PARBOABOA, Jakarta – Amerika Serikat berencana menjual cadangan minyak strategis (SPR) 14 juta barel guna menekan harga minyak dunia serta membantu pemerintahan Joe Biden.
Melansir dari Reuters, Selasa (18/10), langkah tersebut muncul menjelang pemilihan kongres yang akan diadakan pada November 2022 mendatang. Selain itu, penjualan tersebut sekaligus merespons dari perang Rusia-Ukraina dan bakal dilakukan dalam minggu ini.
Nantinya, penjualan tersebut akan memasarkan sisa 14 juta barel dari rilis SPR yang diumumkan oleh Biden sebelumnya, di mana ada cadangan minyak sebanyak 180 juta barel sejak Mei lalu.
Pemerintah AS juga diklaim telah berbicara dengan perusahaan minyak tentang penjualan tambahan 26 juta barel dari penjualan yang diamanatkan oleh kongres pada tahun fiskal 2023, yang akan dimulai pada 1 Oktober.
Di samping itu, Depaetemen Energi AS juga berencana merilis rincian lebih lanjut untuk kembali membeli minyak. Hal ini mencerminkan bahwa keinginan Gedung Putih untuk memerangi kenaikan harga pompa, sembari mendukung pengebor domestik.
Untuk diketahui, kenaikan harga bensin telah mendorong inflasi AS ke level tertinggi dalam beberapa dekade. Hal tersebut menimbulkan risiko bagi Biden dan rekan-rekan Partai Demokrat menjelang pemilihan bulan depan, yang dimana mereka akan tetap berusaha mengendalikan kongres.
Terpisah, Wakil Sekretaris Energi David Turk juga mengatakan bahwa pemerintah bisa memanfaatkan Cadagan Minyak Strategis (SPR) dalam beberapa minggu dan bulan mendatang apabila diperlukan untuk mrnstabilkan harga minyak.
Ia menyebutkan, harga rata-rata bahan bakar minyak (BBM) di AS mencapai US$3,89 per galon pada Senin (17/10), naik sekitar US$0,20 dari bulan lalu dan US$0,56 lebih tinggi dari tahun lalu. Bahkan, harga BBM mencapai rekor rata-rata di atas US$5 pada Juni 2022.