Menjawab Tantangan Semangat Kebangsaan: Pendidikan Pancasila di Pematangsiantar harus Fleksibel

Tantangan dunia pendidikan Pematangsiantar dalam menumbuh semangat nasionalisme siswa/siswi. (Foto: PARBOABOA/Rizal Tanjung)

PARBOABOA, Pematangsiantar - Stabilitas beberapa wilayah di Indonesia sedang digerogoti oleh terkikisnya semangat kebangsaan terutama di kalangan anak muda/pelajar.

Persoalan ini sempat disinggung oleh Kepala Bappeda Pematangsiantar, Dedi Idris Harahap dalam sebuah sosialisasi yang diadakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 20 Juli kemarin.

Ia mengungkap hal itu saat menjabarkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) setempat. 

Menurut Dedi, pendidikan, terutama Pendidikan Pancasila merupakan kunci untuk membangun semangat nasionalisme pada generasi muda, sehingga mereka bisa menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

Hal yang sama ditegaskan oleh Pengamat Pendidikan, Ari S. Widodo Poespodihardjo. Selain pendidikan pancasila, kata dia, Kurikulum Merdeka yang telah diterapkan hampir di semua sekolah di Indonesia sejak 2020 bisa membantu memperkuat nilai kebangsaan siswa/siswi.

Ari mengatakan Kurikulum Merdeka merupakan pengembangan dari kurikulum sebelumnya yang telah disesuaikan dengan perkembangan zaman.

"Oleh karena itu, dasar tentang kebangsaan masih menjadi salah satu hal wajib yang diberikan, meski lebih terbuka terhadap pelajaran lainnya," Kata Ari kepada Parboaboa, Jumat (2/8/2024).

Menurutnya, jika ada indikasi menurunnya semangat kebangsaan, penting untuk mengkaji lebih dalam dasar penilaiannya. Ia menyampaikan bahwa secara umum, kesadaran akan sejarah bangsa masih cukup kuat di Indonesia. 

Namun, jika dilihat dari indikator lain, demikian Ari menegaskan, mungkin hasilnya akan berbeda. Oleh karena itu, penting untuk memahami konteks dan faktor-faktor yang mempengaruhi semangat kebangsaan agar dapat diambil langkah yang tepat untuk memperkuatnya.

Terpisah, Kepala Seksi Pembinaan SMP Dinas Pendidikan Pematangsiantar, Juanda Panjaitan menyampaikan, menurunnya semangat kebangsaan menjadi tantangan bagi dunia pendidikan di Pematangsiantar saat ini.

Kata Juanda, pengajaran Pancasila dalam Kurikulum Merdeka yang saat ini diterapkan belum sepenuhnya menyentuh semua aspek penting. 

"Dulu anak didik masih disuruh menghapal Pancasila, sekarang sudah tidak diharuskan lagi," kata dia kepada Parboaboa, Jumat (2/8/2024).

Dalam Kurikulum Merdeka, jelasnya, Pendidikan Pancasila disampaikan melalui Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Tetapi ia mengkritisinya karena lebih fokus pada praktek daripada teori, mirip dengan pendekatan di perguruan tinggi.

"Misalnya, dalam membahas suatu topik, topik tersebut disebutkan dan murid mendiskusikannya tanpa pemahaman dasar atau teori terlebih dahulu," tegasnya.

Padahal menurut Juanda, pemahaman teoritis sangat penting untuk membangun landasan yang kuat sebelum menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk mengurai kemelut ini, ia meminta Pemko Pematangsiantar memberikan kebebasan kepada sekolah-sekolah supaya guru dapat mengajarkan nilai Pancasila secara fleksibel.

"Dengan tetap melakukan kontrol dan pengawasan dari Dinas Pendidikan Pematangsiantar untuk memastikan bahwa pendidikan Pancasila dijalankan dengan efektif dan komprehensif," katanya.

Editor: Gregorius Agung
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS