PARBOABOA- Dua dari empat petani berjaga di Persawahaan Bahkora II, Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Siantar Marihat, pada siang hari terik. Sesekali tangan petani berjaga tersebut, menarik tali-tali terikat pada kaleng dan orang-orangan di areal persawahan, Sabtu 18 Maret 2023.
Dus, suara setengah berteriak terdengar dari pondok tempat istirahat petani berleyeh-leyeh. “Huss..huss…pigi kelen,†ujar dua petani setengah berteriak seraya menepukkan tanggannya. Biar mengusir burung-burung yang singgah ke sawah.
Satu dari empat petani di sana, Rosti Nainggolan, 58 tahun, juga ikut “berteriak†soal pupuk subsidi. Menurutnya, saat mendapatkan pupuk bersubsidi harus membayar setengah harga pupuk.
“Ya kadang dapat, tapi itu bukan gratis ya.Tapi kita bayar setengah harga dari pupuk itu. Misalnya harga pupuk Rp280 ribu. Ya kita beli Rp180 ribu gitu,†ungkap Rosti Nainggolan.
Meski mendapat pupuk subsidi sulit, janda beranak 5 ini mengaku bersyukur mendapat bantuan bibit pemerintah lebih mudah. Ladang padinya seluas 5 rantai mendapat bantuan bibit 1 sak kecil berisi 5 kg.
“Pupuk urea, posca, mutiara dan JA. Kalau 5 rantai pupuknya. Satu setengah saklah kubuat Pupuk Ureanya. Satu setengah artinya 75 kg Pupuk Urea. Lalu pupuk JA-nya 10 kg dan 20 kg kubuat, dan mutiaranya 10 kg kubuat. Lain lagi obat-obatan ladang padi ini. Lagi mahal cuma 1 botol isi 250 ml Rp100 ribu. Aku beli untuk menyemprot hama,†ungkap anggota Kelompok Tani Maju ini.
Total anggota petani Kelompok Tani Maju sebanyak 30 orang. Sedangkan total luas lahan sawah dikelola sekitar 20 hektar luas lahannya. Bendahara Kelompok Tani Maju, Sorta Hutapea, menjelaskan bahwa menurut Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) untuk masuk ke kelompok tani. Luas lahannya mencapai 400 rantai atau 16 hektar.
“Luas lahan terdiri 30 orang masuk kelompok tani,†ungkapnya kepada parbobaboa.com, di Kecamatan Marimbun, Pematang Siantar.
Sorta Hutapea tak memungkiri, bahwa hasil panen petani di Kelompok Tani Maju mencapai 8 ton per hektar pada 2021 lalu. Sedangkan untuk 2023 ini sulit mencapai 8 ton per hektar.
“Ada dapat 8 ton dalam satu hektar, itu dulu pas tahun 2021. Iya bisa mencapai segitu tapi untuk tahun ini enggak bakal mencapai segitu satu hektar dapat 8 ton. Karena sudah berkurang padi sekarang. Mungkin karena tanah petani di Siantar khususnya Kecamatan Siantar Marihat sering dipaksa sehingga tanahnya tidak subur lagi,†ungkapnya.
“Untuk saat ini enggak subur lagi dek. Itu pun bisa dua kali panen setahun karena bantuan pupuk. Kalau enggak ada bantuan pupuk dan racun hama enggak bakal jadi hasil padinya. Ditambah lagi hama tikus dan hama yang putih-putih itu. Jadi hasil padi enggak mencapai seperti dulu. Paling kisaran 5 ton saja dapat. Itu juga belum pastilah,†tambahnya lagi.
Meski begitu, Bendahara Kelompok Tani Maju itu setuju bila pemerintah menaikkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani.
“Ya kalau benar, ya setujulah karena sangat membantu para anggota kelompok tani termasuk kami juga kan? Karena harga pupuk dan obat sekarang mahal. Meskipun ada pupuk subsidi dari pemerintah tapi itu masih kuranglah,†ungkap Sorta Hutapea.
“Terus pun belum tentu langsung ada dikasih ke kelompok tani. Karena harus diajukan dulu sama ketua kelompok tani baru bisa dikasih pupuknya. Tapi kalau ada bantuan bibit padi selalu ada pas mau musim nanam tiba,†tambahnya lagi.
Bagi petani banyak manfaat masuk kelompok tani. Petani mendapatkan pelatihan atau penyuluhan pertanian kecamatan oleh pihak Dinas Pertanian. Kemudian, petani mendapat bantuan pupuk subsidi. Selain itu mendapat pinjaman uang.
