PARBOABOA, Pematang Siantar – Industri kopi di Kota Pematang Siantar, Sumatra Utara, telah mengalami kemajuan pesat dalam beberapa tahun terakhir sehingga menciptakan gelombang perubahan yang menarik.
Ini mencakup perkembangan dalam produksi, penyajian yang semakin canggih melalui mesin, minat masyarakat yang terus bertumbuh, dan munculnya beragam tempat kopi yang menawarkan beraneka ragam varietas dan cita rasa kopi yang menggugah selera.
Fikry Azda Din (26), seorang barista berpengalaman yang pernah menjadi pemenang Kejuaraan Aeropress Indonesia pada 2018 dan berhasil masuk ke semifinal Kompetisi Dunia Aeropress pada tahun yang sama, berbagi pandangannya tentang perkembangan industri kopi modern di Pematang Siantar.
Tak seperti beberapa tahun yang lalu, kopi modern yang diseduh dengan mesin belum mendapat sambutan sehangat saat ini. Sebab, tren industri kopi spesialis di Siantar belum merata, sehingga masih menjadi sesuatu yang kurang populer.
Ketika kopi dengan rasa dominan masam atau cenderung ringan muncul, hal ini dianggap aneh oleh sebagian orang karena budaya kopi komersial yang umumnya dicampur dengan susu kental manis masih mendominasi.
Akibatnya, banyak konsumen menolak produk kopi yang memiliki karakteristik berbeda ini. Selain itu, beberapa orang merasa khawatir bahwa kopi asam dapat mempengaruhi lambung mereka.
Namun, seiring berjalannya waktu, melalui usaha jualan dan upaya edukasi, penerimaan terhadap jenis kopi ini mulai meningkat. Puncaknya terjadi pada tahun 2018 ketika Fikry berhasil meraih gelar juara dalam kompetisi aeropress.
Kini, perkembangan coffeeshop dan cafe di Pematang Siantar telah melonjak dengan pesat, menandakan bahwa masyarakat Siantar telah merangkul gaya hidup yang memandang kopi sebagai sebuah ritual yang mendefinisikan hari mereka, sebagaimana yang telah dianut oleh negara-negara maju seperti Eropa dan lainnya.
Tak hanya itu, industri kopi di Pematang Siantar bahkan telah mencapai puncaknya dalam Gelombang Ketiga Kopi (Third Wave Coffee), yang menekankan pada kualitas tinggi, pemahaman tentang asal-usul biji kopi, pemanggangan yang presisi, transparansi dalam rantai pasokan, keberlanjutan, dan eksplorasi rasa unik dari setiap biji kopi.
Gelombang ini berbeda dari fokus pada jumlah produksi yang lebih dominan pada gelombang-gelombang sebelumnya. Para pecinta kopi dalam gelombang ketiga ini menghargai rasa dan karakteristik khas yang ditawarkan oleh biji kopi, dengan penuh perhatian khusus.
"Dan sekarang kita sedang mempersiapkan hadirnya Gelombang Kopi keempat (Fourth Wave Coffee)", tuturnya dengan bangga kepada Parboaboa, Kamis (7/9/2023).
Gelombang Keempat Kopi adalah periode kerjasama antara industri kopi dan beragam sektor lain.
Di Pematang Siantar, tren ini tercermin dalam ragam minuman seperti Signature Beverage atau biasa disebut Coffee Mocktail. Minuman ini merupakan hasil kolaborasi bartender dan barista yang bertujuan menciptakan pengalaman baru yang memikat bagi para pecinta kopi.
Editor: Yohana