Parboaboa, Jakarta - Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi PKS, Mulyanto meminta pemerintah untuk mengganti Direktur Utama Indonesia Battery Corporation (IBC) Toto Nugroho, yang dianggap gagal mengelola perusahaan dengan target yang ditetapkan.
Dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VII DPR RI dengan Dirut Mind-ID, Dirut Antam dan Dirut IBC, Mulyanto minta Dirut IBC diganti karena dinilai tidak cakap membawa kemajuan yang berarti bagi perusahaan setelah bekerja lebih dari tiga tahun.
"Secara etika publik, ini kan tidak elok. Masak Dirut perusahaan yang bermasalah serta bikin gempar dunia Migas nasional, yang akhirnya dibubarkan oleh Tim Pemberantasan Mafia Migas malah diangkat lagi sebagai Dirut IBC yang sangat strategis dalam mendukung pengembangan EBET nasional,” tuturnya saat ditemui pada Kamis (13/4/2023).
“Ini mengkhawatirkan masa depan energi hijau kita," kata dia.
"Apalagi yang bersangkutan juga tidak menguasai seluk-beluk bisnis terkait teknologi baterai listrik. Apa tidak ada putra bangsa ini yang lebih baik? Mestinya kan ada," lanjut Mulyanto menjelaskan.
Sebelumnya, IBC diharapkan bisa melibatkan berbagai lembaga riset yang sebelumnya dikonsolidasikan oleh Kemenristek (sekarang BRIN) dalam konsorsium riset baterai listrik untuk cita-cita energi hijau di Indonesia.
Fraksi PKS itu juga mempertanyakan terkait kasus kerjasama dengan perusahaan Korea, pemilik teknologi baterai listrik yakni LG Energy Solution (LG) yang terancam bubar.
"Jangan sampai investasi senilai hampir Rp.122 triliun ini gagal terwujud dan berdampak buruk bagi pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik di Indonesia,” keluhnya.
“Ini kan mirip dengan kasus mundurnya perusahaan petrokimia asal Amerika Serikat, Air Products and Chemicals Inc. dalam konsorsium gasifikasi batubara untuk DME, yang justru memegang teknologi kunci DME," terangnya pada awak media.