PARBOABOA, Pematang Siantar - Peternak sapi di Kota Pematang Siantar, Sumatra Utara akhirnya bisa merasakan keuntungan menjelang Hari Raya Iduladha 2023, setelah sebelumnya mengalami kesulitan akibat wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di 2022.
Pasalnya dalam waktu kurang dari satu bulan, peternak berhasil menjual lebih dari 50 ekor sapi untuk kegiatan kurban menjelang Hari Raya Iduladha.
"Sudah banyak pesanan sejak awal Juni. Alhamdulillah, sampai sekarang sudah terjual 70 ekor sapi. Pesanan tidak hanya datang dari Pematang Siantar, tetapi juga dari luar provinsi Sumatra Utara," kata Ridho, salah seorang peternak sapi yang juga pemilik Peternakan Sapi PT Lekerkam Kota Pematang Siantar kepada Parboaboa, Kamis (15/06/2023).
Ridho mengaku menjual sapi-sapi tersebut dengan harga antara Rp12 juta hingga Rp25 juta per ekor, tergantung usia dan bobot sapi tersebut. Biasanya, kata Ridho, pembeli hewan kurban mencari sapi yang berusia sekitar 2 tahun dengan bobot sekitar 200 kilogram.
"Pembeli biasanya mencari sapi yang berusia 2 tahun dengan bobot sekitar 200 kilogram untuk daging kurban," katanya.
Sempat Merugi di 2022 Imbas Virus PMK
Peternak sapi, Ridho juga membandingkan penjualan sapi tahun sebelumnya yang hanya sekitar 50 ekor, karena masih terimbas wabah virus PMK.
"Saat Hari Raya Kurban tahun lalu, kami hanya mampu menjual beberapa ekor sapi. Selama tahun 2022, total penjualan kami hanya mencapai 50 ekor sapi," ungkap Ridho.
Ia menceritakan, tahun lalu, masalah lain yang dihadapi peternak dan pedagang sapi yaitu terkait kelengkapan dokumen untuk pengiriman hewan ke luar kota, seperti surat keterangan kesehatan hewan. Apalagi Pada masa wabah PMK, sulit mendapatkan dokumen tersebut karena sapi-sapi mereka belum divaksin.
"Tahun lalu sangat sulit menjual sapi ke daerah lain. Kami harus mengurus surat keterangan kesehatan hewan, padahal pada saat itu sapi-sapi kami belum divaksin," jelas Ridho.
Bahkan di 2022, lanjut Ridho, sekira 60 persen sapi di peternakannya terkena virus PMK. Saat itu, Ridho terpaksa mengobati sapi-sapi yang terinfeksi PMK secara mandiri, karena vaksin yang disediakan pemerintah belum tersedia.
"Kami memberikan obat-obatan, seperti vitamin dan nutrisi yang cukup, untuk menekan perkembangan virus PMK," katanya.
Sementara itu, salah seorang pembeli sapi, Rahmat menyebut, ia membeli sapi untuk berkurban di Iduladha 2023. Menurutnya, berkurban menjadi ibadah dan pengorbanannya kepada Allah SWT. Rahmat mengakui bisa berbagi kepada masyarakat yang membutuhkan dengan berkurban.
“Saya membeli sapi untuk kurban pastinya, sebagai bentuk ibadah saya kepada Allah SWT. Saya berharap dengan kurban ini saya bisa membantu sesama dan umat Muslim yang membutuhkan,” jelas Rahmat kepada Parboaboa.
Ia memilih melihat langsung sapi di peternakan sebelum membeli untuk kurban. Dengan begitu, Rahmat pun bisa memastikan kualitas sapi yang akan ia beli dan dikurbankan.
“Kalau saya sih lebih memilih datang langsung ke peternakannya ya, biar lebih pasti saja. Kalau datang langsung ke peternakan kan bisa melihat mana sapi yang sehat dan besar untuk dibeli karena sapi nya nanti kan bakal dikurban dan dibagi ke banyak orang. Jangan sampai sapi yang dibeli dan dikurbankan itu dalam kondisi sakit dan tidak layak untuk disembelih,” jelas Rahmat.
Ia juga memilih peternakan yang menghasilkan sapi berkualitas, sehingga sapi layak dikurban dan memenuhi syarat syariah.
“Sapi dari peternakan yang baik pasti bakal diurus dengan baik. Dari segi pangan, lingkungan, sampai kesehatannya. Saya ingin sapi yang saya beli dalam kualitas yang layak untuk dikurbankan dan memenuhi syarat syariah sehingga kurban yang saya beri dapat diterima dan bermanfaat bagi yang menerima," imbuh Rahmat.