PARBOABOA, Jakarta - Industri makanan dan minuman (Food and Beverage/FnB) bukan sekadar ladang bisnis yang menjanjikan keuntungan besar, tetapi dibalik semua itu terdapat kegetiran perjuangan yang jarang terlihat.
Mulai dari kafe kecil di gang sempit hingga restoran mewah di pusat perbelanjaan, dunia FnB di Indonesia berkembang dengan cepat, menawarkan berbagai keunikan dan daya tarik yang memikat.
Tapi, di balik gemerlapnya, apa yang membuat sektor ini begitu menggoda sekaligus sarat tantangan?
Pasar FnB tumbuh seiring perubahan gaya hidup masyarakat. Kota-kota besar di Indonesia dipenuhi bisnis FnB yang menawarkan berbagai pengalaman kuliner, dari jajanan kaki lima hingga fine dining.
Menurut laporan dari Euromonitor International, industri FnB di Indonesia diproyeksikan tumbuh 5% per tahun hingga 2025.
Namun, keberhasilan di sektor ini menuntut kreativitas dan inovasi. Seperti yang dijelaskan dalam buku A-Z Dunia Kuliner karya Tyas AN, pengusaha FnB harus mampu menawarkan keunikan—baik dari rasa, konsep tempat, hingga pelayanan pelanggan.
Faktor-faktor ini menjadi kunci untuk memenangkan hati konsumen yang semakin selektif.
Perkembangan teknologi turut membawa perubahan besar dalam bisnis FnB. Dengan adanya layanan pesan antar, aplikasi mobile, dan ulasan digital, konsumen kini relatif lebih mudah dibandikan sebelumnya.
Menurut data dari Statista, pada 2023, sebanyak 67% pengguna layanan FnB online di Indonesia memanfaatkan platform digital untuk pemesanan makanan.
Tidak hanya itu, teknologi juga memberikan peluang bagi pelaku usaha untuk menghadirkan pengalaman unik kepada pelanggan, seperti sistem pemesanan otomatis atau layanan personalisasi menu.
Daya Tarik
Dalam buku Kiat Sukses Pengelolaan Bisnis Hotel di Masa Pandemi Covid-19 karya Singgih Saggitariono dan tim, tujuan berdirnya industri FnB adalah untuk menyediakan dan melayani berbagai kebutuhan konsumen terkait makanan dan minuman, serta meningkatkan kepuasan pelanggan.
Dengan pelayanan yang baik, konsumen diharapkan merasa puas dan termotivasi untuk kembali membeli produk.
Selain itu, bisnis FnB bertujuan memperoleh keuntungan sekaligus menjaga hubungan baik dengan konsumen, menjadikan mereka pelanggan tetap.
Tak kalah penting, reputasi bisnis FnB dalam hal cita rasa, kualitas bahan, kebersihan, harga, dan pelayanan juga menjadi prioritas utama yang dapat mendukung keberlanjutan usaha.
Karier di industri FnB memiliki daya tarik tersendiri bagi banyak orang. Mengutip dari Les Roches College, ada berbagai alasan mengapa memilih karier di bidang ini menjadi pilihan yang menarik.
Salah satunya adalah kesempatan untuk bekerja sesuai passion. Bagi mereka yang memiliki minat besar terhadap kuliner, berkarier di bidang FnB memungkinkan penggabungan minat pribadi dengan upaya menciptakan pengalaman pelanggan yang positif.
Selain itu, bekerja di industri FnB juga meningkatkan kreativitas. Mulai dari perencanaan menu, pengelolaan dapur, hingga layanan pelanggan, semua membutuhkan kemampuan inovatif.
Lebih dari itu, industri FnB dikenal memiliki lingkungan kerja yang dinamis dan menantang.
Bertemu dengan pelanggan dari berbagai latar belakang memberikan pengalaman berharga dan melatih kemampuan interpersonal, manajemen waktu, hingga kepemimpinan.
Bagi mereka yang ingin memulai karier di bidang FnB, langkah yang paling penting yang harus dilakukan adalah mengasah kemampuan interpersonal dan komunikasi.
Dalam industri ini, interaksi dengan pelanggan dan kerja sama tim menjadi bagian tak terpisahkan.
Selain itu, mencari pengalaman bekerja paruh waktu.juga Pekerjaan seperti barista atau pelayan di restoran tidak hanya memberikan pengalaman langsung di industri tetapi juga memperkaya keterampilan teknis yang dibutuhkan.
Bagi mereka yang ingin menambah nilai lebih, mengikuti kursus juga bisa menjadi pilihan.
Kursus ini memberikan pelatihan khusus dan sertifikat yang dapat meningkatkan daya tarik pelamar di mata rekruter, sehingga peluang untuk memulai karier di industri FnB menjadi lebih besar.
Tantangan Pekerja FnB
Di balik gemerlap industri FnB, ada tantangan besar yang harus dihadapi para pekerja di sektor ini.
Jam kerja yang panjang dan beban berat menjadi salah satu tantangan utama. Penelitian dari International Journal of Hospitality Management mencatat bahwa rata-rata pekerja di sektor FnB menghabiskan lebih dari 10 jam sehari di tempat kerja.
Tuntutan ini seringkali melibatkan aktivitas fisik yang intens, seperti mengangkat barang berat, berdiri lama, atau bergerak cepat dalam lingkungan yang sibuk.
Akibatnya, kesehatan fisik pekerja kerap terpengaruh, mulai dari kelelahan hingga risiko cedera kerja.
Masalah lain yang menghantui adalah rendahnya upah dan kesejahteraan pekerja. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan rata-rata gaji pekerja FnB di Indonesia hanya berkisar antara Rp3 juta hingga Rp4 juta per bulan.
Angka ini tentu terasa minim, terutama di kota-kota besar dengan biaya hidup yang terus meningkat.
Lebih parahnya lagi, banyak pekerja tidak mendapatkan jaminan kesehatan atau kontrak kerja yang memadai, membuat mereka rentan dalam berbagai aspek kehidupan.
Selain itu, tekanan psikologis menjadi persoalan serius di industri ini.
Pekerja FnB sering kali harus menghadapi pelanggan dengan ekspektasi tinggi, yang tidak jarang disertai sikap kasar.
Laporan Hospitality Insights pada 2023 mengungkapkan bahwa 72% pekerja di sektor ini merasa tertekan akibat perilaku pelanggan yang tidak menyenangkan.
Pelecehan verbal bahkan fisik juga masih menjadi momok, menciptakan lingkungan kerja yang tidak aman bagi banyak orang.
Minimnya peluang karier menambah daftar panjang tantangan di sektor FnB. Industri ini dikenal dengan mobilitas karier yang terbatas.
Menurut data dari Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), hanya 15% pekerja FnB yang mendapatkan promosi dalam lima tahun pertama bekerja.
Hal ini menunjukkan kurangnya perhatian perusahaan dalam mengembangkan kemampuan karyawan, yang pada akhirnya membuat banyak pekerja merasa terjebak dalam pekerjaan tanpa prospek yang jelas.