PARBOABOA, Lumajang – Jumlah korban jiwa akibat erupsi Gunung Semeru pada Sabtu, 4 Desember 2021 lalu terus bertambah.
Data terbaru yang dikeluarkan BPBD Lumajang per Rabu malam, 8 Desember 2021, sebanyak 39 jiwa korban meninggal dunia. Dari jumlah itu 13 jenazah diantaranya masih belum dapat diidentifikasi.
Sebanyak 27 jenazah ditemukan di sisi Pronojiwo, Lumajang sedangkan 12 jenazah lainnya ditemukan di Candipuro, Lumajang.
Sementara itu untuk korban yang mengalami luka-luka terdata oleh BPBD sebanyak 118 orang, terdiri dari luka berat sebanyak 36 orang, luka ringan 82 orang.
Sampai saat ini Pencarian masih terus dilakukan oleh gabungan TNI dan Polri, BPBD, Basarnas dan dibantu PMI. Tim gabungan ini disebar ke Curah Kobokan, Kajar Kuning, Tambang Pasir H. Satuhan, Kebondeli, Kampung Renteng dan sekitar Jembatan Gladak Perak.
Komandan Posko Tanggap Darurat Bencana Semeru Kol Inf Irwan Subekti mengatakan tenggat waktu yang diberikan untuk melakukan pencarian adalah selama 1 minggu.
"Pencarian masih dilakukan. Kami diberi waktu satu minggu untuk melakukan pencarian secara optimal," kata Kol Irwan Subekti.
Adapun sejumlah kendala dalam melakukan pencarian korban, menurut Irwan adalah medan yang cukup rawan dan juga akses dari Pronojiwo - Candirpuro yang terputus karena Jembatan Gladak Perak roboh diterjang lahar dingin.
"Kendalanya hujan, juga harus tetap waspada karena Semeru belum aman. Pencarian juga dihadapakan dengan medan lokasi yang mana endapan material vulkanik masih panas," ujar Irwan.
Saat ini status Gunung Semeru masih level II atau waspada. Guguran awan panas dan getaran banjir masih terdeteksi melalui seismograf di Pos Gunung Api (PGA) Gunung Sawur.