PARBOABOA – Prasasti Kerajaan Sriwijaya memberikan bukti yang kuat tentang kebesaran dan pengaruh kerajaan tersebut dalam hal politik, ekonomi, dan agama di tanah air.
Masa Kejayaan Sriwijaya sekitar pada tahun 8 M hingga 9 M dan menjadi simbol kerajaan maritim di Indonesia.
Disebut sebagai simbol karena, Sriwijaya mampu menguasai banyak wilayah perairan Nusantara sampai negara-negara tetangga. Saat itu, Sriwijaya juga menjadi pusat perdagangan, kekuatan politik, dan kebudayaan yang kuat.
Prasasti Kerajaan Sriwijaya mencerminkan tingkat kemajuan dalam hal bahasa dan tulisan pada masa tersebut. Penggunaan aksara Pallawa dan bahasa Melayu Kuno dalam prasasti menunjukkan tingkat kecanggihan dan pencapaian dalam bidang kebahasaan dan kebudayaan.
Prasasti-prasasti itu juga memperlihatkan bagaimana agama Buddha berkembang pesat di wilayah ini. Sebagai pusat penyebaran agama Buddha, Sriwijaya menjadi tempat penting bagi para bhiksu dalam menyebarkan ajaran agama dan memperkuat pengaruh agama Buddha di kawasan Nusantara.
Lalu, apa saja Prasasti Kerajaan Sriwijaya yang ditemukan dan masih ada hingga kini? Dilansir dari buku Sriwijaya: Sebuah Kejayaan Masa Lalu di Asia Tenggara, oleh Kemdikbud RI sumber, berikut Parboaboa akan mengulas sejarah singkat dan tempat ditemukannya prasasti tersebut. Yuk, baca sampai selesai.
1. Prasasti Kota Kapur
Prasasti Kota Kapur adalah salah satu prasasti bersejarah yang penting dalam mengungkap sejarah peradaban Kerajaan Sriwijaya. Prasasti ini ditemukan di wilayah Bangka, sebuah pulau besar yang berada di lepas pantai timur Sumatra. Berdasarkan penanggalan, Prasasti Kota Kapur diperkirakan berasal dari tahun 686 Masehi.
Prasasti ini ditulis dalam bahasa Melayu Kuno dengan menggunakan aksara Pallawa, yang merupakan salah satu bentuk tulisan kuno yang digunakan dalam kerajaan-kerajaan maritim di Nusantara pada masa itu.
Isi dari Prasasti Kota Kapur mencatat tentang seorang raja yang bernama Raja Sri Surawarman, yang memerintah di wilayah tersebut pada masa itu.
2. Prasasti Kedukan Bukit
Prasasti kerajaan Sriwijaya berikutnya adalah prasasti kedukan bukit. Prasasti ini ditemukan di sekitar tepian sungai Batang, Kedukan Bukit di Kota Palembang.
Pada Prasasti ini, terdapat penanggalan tahun yang tertera yaitu pada tahun 686 M, yang ditulis menggunakan huruf Pallawa dan menggunakan bahasa Sansekerta.
Teks yang terdapat dalam prasasti ini mengisahkan tentang Dapunta Hyang, seorang penguasa Sriwijaya yang naik ke sebuah perahu dan berhasil meraih kemenangan untuk Kerajaan Sriwijaya.
3. Prasasti Telaga Batu
Prasasti Telaga Batu adalah salah satu prasasti kerajaan Sriwijaya yang berisi kutukan. Kutukan ini ditujukan kepada para pejabat Sriwijaya yang tidak patuh terhadap kerajaan.
Sempat eksis di wilayah Nusantara pada abad ke-6 hingga abad ke-12, Prasasti ini dipahat pada batuan andesti dan memiliki ukuran sekitar 118 cm x 148 cm yang membentuk sebuah prasasti yang kokoh.
Di bagian atas prasasti terdapat tujuh hiasan kepala ular kobra yang memperindah tampilan keseluruhan prasasti ini. Sedangkan di bagian bawahnya, terdapat cerat atau pancuran yang berfungsi untuk mengalirkan air saat digunakan sebagai tempat pemandian.
