PARBOABOA, Jakarta – Dirjen Pendidikan Vokasi (Diksi) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Kiki Yuliati, menyatakan pihaknya berkomitmen menghadirkan pendidikan vokasi yang melahirkan lulusan berdaya saing tinggi.
Menurutnya, lulusan vokasi nantinya akan lebih siap bersaing di dunia usaha dan dunia industri.
"Menjadi penting bagi pendidikan vokasi dalam membentuk lulusan agar mampu bersaing dan bersanding untuk berkolabroasi positif dan produktif," ujar Kiki dalam siaran YouTube Ditjen Vokasi, Senin, (31/10/2022).
Kiki menyebut kebaruan juga dititipkan di pundak pendidikan vokasi, salah satunya adaptasi terhadap teknologi.
"Karena perkembangan teknologi itu sendiri juga menuntut pendidikan vokasi untuk mendidik SDM yang nantinya siap menjalani dan ikut membuat perubahan itu sendiri," jelasnya.
Ia juga mengatakan bahwa sumber daya manusia (SDM) terdidik dengan kompetensi relevan akan memiliki peluang lebih besar dalam kehidupan masyarakat dan tentunya akan menunjang kualitas hidup para lulusannya.
"Baik dalam sektor ekonomi, sosial, dan sendi kehidupan lulusan," katanya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto, yang mengatakan bahwa pendidikan vokasi ini bisa menyerap tenaga kerja yang terampil sesuai dengan yang dibutuhkan pasar.
"Sebetulnya vokasi bagus untuk mempercepat. Jadi mereka segera menjadi orang yang terampil dan terserap dalam (pasar) tenaga kerja. tapi untuk bisa diserap ini memang harus link and match,” ujar Eko, Senin (31/10/2022).
Kendati demikian, Eko menyebut banyak tantangan yang dihadapi pendidikan vokasi, salah satunya adalah dukungan dari pemerintah.
"Pendidikan vokasi di Indonesia, menurut saya, support dari pemerintah masih kurang," ujarnya.
Eko mengatakan, ketersediaan sarana dan prasarana menjadi persoalan yang perlu diperhatikan. Banyak sekolah vokasi belum memiliki laboratorium yang memadai dan sesuai dengan perkembangan industri.
Selain itu, kata Eko, ketersediaan pengajar yang sesuai dengan kebutuhan industri juga masih menjadi tantangan dalam pendidikan vokasi.
"Salam pembelajaran sebenarnya juga diperlukan mentor-mentor atau guru-guru yang langsung dari praktisi atau dari industrinya,” pungkasnya.