PARBOABOA - Jantung Koroner adalah kondisi yang terjadi ketika pembuluh darah utama yang menyuplai darah ke jantung mengalami kerusakan.Tumpukan kolesterol pada pembuluh darah serta proses peradangan menjadi penyebab penyakit ini.
Penyakit jantung koroner terjadi apabila arteri koroner tersumbat oleh timbunan lemak yang disebut plak atau ateroma. Plak ini menumpuk secara bertahap di dinding bagian dalam arteri, yang akhirnya membuat arteri menjadi sempit.
Proses penyempitan ini disebut sebagai aterosklerosise. Jika arteri sudah benar-benar sempit, suplai darah ke otot jantung mulai berkurang. Kondisi tersebut dapat menyebabkan gejala seperti angina (nyeri dada). Sementara itu jika arteri telah benar-benar sempit dan memblokir suplai darah ke jantung, maka terjadilah serangan jantung.
Arteri koroner sendiri adalah pembuluh darah yang mengalirkan darah kaya oksigen ke jantung. Arteri koroner bercabang dari aorta atau pembuluh darah besar. Arteri koroner terbagi menjadi dua, yaitu arteri koroner kiri utama dan arteri koroner kanan.
Arteri koroner kiri utama berfungsi untuk mengalirkan darah ke serambi kiri dan bilik kiri jantung. Sementara itu, arteri koroner kanan bertugas mengalirkan darah ke serambi kanan dan bilik kanan jantung.
Gejala Penyakit Jantung koroner
Berkurangnya asupan darah ke jantung, pada awalnya mungkin tidak akan menimbulkan gejala apapun. Namun, apabila lemak semakin menumpuk di arteri, maka akan muncul gejala penyakit jantung koroner, seperti berikut:
1. Sesak napas
Penyakit jantung koroner dapat menimbulkan gejala sesak napas atau napas yang tersengkal-sengal. Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya oksigen akbiat kondisi jantung yang tidak mampu memompa darah dengan optimal.
2. Angina
Angina adalah nyeri dada akibat berkurangnya suplai darah ke otot jantung. Kondisi tersebut dapat berlangsung beberap menit dan biasanya dipicu oleh aktivitas fisik atau stres. Angina dapat menjadi tanda bahwa tubuh berisiko terkena serangan jantung atau stroke.
Tak hanya itu, angina juga dapat menimbulkan rasa tidak nyaman, seperti sakit maag , rasa tertekan di dada yang bisa menyebar ke lengan, leher, dagu, perut, dan punggung.
3. Serangan jantung
Serangan jantung dapat terjadi ketika arteri sudah tersumbat sepenuhnya. Kondisi tersebut harus segara ditangani agar tidak terjadi kerusakan permanen pada otot jantung. Nyeri akibat serangan jantung serupa dengan nyeri pada angina.
Hanya saja, pada serangan jantung akan terasa lebih berat dan bisa terjadi meskipun penderita sedang beristirahat. Gejala serangan jantung bisa berupa nyeri yang menjalar dari dada ke lengan, dagu, leher, perut, dan punggung. Nyeri tersebut dapat berlangsung selama lebih dari 15 menit.
Penyebab Penyakit Jantung Koroner
Seperti yang dijelaskan sebelumnya penyebab jantung koroner adalah karena adanya penumpukan zat lemak secara berlebihan di laipsan dinding nadi pembuluh koroner. Biasanya, ini dipengaruhi oleh pola makanan yang kurang sehat dan kecanduan rokok.
Selain itu, kondisi medis tertentu seperti hipertensi dan kolestrol tinggi juga dapat menjadi penyebab penyakit jantung koroner. Adapun sejumlah faktor lain yang meningkatkan risiko terkena penyakit jantung koroner adalah sebagai berikut.
a. Diabetes
Diabetes merupakan salah satu penyakit yang dapat meningkatkan terjadinya penyakit jantung koroner. Hal tersebut karena diabetes mempermudah terjadinya penurunan fungsi pembuluh darah sehingga lemak jahat mudah untuk menempel di dinding pembuluh darah dan menyebabkan penyempitan.
b. Gaya hidup
Kebiasan mengkonsumsi makanan cepat saji yang mengandung natrium tinggi (makanan asin) dapat meningkatkan kolestrol dalam darah dan tekanan darah.
Apalagi jika kamu jarang mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran. Maka tubuh akan kekurangan vitamin dan mineral yang sangat diperlukan jantung.
c. Kecanduan rokok
Kecanduan rokok dapat menyebabkan meningkatnya resiko penyakit jantung koroner. Hal ini karena di dalam tembakau yang terdapat pada rokok, terkandung berbagai zat berbahaya bagi tubuh, seperti kandungan nikotin yang dapat membuat jantung berdetak lebih kencang lebih dari normal.
d. Obesitas
Ketika seseorang mengalami obesitas, maka risiko penyakit jantung koroner akan meningkat hingga empat kali lebih tinggi jika dibandingkan pemilik berat badan ideal. Kelebihan berat badan dapat meningkatkan tekanan darah tinggi dan ketidak normalan lemak. Kemudian, obesitas juga akan meingkatkan kadar gula darah yang tentu akan menyebabkan diabetes.
e. Riwayat Keluarga
Riwayat keluarga dengan hiperlipidemia atau penyakit jantung akan meningkatkan risiko terkena penyakit jantung koroner, terutama bagi yang keluarganya terang terserang penyakit di usia dini. (kurang dari 55 tahun).
Demikian informasi terkait gejala dan penyebab penyakit jantung koroner. Semoga dapat bermanfaat!