4. Prasasti Karang Berahi
Bukti prasasti Kerajaan Sriwijaya berikutnya adalah Prasasti Karang Berahi. Disebut sebagai Karang Berahi karena peninggalan ini ditemukan di Desa Karang Berahi, Merangin, Jambi.
Pada Prasasti Karang Berahi ditulis dalam bahasa Melayu Kuno dengan menggunakan aksara Pallawa. Isinya terdapat kutukan mengenai orang yang bersikap jahat serta tidak setia terhadap Raja Sriwijaya.
5. Prasasti Palas Pasemah
Prasasti Palas pasemah merupakan prasasti peninggalan Kerajaan dari Sriwijaya yang ditemukan di daerah Lampung Selatan. Prasasti ini memiliki isi yang sama dengan Prasasti Karang Berahi dan Prasasti Kota kapur.
Isinya terdiri dari 13 Baris ancaman dan kutukan bagi pelanggar perintah Raja Sriwijaya.
6. Prasasti Talang Tuo
Lokasi penemuan prasasti talang tulo belum diketahui secara pasti. Namun, prasasti tersebut berisi tentang doa dari Buddha Mahayana serta kisah tentang pembangunan sebuah taman dari Sri Jayasana. Sri Jayanasa sendiri merupakan salah satu Raja yang pernah bertahta di Kerajaan Sriwijaya.
7. Prasasti Hujung Langit
Tak banyak informasi yang diketahui dari prasasti Hujung Langit ini, namun pada sisinya ditemukan ukiran naga tahun 997 M. Prasasti peninggalan Kerajaan ini ditemukan di Desa Haur Kuning, Lampung.
8. Prasasti Nalanda
Prasasti kerajaan sriwijaya yang terdapat di india adalah prasasti nalanda. Prasasti ini dikeluarkan oleh Raja Dewapaladewa ari Benggala dan ditulis dalam bahasa Sansekerta.
Isi dari Prasasti Nalanda ini adalah permintaan dari Raja Balaputradewa dari Suwarnadwipa (Sriwijaya) kepada Raja Dewapaladewa untuk mendirikan sebuah vihara di Nalanda.
Prasasti Nalanda juga mencatat tentang hubungan antara Kerajaan Sriwijaya dengan Kerajaan Mataram Kuno di Jawa, di mana Raja Balaputradewa merupakan salah satu tokoh yang disebutkan dalam prasasti ini. Selain itu, prasasti ini juga mencatat tentang pemberian hak istimewa kepada para biksu Budha dari Kerajaan Sriwijaya untuk mengajar dan menyebarkan agama Buddha di lima desa di Calcutta.
Meskipun prasasti tersebut tidak ditemukan di Indonesia, Prasasti Nalanda tetap dijadikan sebagai sumber sejarah yang membuktikan keberadaan Kerajaan Sriwijaya.
9. Prasasti Muara Takus
Prasasti Muara Takus merupakan salah satu peninggalan kerajaan Sriwijaya yang ditemukan di Desa Muara Takus, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Prasasti ini memiliki corak Buddha dengan beberapa susunan stupa di sisinya.
10. Prasasti Ligor
Prasasti kerajaan Sriwijaya yang terakhir adalah Prasasti Ligor yang ditemukan di wilayah Thailand bagian Selatan oleh Nakhon Si Thammarat.
Prasasti ini ditulis dalam bahasa Sanskerta dengan aksara Pallawa pada abad ke-7 Masehi.
Isi dari prasasti Ligor mengisahkan tentang seorang raja Sriwijaya yang membangun sebuah Tisamaya Caitya untuk memuliakan Kajara.
Kajara sendiri merupakan seorang brahmana yang sangat dihormati oleh raja dan masyarakat di Kerajaan Sriwijaya pada masa itu. Caitya sendiri merupakan sebuah bangunan suci untuk penghormatan terhadap Buddha.
Kerajaan Sriwijaya merupakan simbol kejayaan maritim di Indonesia pada masa lampau. Melalui sepuluh prasasti peninggalannya, dapat dipahami betapa pentingnya peran Sriwijaya dalam perdagangan, politik, agama, dan kebudayaan di wilayah Nusantara dan sekitarnya.