18 Polisi Diduga Peras WNA Malaysia di DWP 2024

Festival musik Djakarta Houseproject dikotori dengan adanya laporan pemerasan oleh polisi terhadap penonton dari mancanegara. (Foto: DWP)

PARBOABOA, Jakarta - Divisi Propam Polri telah menangkap 18 anggota kepolisian yang diduga terlibat dalam pemerasan terhadap sejumlah warga negara asing (WNA) asal Malaysia di acara Djakarta Warehouse Project (DWP) 2024 yang digelar di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat. Saat ini, mereka sedang menjalani pemeriksaan intensif.

Menurut Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, pihaknya tidak akan menoleransi pelanggaran yang dilakukan oleh anggota kepolisian.

Tindakan tegas ini merupakan bagian dari upaya untuk menjaga integritas hukum serta meningkatkan perlindungan dan pelayanan kepada masyarakat.

Kasus ini mencuat setelah sebuah unggahan di media sosial melalui akun X @Twt_Rave melaporkan bahwa penonton asal Malaysia menjadi sasaran pemeriksaan mendadak, termasuk tes urine, oleh beberapa oknum polisi.

Meskipun hasil tes menunjukkan negatif, para korban tetap diminta menyerahkan sejumlah uang. Total dugaan pemerasan mencapai sekitar RM9 juta atau sekitar Rp32 miliar.

Informasi ini memicu kemarahan publik, baik di Indonesia maupun Malaysia, serta mengundang kritik keras dari masyarakat internasional.

Salah satu korban, yang identitasnya dirahasiakan dan disebut sebagai Ilham, mengisahkan bahwa saat menyaksikan penampilan DJ Steve Aoki, ia diminta mengikuti sejumlah orang yang mengaku sebagai polisi. Mereka kemudian meminta paspornya untuk pemeriksaan administrasi.

Namun, paspornya tidak segera dikembalikan. Ilham mengaku harus menjalani tes kesadaran dan baru mendapatkan kembali paspornya setelah menyerahkan uang sebesar Rp200.000.

Beberapa korban lain juga mengalami penahanan paspor dan situasi serupa. Insiden ini tidak hanya mencoreng citra kepolisian, tetapi juga menyebabkan ketegangan diplomatik antara Indonesia dan Malaysia.

Warganet dari kedua negara mendesak agar pihak berwenang segera mengambil langkah tegas terhadap para pelaku. Nilai dugaan pemerasan yang fantastis ini juga memicu diskusi publik tentang perlunya pengawasan internal yang lebih ketat di tubuh kepolisian. Banyak pihak menyerukan reformasi mendalam untuk mencegah kasus serupa terjadi di masa depan.

Pihak penyelenggara DWP, Ismaya Live, telah menyampaikan keprihatinan mereka atas kejadian ini. Mereka mendorong para korban untuk melapor kepada pihak berwenang agar investigasi dapat dilakukan dengan transparansi.

Penyelenggara juga berkomitmen untuk bekerja sama dengan aparat hukum dalam menuntaskan kasus ini dan memastikan langkah pencegahan diterapkan pada acara mendatang.

Saat ini, masyarakat luas menunggu hasil penyelidikan dari Divisi Propam Polri. Publik berharap proses hukum terhadap para pelaku berjalan dengan transparan dan akuntabel, guna mengembalikan kepercayaan terhadap institusi kepolisian.

Editor: Wanovy
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS