PARBOABOA – Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, umat Islam dianjurkan untuk selalu memiliki sikap yang rendah hati dan menjauhi sifat takabur.
Arti takabur adalah sifat sombong atau merasa dirinya lebih tinggi dari orang lain. Istilah ini berasal dari kalimat kibrun yang berarti sifat sombong yang terletak di dalam batin seseorang untuk membesarkan diri sehingga merasa hanya dirinya yang sempurna dan hebat
Seseorang yang memiliki sifat takabur umumnya akan cenderung memperlihatkan sisi kelebihan dalam dirinya. Hal itu bertujuan untuk membuktikan bahwa ia adalah sosok paling sempurna dalam segala hal dan seakan merendahkan orang lain.
Melansir dari situs resmi ladunihaji, sifat takabur sangat tidak disukai oleh Allah SWT bahkan Allah SWT tak segan-segan menghukum mereka yang memiliki sifat demikian.
Menurut hadits qudsi yang dicetuskan oleh Thabrani dari Ali bin Abi Thalib R.A., Rasulullah Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam memaparkan bahwa "orang yang menunjukkan sifat takabur seolah-olah telah merenggut atribut Allah SWT".
Salah satu contoh takabur adalah suka memuji dan meninggikan diri sendiri, memamerkan harta, dan memandang remeh yang lainnya.
Sifat tercela ini sudah seharusnya tidak melekat dalam diri seseorang, terlepas dari apa yang mereka miliki. Untuk lebih memahaminya, berikut Parboaboa telah merangkum penjelasan tentang apa arti takabur dalam Islam, lengkap dengan ciri-ciri, penyebab, dan dalilnya.
Arti Takabur dalam Islam
Menurut Tadbir Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, arti takabur adalah merasa lebih tinggi dari orang lain dan memandang rendah orang lain.
Tidak hanya itu, al-Muhasibi juga menganggap arti takabur sebagai penyakit jiwa yang paling parah dan dapat menimbulkan berbagai masalah besar. Karena sifat ini, seseorang dapat menarik kemarahan dan hukuman dari Allah SWT.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti takabur adalah seseorang yang merasa dirinya mulia sangat hebat, pandai, dan sebagainya sehingga timbulah sifat angkuh atau sombong.
Dalam ajaran Islam, Iblis menjadi contoh pertama dari adanya sifat takabur ini. Ketika Allah SWT memerintahkan Iblis untuk bersujud kepada Nabi Adam, Iblis menolak karena merasa dirinya lebih baik, karena ia terbuat dari api sementara Adam dari tanah. Setelah Iblis menunjukkan sifat takaburnya, Allah mengusirnya dari surga.
Ini tercatat dalam Alquran sebagai berikut:
قَالَ ÙَٱهۡبÙØ·Û¡ Ù…Ùنۡهَا Ùَمَا ÙŠÙŽÙƒÙون٠لَكَ Ø£ÙŽÙ† تَتَكَبَّرَ ÙÙيهَا ÙَٱخۡرÙجۡ Ø¥Ùنَّكَ Ù…ÙÙ†ÙŽ ٱلصَّٰغÙرÙينَ
Dalam ayat ke-13 dari Surah Al-A'raf, Allah berfirman, "Turunlah kamu dari surga itu, karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya. Keluarlah, karena sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina."
Hal ini menunjukkan bahwa Allah SWT tidak menyukai sifat takabur karena menyebabkan seseorang merasa lebih baik dan benar, serta menganggap dirinya memiliki kelebihan yang tak tertandingi oleh orang lain.
Ciri-Ciri Takabur
Setelah memahami arti takabur dalam Islam, kita dapat menyimpulkan beberapa ciri-ciri takabur yang harus diwaspadai, di antaranya:
- Menyombongkan diri
- Memuliakan diri, mulai dari segi pengetahuan, harta, keturunan, dan segala yang dimilikinya
- Mengejek dan merendahkan orang lain
- Gemar menjatuhkan dan mencela orang lain
- Bersikap sombong dan menghindar saat berinteraksi ketika berbicara
- Boros
- Cenderung menggunakan perhiasan dan pakaian secara berlebihan
- Berbicara dengan nada yang angkuh dan melebih-lebihkan
Penyebab Takabur
Sebagai manusia yang telah memahami makna dan arti takabur, sepatutnya kita tidak mengikuti sifat buruk tersebut karena Allah SWT sangat membencinya.
Berikut ini ada beberapa penyebab dan contoh takabur diwaspadai, di antaranya:
- Merasa bahwa apa yang diucapkan oleh dirinya adalah benar, sehingga dia merasa orang lain selalu salah.
- Terobsesi dengan pujian dan kesan baik dari orang lain, sehingga merasa bahagia dan semakin angkuh ketika menerima banyak pujian.
- Merasa memiliki banyak pengetahuan dan kekayaan. Lebih bahayanya, ada orang yang tidak kaya namun tetap bersikap sombong.
- Merasa bahwa amal dan ibadahnya lebih baik dari orang lain. Dia juga beranggapan bahwa hidupnya akan selamat di akhirat, sementara orang lain dianggap tidak selamat.
- Merasa bangga dengan nasib, garis keturunan, dan kelebihan fisik yang dimiliki.
Dalil Naqli Dalam Hadis Tentang Sifat Takabur
Arti takabur adalah suatu hal yang memiliki potensi untuk menghalangi seseorang dari masuk surga. Rasulullah SAW dalam setiap hadis selalu mengingatkan kepada umat Islam bahwa sifat takabur dan kesombongan benar-benar dapat menjadi penghalang bagi seseorang untuk mencapai surga.
