PARBOABOA, Jakarta - Kasus Covid-19 di Indonesia belakangan ini kembali meningkat, bahkan hampir menembus angka 8 ribu kasus pada Selasa (15/11/2022). Adapun peningkatan kasus tersebut yakni dari dampaknya Subvarian Omicron XBB dan longgarnya protokol kesehatan di masyarakat.
Lalu, perlukah masyarakat yang bukan tenaga kesehatan mendapatkan vaksin booster kedua? Hal ini mengingat program tersebut sudah diterapkan bagi nakes karena termasuk kelompok rentan dan sebagai upaya pencegahan pemburukan gejala akibat Covid-19.
Menurut Guru Besar atau pakar Mikrobiologi di Fakultas Kedokteran University Indonesia (FKUI), dr Amin Soebandrio, penerapan vaksin booster kedua untuk masyarakat non-nakes masih membutuhkan kajian lebih lanjut.
Hal itu dikareakan masih menunggu status kekebalan populasi di masyarakat, apakah sudah benar-benara hilang sehingga membutuhkan vaksin tambahan atau masih dapat diatasi dengan sistem sel memori maupun kekebalan jaringannya.
"Karena di negara lain pun tidak semua mendapatkan booster dua kali karena semuanya menunggu status kekebalan populasi," ucapnya saat konferensi pers BNPB, Rabu (16/11/2022).
Meskipun begitu, dia menerangkan bahwa ada seseorang yang sudah mendapatkan vaksinasi jauh lebih tinggi sistem kekebalan tubuhnya untuk melawan virus Covid-19, dibandingakn mereka yang belum mendapatkannya.
"Intinya, semua sepakat kalau semua orang punya kekebalan maka itu akan lebih baik ya. Bahkan vaksinasi 1 jauh lebih baik bagi orang yang belum divaksinasi," pungkasnya.