PARBOABOA, Simalungun - Penyakit demam babi Afrika (Africa Swine Fever) yang melanda peternak di Sumatra Utara tidak membuat semangat memelihara babi menjadi surut. Peternak mulai bergairah walau diterjang badai wabah.
Salah satu peternak babi di Kecamatan Siantar, G Sibarani mengatakan, usai banyaknya babi yang mati karena terserang penyakit, dia memutuskan untuk vakum (berhenti) memelihara dengan menjual seluruh hewan ternak yang dimilikinya demi menghindari rugi.
"Saya dahulu ketika baca berita dan dapat informasi dari kawan-kawan yang beternak langsung saya jual itu babi saya walaupun masih kecil, daripada sempat mati. Setelah jual saya vakum kurang lebih setahun," ucap Sibarani, Rabu (15/03/2023).
Ketika ditanya tim Parboaboa mengenai kegiatan yang dilakukan Sibarani selama masa vakum, Ia mengaku menghabiskan waktunya pergi ke ladang.
"Selama vacum saya fokus mengerjakan ladang saya, walaupun tidak banyak ya cukup lah untuk mengisi perut," ucap Sibarani.
Ia mengatakan saat ini dirinya sudah mulai kembali beternak karena menurutnya keadaan sudah kembali normal seperti biasanya.
"Saya dan teman-teman saya disini sudah mulai kembali beternak, ya seperti saya belum berani banyak-banyak masih 10 ekor babi yang masih anakan, tiga bulan lagi mungkin sudah bisa saya jual," ucap Sibarani.
Peternak babi lainnya di wilayah Serbelawan, Rosalina Hutahaean mengatakan, dirinya mengaku ternaknya tidak ada yang terdampak, walau wabah menyerang.
"Memang saya dengar ada wabah tapi tidak berdampak pada ternak saya, sampai saat ini saya masih aktif mengurus ternak saya walau tidak banyak namun cukup lah," jelas Rosalina.