PARBOABOA, Jakarta - Kematian mendadak pebulutangkis asal China, Zhang Zhie Jie saat berlaga di Asia Junior Championship (AJC) 2024 Yogyakarta, Minggu (30/6/2024) memunculkan banyak spekulasi.
Ada yang menyebut Zhang terkena serangan jantung. Ada pula yang menyebut pebulutangkis muda itu mengalami henti jantung.
Dalam video yang beredar, Zhang terlihat kolaps saat bertanding di GOR Amongrogo, Yogyakarta.
Ia juga terlihat kejang-kejang, setelah akhirnya tak sadarkan diri.
Zhang kemudian dibawa ke RSPAU dr. S. Hardjolukito Yogyakarta, namun nyawanya tak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia.
Persatuan Bulu tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) menyatakan, berdasarkan kesimpulan pemeriksaan dan penanganan korban disebutkan Zhang mengalami henti jantung mendadak.
Kepala Bidang Humas dan Media PB PBSI, Broto Happy mengeklaim, Zhang telah diberikan pertolongan pertama sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP).
Pertolongan pada Zhang juga disesuaikan dengan petunjuk yang berlaku di setiap turnamen bulutangkis internasional dari BWF dan Badminton Asia.
Saat ini jenazah Zhang Zhi Jie masih berada di RSUP dr. Sardjito. Pihak rumah sakit masih menunggu keluarga Zhang untuk pemulangan jenazah ke China.
Kematian Zhang saat bertanding menjadi alarm bagi atlet-atlet muda Indonesia.
Berkaca di kasus yang dialami Zhang, gangguan henti jantung ternyata tidak memandang usia.
Beberapa pemicunya yaitu memiliki riwayat masalah jantung seperti penyakit jantung koroner, kardiomiopati dan lain sebagainya. Kemudian obesitas, sleep apnea, hipertensi atau tekanan darah tinggi juga bisa menjadi pemicu henti jantung mendadak.
Melansir laman website rumah sakit swasta di Indonesia, gaya hidup tidak sehat seperti merokok, kurang gerak, sering mengonsumsi makanan tidak sehat juga menjadi pemicu terjadinya henti jantung mendadak. Termasuk tidak seimbangnya kadar kalium dan magnesium dalam darah.
Namun, gangguan henti jantung ini bisa segera dihentikan jika pengidapnya mendapatkan penanganan cepat dalam beberapa menit.
Oleh karena itu, tandai beberapa hal ini sebagai keadaan darurat sebelum penderita gangguan jantung mendapat perawatan profesional.
Berikut hal-hal yang bisa dilakukan jika menemukan korban yang mengalami henti jantung mendadak:
Periksa Kesadaan Korban
Jika menemukan korban henti jantung, pastikan lingkungan penolong dan korban aman. Sebab, lingkungan yang aman menjamin penolong memberikan pertolongan maksimal.
Setelah aman, langkah selanjutnya periksa kesadaran korban. Caranya dengan menepuk bahu atau memanggil dengan suara yang lebih keras.
Jika tidak merespons, artinya korban masuk dalam kategori tidak sadarkan diri.
Panggil Bantuan
Saat korban dipastikan tidak merespons atau tidak sadarkan diri, upaya lain yang dapat dilakukan yaitu segera menghubungi petugas medis atau ambulans gawat darurat.
Saat menghubungi petugas medis, jangan lupa menyebutkan nama penolong, lokasi, apa yang terjadi, serta jumlah korban.
Lakukan CPR
Sebelum bantuan medis datang, seseorang yang mengalami henti jantung bisa diberikan pertolongan pertama berupa Resusitasi jantung paru-paru atau Cardiopulmonary Resuscitation (CPR).
CPR dilakukan untuk menjaga jantung tetap aktif, mengembalikan aliran darah serta kemampuan pasien bernafas.
Metode ini menjadi teknik penyelamatan nyawa yang sangat berguna saat dalam keadaan darurat.
Caranya, posisikan korban telentang dan berbaring di alas yang datar dan keras. Kemudian berlutut di samping korban dan meletakkan tangan dengan posisi bertumpu di bagian tengah dada korban.
Setelah itu, pompa dengan keras dan cepat dengan kecepatan 100-120 kali/menit. Pompa jantung bisa dilakukan kontinu hingga 2 menit per 1 siklus atau hingga bantuan medis datang.
Menerima CPR sebelum layanan medis darurat tiba membuat korban yang mengalami henti jantung mendadak memiliki kesempatan dua kali lebih besar untuk hidup.