PARBOABOA, Medan – Bangun kesiangan biasanya akan terjadi apabila pada malam harinya tidak mendapatkan tidur yang berkualitas.
Namun, berbeda jika tidur berlebihan. Hal ini bisa mengindikasikan adanya kondisi kesehatan yang bermasalah.
Tidur berlebihan atau dikenal dengan ‘tidur panjang’ adalah ketika waktu istirahat setiap harinya lebih dari sepuluh jam.
Banyak orang merasa khawatir karena kurang tidur. Akan tetapi, terlalu banyak tidur juga dapat menimbulkan beberapa risiko kesehatan.
Dilansir dari laman Healthline, Sabtu (18/05/2024), jumlah tidur yang dibutuhkan oleh tubuh setiap harinya tergantung dari beberapa faktor seperti usia dan gaya hidup.
National Sleep Foundation memberikan pedoman tidur yang baik sesuai usia. Di mana usia 0 sampai 3 bulan idealnya tidur sebanyak 14 sampai 17 jam setiap harinya termasuk tidur siang.
Usia 4 sampai 11 bulan seharusnya tidur sebanyak 12 sampai 15 jam termasuk tidur siang. Sementara itu, usia 1 sampai 2 tahun waktu tidur yang dibutuhkan adalah 11 sampai 14 jam termasuk tidur siang.
Usia 3 sampai 5 tahun idealnya memiliki waktu tidur 10 sampai 13 jam. Usia 6 sampai 13 tahun idealnya tidur sebanyak 9 sampai 11 jam.
Usia 14 sampai 17 tahun membutuhkan waktu tidur sebanyak 8 sampai 10 jam. Usia 18 sampai 64 tahun membutuhkan tidur sebanyak 7 sampai 9 jam. Sedangkan usia 65 tahun ke atas membutuhkan waktu tidur 7 sampai 8 jam.
Perlu diketahui, tidur terlalu banyak bisa jadi merupakan akibat dari penggantian jam tidur yang hilang dalam waktu singkat atau dikenal sebagai hutang tidur.
Misalnya, dalam periode 24 jam di akhir pekan seseorang bisa tidur lebih dari 10 jam karena begadang sepanjang minggu untuk belajar menghadapi ujian akhir atau pekerjaan.
Konon, sering tidur berlebihan bisa mengindikasikan hipersomnia. Kondisi ini ditandai dengan rasa kantuk yang berlebihan di siang hari, tidur beberapa kali sehari, periode tidur hingga 18 jam per hari dan tidak merasa terjaga setelah bangun tidur.
Kondisi kesehatan lainnya yang juga membuat seseorang mengalami tidur lebih lama antara lain hipersomnia idiopatik, narkolepsi, apnea tidur obstruktif, gangguan ritme sirkadian tidur-bangun, parasomnia, sindrom kaki gelisah sampai depresi.
Selain itu, rasa kantuk yang berlebihan dan terlalu banyak tidur bisa jadi dikarenakan efek samping dari konsumsi obat dan zat tertentu seperti obat penenang, ganja, opioid, obat darah tinggi, obat antiepilepsi (AED), alkohol, antidepresan dan psikotropika.
Perlu dipahami, penting untuk berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan jika obat atau zat tertentu menyebabkan seseorang tidur berlebihan.
Sebuah studi tahun 2019 menemukan bahwa 28 persen orang yang mengalami cedera otak traumatis (TBI) menderita hipersomnia.
Gejala tidur yang berlebihan tergantung dari penyebab yang mendasari serta apakah tidur berlebihan tersebut bersifat kronis atau jangka pendek. Hal ini mungkin termasuk gairah, iritasi, kelelahan, ketegangan, lebih sering tidur siang di siang hari hingga nafsu makan yang menurun.
Terlalu banyak tidur ternyata memiliki komplikasi baik jangka pendek sampai kronis. Tidur terlalu banyak karena kurang tidur dalam waktu singkat menyebabkan kecemasan sementara, rasa berkabut dan energi yang rendah.
Tidur yang berlebihan dapat meningkatkan risiko beberapa masalah kesehatan antara lain obesitas, penyakit kardiovaskular, serangan jantung, penyakit jantung koroner dan diabetes.
Pertanyaan yang timbul adalah bagaimana cara mendiagnosis tidur berlebihan. Seorang dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan. Hal ini dapat mencakup pertanyaan tentang kebiasaan tidur, gaya hidup dan kebiasaan makan, obat dan zat apapun yang digunakan.
Sebelum memeriksakan diri ke dokter, disarankan untuk mencatat kebiasaan tidur dalam catatan harian agar lebih memahami pola tidur. Termasuk saat tertidur, jam berapa bangun dan bagaimana perasaan saat bangun dari tidur serta seberapa sering terbangun dalam tidur.
Perawatan untuk terlalu banyak tidur akan tergantung pada penyebab. Jika masalah kesehatan mendasar menyebabkan terlalu banyak tidur. Mengatasi masalah tersebut dapat membantu seseorang tidur dengan normal.
Selain itu, beberapa perubahan gaya hidup dan pengobatan alami dapat membantu meningkatkan kebersihan tidur.
Menurut CDC (Center for Disease Control and Prevention), beberapa solusi alami untuk meningkatkan kualitas tidur termasuk menjaga jadwal tidur yang konsisten, berolahraga minimal 30 menit di siang hari.
Selain itu, jangan menggunakan perangkat elektronik sebelum tidur serta menghindari kafein, alkohol dan makanan sebelum tidur.
Editor: Fika