“Kalau enggak masuk kelompok tani mana bisa kita dapat bantuan pupuk subsidi dan bibit padi dari pemerintahan. Kemudian kita juga bisa dapat alat-alat pertanian gitu dari pemerintah,†ungkap Bendahara Kelompok Tani Maju, Sorta Hutapea.
“Kita bisa mendapatkan pinjaman uang dengan bunga sedikit dari kelompok tani. Seperti mereka pinjam Rp2 juta kami kasih Rp1 juta 750 ribu. Itu sudah kasih potong langsung bunganya. Jadi mereka bayar Rp2 juta saja, bunganya sudah dipotong di depan langsung,†tambahnya agak berpromosi.
***
Dinas Pertanian Kota Pematang Siantar mendata, jumlah lahan ladang atau sawah padi kelompok tani di Siantar ada sebanyak 1.315 hektar di Siantar.
Jumlah kelompok tani di Siantar sebanyak 109 kelompok di enam kecamatan. Yakni di Kecamatan Siantar Marihat, Siantar Maribun, Siantar Martoba, Siantar Sitalasari, Siantar Timur, dan Siantar Selatan.
Jumlah pupuk subsidi (Lihat: Wawancara David Purba) juga sudah digelontorkan ke petani di Pematang Siantar pada 2023 ini.
“Untuk pupuk subsidi Urea ada 950 ton dan pupuk NPK 1.270 ton tahun 2023. Namun tahun 2022 pupuk subsidi Urea sebanyak 101 ton dan NPK 1.096 ton,†ungkap Kepala Seksi Sarana Prasarana Pupuk dan Pestisida Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Peternakan Kota Pematang Siantar, David Purba.
“Produktivitas padi di Siantar kisaran 5 ton sampai 6,5 ton gabah per hektar,†jelasnya kepada parboaboa.com, di Kantor Dinas Pertanian Kota Pematang Siantar, Jumat 24 Maret 2023, pukul 15.00 WIB.
Sementara itu, jumlah pupuk subsidi bagi petani di Tebing Tinggi pada 2023 ini sangat terbatas. Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Tebing Tinggi, Dimpuan Dias Las Naro, agak ragu-ragu menyatakan Pupuk subsidi di Tebing Tinggi aman.
“Inikan pupuk subsidi ini sangat terbatas. Jadi kami tidak bisa mengatakan itu aman atau tidak? Tapi kebutuhan yang ada dengan urea yang disampaikan ada sama kita dari alokasi yang sudah ada ini. Itu masih sangat kurang kebutuhan pupuk kita. Kita selalu menunggu informasi dari perubahan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK),†ungkapnya kepada parboaboa.com.
Dimpuan Dias menambahkan, bahwa pupuk subsidi (Lihat: Wawancara Dimpuan Dias Las Naro) tersedia Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Tebing Tinggi, sampai saat ini masih pupuk Urea sebanyak 180 ton dan NPK sebanyak 108 ton pada 2023 ini.
“Kalau ditanya apakah itu mencukupi untuk seluruh kebutuhan, itu masih belum mencukupi. Tapi dalam perjalanan waktu, ada peristiwa yang namanya perubahan RDKK. Melihat nanti kebijakan dari pemerintah pusat,†jelasnya.
“Yang jelas, untuk musim tanam kita sampai saat ini tidak terganggu,†tambahnya lagi.
***
Dosen tetap di Fakultas Teknik dan Fakultas Pertanian Universitas Simalungun, Novdin Manoktong Sianturi, menyampaikan bahwa penyesuaian Harga Eceran Tertinggi untuk beras dan Harga Pembelian Pemerintah untuk gabah dan beras sangat tepat dan bagus.
“Agar tidak banyak lagi para petani yang galau akibat harga yang sangat kecil untuk gabah sendiri,†ungkapnya pria 50 tahun itu kepada parboaboa.com, Sabtu 25 Maret 2023 di ruang pascasarjana Universitas Simalungun.
Meski, kenaikan harga gabah kering panen di tingkat petani hanyak sedikit. Yakni menjadi Rp5.000 per kg, yang sebelumnya Rp4.200 per kg.
Namun, menurut Novdin, sudah cukup bagus juga untuk melindungi konsumen. Supaya harga tak naik tinggi. Harga itu sudah sesuai baik dari petani maupun konsumen, yang merupakan target pasar mereka. Penetapan harga sudah sah dan dikaji dari pihak mana pun, termasuk stakeholder yang menyusun.
“Yang terpenting dalam melakukan penetapan regulasi ini, baik dalam pengawasan di lapangan,†ujar pemilik gelar S3 dari Universitas Sultan Zainal Abidin, Malaysia itu.
Reporter: Wati Sihombing, Patrick Damanik, Muhammad Anshori, dan Putra Purba
Editor: Fery Sabsidi