PARBOABOA, Pematangsiantar - Tepat pada hari ini Selasa (25/1) Indonesia memperingati Hari Gizi Nasional. Untuk tahun ini Hari Gizi Nasional ini mengangkat tema "Aksi Bersama Cegah Stunting dan Obesitas". Jadi tema ini dikampanyekan untuk mendorong masyarakat Indonesia agar semakin meningkatkan kepedulian akan pemenuhan gizi seimbang demi mencegah meningkatnya stunting dan obesitas.
Seperti diketahui stunting dan obesitas masih menjadi masalah kesehatan yang menghantui masyarakat di seluruh dunia termasuk Indonesia. Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh tinggi anak, akibat dari kurang gizi yang dialami seorang anak berkepanjangan yang dimulai sejak bayi dalam kandungan.
Masalah stunting bisa diatasi dengan melakukan berbagai cara pencegahan, salah satunya adalah dengan memenuhi ketercukupan gizi pada usia kehamilan, pemberian ASI ekslusif sampai bayi berusia enam bulan, dan pemberian makanan pendamping bagi bayi dengan kualitas dan kuantitas yang cukup. Namun kondisi gizi ibu saat memberi ASI juga perlu dipenuhi.
Sedangkan obesitas merupakan kondisi penumpukan lemak yang berlebihan akibat ketidakseimbangan asupan energi dengan energi yang digunakan dalam waktu lama.
Obesitas harus menjadi masalah kesehatan yang tidak seharusnya diremehkan, karena obesitas ini dapat menjadi faktor risiko Penyakit Jantung Koroner (PJK), Diabetes Melitus (DM) atau kencing manis, dan hipertensi atau darah tinggi.
Pencegahan terhadap obesitas dapat dilakukan dengan menjalankan program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) yaitu aktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari, mengonsumsi buah dan sayur, tidak merokok, mengurangi konsumsi gula garam dan lemak, dan memeriksakan kesehatan secara rutin.
Sejarah Hari Gizi Nasional
Hari Gizi Nasional tahun ini merupakan yang 62 kalinya diperingati di Indonesia. Jika dilihat dari laman Sehat Negeriku Kemenkes, upaya perbaikan gizi masyarakat telah dimulai sejak 1950. Saat itu, Prof. Poorwo Soedarmo yang saat ini dikenal sebagai Bapak Gizi Indonesia, diangkat oleh Menteri Kesehatan Dokter J Leimena sebagai kepala Lembaga Makanan Rakyat (LMR) atau yang lebih dikenal sebagai Instituut Voor Volksvoeding (IVV). LMR saat itu diberi tugas untuk untuk meningkatkan kualitas gizi masyarakat Indonesia.
Hari Gizi Nasional (HGN) diselenggarakan untuk memperingati dimulainya pengkaderan tenaga gizi Indonesia dengan berdirinya Sekolah Juru Penerang Makanan oleh LMR pada 25 Januari 1951.
Sejak saat itu, pendidikan tenaga gizi terus berkembang pesat di banyak perguruan tinggi di Indonesia. Kemudian disepakati bahwa tanggal 25 Januari diperingati sebagai Hari Gizi Nasional Indonesia.
Sejak saat itu pendidikan tenaga gizi terus berkembang pesat di banyak perguruan tinggi di Indonesia. Kemudian disepakati bahwa tanggal 25 Januari di peringati sebagai Hari Gizi Nasional Indonesia.
Namun peringatan Hari Gizi Nasional Indonesia pertama kali baru dirayakan pada tahun 1960-an oleh LMR. Lalu dilanjutkan oleh Direktorat Gizi Masyarakat sejak tahun 1970-an hingga sekarang.