Hadis tersebut menegaskan bahwa rasa sombong ini dapat menjadi penghalang, seberapa halus pun bentuknya. Takabur dapat terlihat secara jelas oleh orang lain dalam tindakan dan perilaku seseorang, namun juga dapat tersimpan di dalam hati tanpa diketahui oleh orang lain.
Beberapa hadis dan ayat dalam Al-Qur'an menggambarkan perilaku takabur, termasuk di dalamnya hadis dari Rasulullah SAW yang menyatakan:
الْكÙبْر٠بَطَر٠الْØَقّ٠وَغَمْط٠النَّاسÙ
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas'ud dan tercatat dalam HR. Muslim, disampaikan bahwa kesombongan merupakan tindakan menolak kebenaran dan merendahkan manusia.
Dalam firman-Nya, Allah SWT menegaskan agar kita tidak memalingkan wajah dari manusia karena kesombongan, dan tidak berjalan di bumi dengan angkuh. Allah menyatakan bahwa Dia tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri.
Rasulullah SAW juga menyampaikan bahwa orang fakir yang sombong akan termasuk golongan yang tidak akan diajak berbicara oleh Allah pada hari kiamat. Allah tidak akan menyucikan dan memandang mereka, dan bagi mereka akan ada azab yang pedih. Hal ini tertulis dalam hadis yang diriwayatkan oleh Muslim.
Dampak Negatif Sifat Takabur
Sesuai dengan arti takabur yang telah kita pahami sebelumnya, dijelaskan bahwa sifat tercela ini bisa menjadi penghalang bagi seseorang untuk masuk surga.
Rasulullah SAW, melalui hadis-hadisnya, dengan tegas mengingatkan umat Islam tentang bahaya sifat takabur dan kesombongan yang dapat benar-benar menghalangi seseorang mencapai surga.
Selain itu, ada beberapa dampak buruk lainnya yang akan menimpa seseorang saat memiliki sifat takabur, di antaranya:
- Terhalang untuk memahami dan menerima kebenaran ayat-ayat Allah SWT
- Dibenci oleh Allah SWT
- Hati dan pikirannya menjadi tertutup
- Mengalami kehinaan dan siksaan di akhirat
- Terus-menerus merasa diri sebagai individu yang paling unggul dan benar
- Menyebabkan perpecahan di antara sesama
- Merusak persatuan dan kesatuan
- Tidak cenderung berbuat benar dan menolak menerima kebenaran
- Tidak memiliki keikhlasan dalam perbuatan sehingga segala usaha menjadi sia-sia
- Merugikan diri sendiri dan lebih mudah tersinggung
- Sifat takabur ini sangatlah berbahaya dan patut dijauhi agar kita dapat mencapai keridhaan Allah dan mendapatkan surga-Nya
Cara Menghindari Sifat Takabur
Dalam pemahaman tentang arti takabur, sudah sepantasnya kita berusaha membentengi diri dan mengetahui cara agar terhindar dari perilaku tersebut. Berikut ini dijelaskan beberapa cara menghindari sifat takabur yang bisa dilakukan, yaitu:
1. Memiliki rasa percaya diri tanpa merendahkan orang lain
Tetap memiliki rasa percaya diri, namun hindari sikap merendahkan orang lain. Sifat takabur terjadi ketika kita menganggap diri kita lebih tinggi dari orang lain.
Oleh karena itu, kita harus menghindari pandangan yang meremehkan orang lain dan tetap menghargai potensi mereka. Sadarlah bahwa orang yang sombong dengan kekuatannya akan dihancurkan oleh Allah, karena Dia tidak menyukai orang yang sombong.
2. Tetap rendah hati
Pahami bahwa pengetahuan kita sangat terbatas dibandingkan dengan pengetahuan Allah. Kita hanya bisa memahami sebagian kecil dari segala ilmu yang ada di dunia ini, oleh karena itu, kita harus tetap rendah hati dan selalu belajar dari orang lain.
Ingatlah bahwa fisik yang gagah atau wajah yang cantik hanyalah anugerah sementara dari Allah. Yang benar-benar menentukan kemuliaan seseorang adalah ketakwaannya.
3. Menyadari bahwa semua yang kita miliki hanya titipan
Ingatlah bahwa harta yang kita miliki adalah titipan dari Allah, dan kita harus mengelolanya dengan baik. Janganlah sombong dengan harta yang dimiliki, karena semua itu hanyalah amanah dan anugerah dari Allah SWT.
Sama halnya dengan jabatan, kedudukan, atau keturunan bangsawan, semuanya harus dianggap sebagai amanah yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab tanpa sombong atau angkuh. Semua adalah anugerah dari Allah yang harus dijaga dan digunakan dengan benar.
Demikianlah penjelasan mengenai apa arti takabur, lengkap dengan ciri-ciri, penyebab, dan cara menghindarinya. Sebagai umat muslim yang taat, mari kita selalu berusaha untuk menjauhi sifat takabur dalam kehidupan sehari-hari.
Sadari bahwa kita semua adalah hamba Allah yang sama, sehingga tidak ada alasan untuk merasa lebih tinggi dari orang lain. Dengan begitu, kita dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mencapai keridhaan-Nya serta mendapatkan surga-Nya.
Editor: Juni