PARBOABOA, Pematang Siantar - Menjelang akhir Oktober 2023, rehabilitasi gudang farmasi di Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pematang Siantar, Sumatra Utara baru mencapai 40 persen.
Proyek senilai Rp2,5 miliar yang dikerjakan CV Chyntia Putri itu terlihat baru mengerjakan lantai dua dari total 3 lantai, sesuai rencana anggaran biaya (RAB).
"Kalau untuk lantai satu masih seperti itu. Dinding-dinding dan tiang pondasi belum diplester, kemudian untuk saat ini lantai 2 yang sedang dikerjakan, memang masih berantakan," kata Urat Hatoguan Simanjuntak, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) di Dinkes Pematang Siantar, kepada PARBOABOA, Selasa (24/10/2023).
Meski begitu, Urat Hatoguan mengaku Dinkes dan rekanan berupaya menyelesaikan pembangunan rehabilitasi gudang tersebut tepat waktu.
"Dari awal komitmen pada rekanan untuk melaksanakan pembangunan untuk bisa lancar dan disukseskan. Jadi, dalam rangka menjalankan suatu pekerjaan itu, kita minta rekanan juga harus sesuai dengan prosedur, ketentuan dan juga peraturan yang ada,” jelasnya.
Berdasarkan gambar di RAB, nantinya lantai 1 gedung farmasi Dinkes Pematang Siantar akan digunakan sebagai ruang penyimpanan obat-obatan. Sedangkan lantai 2 dan 3 akan digunakan untuk kantor.
"Seperti ruang baca, ruang laktasi, pojok lansia (lanjut usia) dan fasilitas untuk difabel, tergantung dari kepala gudang. Kita hanya lakukan pemantauan sesuai RAB proyek saja," kata Urat Hatoguan.
Ditambahkannya, jika pada akhirnya proyek yang dikerjakan CV. Chyntia Putri melewati masa pelaksanaan, PPK Dinkes hanya akan memperbaiki administrasi proyek bersama rekanan tersebut.
"Laporan progres kegiatan selalu dilaksanakan dan disampaikan kepada kami (PPK), kami juga perhatikan pada beberapa kendala yang terjadi setelah kontrak masuk, libur cuti bersama yang sebentar lagi, sehingga berdampak lambannya pekerjaan. Bisa saja diberikan dua kali perpanjangan waktu, tetapi itu antisipasi saja, kami hanya minta sesuai dan tepat waktu," ungkap Urat Hatoguan.
Mengonfirmasi pengerjaan proyek rehabilitasi gedung farmasi yang baru 40 persen menjelang akhir Oktober 2023 itu, PARBOABOA menghubungi kontraktor atau rekanan CV. Chyntia Putri. Namun hingga berita ini diterbitkan, belum ada komentar dari yang bersangkutan.
Sementara itu, pengamat teknik konstruksi, Asrul Azis menilai masyarakat pasti menaruh harapan terhadap rehabilitasi gedung farmasi oleh Dinkes Pematang Siantar. Apalagi anggarannya mencapai Rp2,5 miliar.
"Namun tak jarang juga masyarakat merasa kecewa ketika ternyata proyek pembangunan yang menelan dana besar memberikan hasil yang buruk atau terkesan pengerjaannya asal-asalan," katanya saat dihubungi PARBOABOA, Selasa (24/10/2023).
Asrul juga mengingatkan rekanan untuk mematuhi kebijakan yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) No 16/2021 tentang Peraturan Pelaksana Undang Undang (UU) No 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.
Dalam aturan itu disebutkan, perencanaan teknis bangunan gedung harus dilakukan oleh penyedia jasa perencanaan bangunan gedung yang memiliki sertifikat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
"Tentunya rekanan memberikan kepastian dari sisi pembiayaan, harus dilihat apakah mereka punya cukup kemampuan untuk pembiayaan proyek-proyek yang sedang berjalan ini, selain itu aspek kepatutan dan kepantasan serta asas keselamatan diutamakan juga," kata Asrul.
Ia mengatakan, hal itulah yang menjadi perhatian pihak terkait, terutama PPK, Kejaksaan dan Inspektorat untuk benar-benar mengawal pembangunan tersebut sesuai dengan ketentuan.
"Pengawasan seperti itu agar tak ada penyimpangan pengerjaan baik pada kontraktor maupun instansi yang mengadakan proyek pembangunan tersebut. Sehingga pembangunan benar-benar bersih dari tindak korupsi," ungkap Asrul.
Akademisi di Institut Teknologi Padang ini menjelaskan, Pemerintah Kota (Pemko) Pematang Siantar juga harus mempercepat penerapan kebijakan persetujuan bangunan gedung (PBG) sebagai pengganti Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan pendataan terhadap bangunan gedung yang tidak terpakai sebagai aset.
"Banyak bangunan terbengkalai juga menunjukan ketidakoptimalan pemerintah atas pembangunannya, harus dikaji konstruksi bangunan tersebut," ucapnya.
Asrul meminta agar Pemko Pematang Siantar mengoptimalkan pelaksanaan pembangunan rehabilitasi gudang farmasi.
"Pembangunan dari konstruksi bangunan gedung membutuhkan manajemen untuk progres pekerjaan, termasuk konstruksi bangunan gedung dengan kondisi pondasinya relatif sempit dan kecil, seperti gudang farmasi tersebut. Pengawasan masih perlu dilakukan," imbuh dia.
Pantauan PARBOABOA, lantai 1 gedung farmasi yang akan digunakan sebagai ruang penyimpanan obat-obatan baru mencapai 75 persen. Bangunan lantai satu tersebut belum diplester dengan semen. Terlihat pula sekitar 10 orang pekerja di lokasi pembangunan tersebut.
Editor: Kurniati