PARBOABOA, Jakarta – Pengamat transportasi menyebut keberhasilan pengoperasian Lintas Rel Terpadu (LRT) Jabodebek ditentukan oleh tersedianya angkutan penghubung dari sejumlah kawasan pemukiman yang terhubung dengan stasiun.
Pengamat transportasi sekaligus Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata, Djoko Setijowarno mengatakan saat ini, hanya Jakarta yang memiliki angkutan penghubung ke LRT.
“Kalau yang Jakarta enggak masalah, yang bermasalah ini yang Bogor, Depok dan Bekasi,” ucap Djoko Setijowarno dalam keterangannya kepada Parboaboa, Rabu (05/7/2023).
Djoko beranggapan aksesibilitas ke kawasan permukiman dan komersial wajib ada untuk memberikan kemudahan pengguna LRT Jabodebek dan angkutan penghubung ini harus difasilitasi Pemerintah Daerah (Pemda).
“Itu tugas dari Pemda, tapi Pemda bilang enggak punya duit, tapi kok kepala daerahnya kena korupsi ya? Lah duitnya kemana?” katanya.
Jaminan Keselamatan
Djoko yang juga Wakil Ketua Pemberdayaan dan Penguatan Wilayah MTI Pusat ini menilai, jaminan keselamatan pengguna LRT Jabodebek juga harus dipenuhi pemerintah, selain aksesibilitas.
Tidak hanya itu, informasi yang lengkap terkait cara antisipasi jika ada kecelakaan dan sebagainya saat berada di LRT.
“Informasi-informasi terkait mitigasi keselamatan saat terjadi kecelakaan itu bisa ditayangkan dalam bentuk video di dalam stasiun maupun di dalam kereta,” tuturnya.
Sebelumnya, tahap pertama Light Rail Transit atau LRT Jabodebek sepanjang 44,43 kilometer akan segera beroperasi untuk umum pada Rabu, 12 Juli 2023 dengan tarif Rp1,00 atau satu rupiah. Meski dibuka untuk umum, LRT Jabodebek tahap pertama itu terbatas karena masih dalam tahap uji coba.
Kemudian, tepat di hari Kemerdekaan Indonesia ke-78 pada 17 Agustus mendatang, LRT Jabodebek akan diresmikan oleh Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi).