PARBOABOA, Pematang Siantar - Kepolisian Resor (Porles) Pematang Siantar masih mendalami penyebab terbakarnya empat unit rumah toko (Ruko) di Jalan Patuan Anggi, Kelurahan Baru, Kecamatan Siantar Utara, pada Jumat (31/3/2023) lalu.
"Sudah dilakukan berdasarkan fakta scientific evidence atau bukti ilmiah, kami berupaya tidak boleh menduga-duga atas ini (hasil penyidikan) dikemudian hari," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Pematang Siantar, Banuara Manurung kepada Parboaboa, Senin (3/4/2023).
Ia menjelaskan, penyidik telah memeriksa 10 saksi dan meminta keterangan 5 ahli dari berbagai universitas ternama. Hasil uji laboratoris awalnya dari smoldering (nyala api kecil) menjadi flaming. Namun, ia enggan merinci bagaimana hasil temuan yang sudah dilakukan sampai saat ini.
"Sabar saja, kita pasti buat konferensi pers terkait ini, kita upayakan minggu depan," ucapnya.
Sementara soal rencana mendatangkan tim dari Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Sumut, Banuara menuturkan bahwa pihaknya masih harus menunggu hasil penyelidikan.
"Bila dianggap perlu melakukan penyidikan lebih dalam, tidak menutup kemungkinan Labfor (Polda Sumut) harus didatangkan. Kami lihat dulu bagaimana hasilnya. Saat ini sedang berproses," tegasnya.
Untuk diketahui, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyalamatan Kota Pematang Siantar sempat kewalahan untuk menjinakkan si jago merah yang berasal dari rumah toko (Ruko) cat/bahan bangunan milik Leng Tok Tji, yang diduga menjadi sumber api. Sekitar 17 jam api baru dapat dipadamkan.
Dari peristiwa tersebut, kerugian ditaksir sekitar Rp1 miliar lebih. Sementara itu, terdapat dua korban yang mengalami luka bakar mencapai 31 persen dan sudah mendapat pertolongan medis.
Kepala Dinas (Kadis) Damkar dan Penyelamatan Kota Pematang Siantar, Robert Samosir mengatakan adanya kendala dalam melakukan pemadaman dikarenakan mayoritas bahan dagangan bangunan terbuat dari bahan yang mudah terbakar, sehingga api jadi cepat membesar dan sulit dikendalikan.
"Anginnya juga kencang, membuat api cepat menyebar ke bangunan lainnya. Belum lagi masyarakat yang menyaksikan hampir ratusan orang saat kami memadamkannya. Yang menyebabkan terhambat akses masuk dan keluar mobil Damkar," pungkasnya.
Editor: Ibrahim Arsyad