27/7).
Dalam aturan tersebut dijelaskan, PNS yang bertugas di
sektor esensial melaksanakan WFO sebanyak 50 persen. Kemudian ASN yang bertugas
di sektor kritikal melaksanakan WFO sebanyak 100 persen.
Sementara itu, sistem kerja pegawai ASN di wilayah Sumatra,
Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua yang berada di wilayah
level 4, mengacu pada sistem kerja di wilayah Jawa dan Bali. Ketentuan ini
mengacu pada Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 25/2021.
Lebih lanjut, PNS pada instansi pemerintah di wilayah PPKM
level 3, 2, dan 1 di luar Jawa dan Bali melaksanakan tugas kedinasan di kantor
(work from office/WFO) dan WFH. Wilayah-wilayah tersebut telah diatur dalam
Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 26/2021.
PNS di wilayah PPKM level 3 pada luar Jawa dan Bali
melaksanakan WFO sebesar 25 persen. Sementara untuk PPKM level 2 dan 1 di Luar
Jawa dan Bali, memperhatikan tiga kriteria zonasi kabupaten/kota.
Pertama, pegawai ASN yang bertugas dalam zona hijau
melakukan WFO sebesar 75 persen. Kedua, pegawai ASN yang bertugas dalam zona
kuning melakukan WFO sebesar 50 persen. Ketiga, pegawai ASN yang bertugas dalam
zona oranye dan merah melakukan WFO sebesar 25 persen.
Surat edaran Menteri PANRB tersebut mewajibkan setiap
pegawai yang berdinas di kantor untuk menerapkan protokol kesehatan yang ketat
dan tetap menjaga produktivitas serta target kinerja.
Pejabat pembina kepegawaian (PPK) pun diminta melakukan
lima hal. Pertama, pemantauan dan pengawasan terhadap pemenuhan dan pencapaian
sasaran serta target kinerja pegawai demi memastikan kelancaran penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik.
Kedua, melakukan penyederhanaan proses bisnis dan standar
operasional prosedur dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
Ketiga, menggunakan media informasi untuk menyampaikan
standar pelayanan baru melalui media publikasi. Keempat, membuka media
komunikasi online sebagai wadah konsultasi maupun pengaduan.
Terakhir, memastikan bahwa output dari produk pelayanan yang dilakukan secara daring maupun luring tetap sesuai standar yang telah ditetapkan. Surat edaran ini berlaku sampai dengan berakhirnya kebijakan PPKM pada masa pandemi Covid-19.