PARBOABOA, Jakarta - Kasus penembakan dr Sunardi yang diduga merupakan petinggi dari Jaringan Islamiyah (JI) masih berlanjut. Densus 88 bahkan telah dipanggil oleh Komnas HAM untuk mengumpulkan informasi mengenai insiden tersebut pada Selasa (15/3).
Dalam hal ini, Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan telah mengkonfirmasi akan memenuhi pemanggilan tersebut, dengan membawa bukti-bukti mengenai keterlibatan Sunardi dengan JI.
"Densus tentu menghormati dan menghargai panggilan dari Komnas HAM. Densus akan hadir dan datang dengan panggilan tersebut terkait tindakan penegakan hukum terhadap tersangka tindak pidana teroris SU,” kata Ramadhan, Senin (14/3).
Selain itu, Ramadhan mengatakan akan membawa barang bukti pendukung seperti rekaman CCTV dan keterangan saksi di lokasi penyergapan. Ramadhan juga memastikan, jika pihaknya akan bersikap transparan terkait informasi kasus ini.
Kronologi Penembakan
Seperti diketahui pada Rabu (9/3), Densus 88 menembak seorang tersangka teroris saat penyergapan di jalan Bekonang, Sukoharjo, Jawa Tengah. Terduga merupakan seorang dokter berusia 54 tahun yang merupakan petinggi kelompok Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI) dan Jemaah Islamiyah (JI).
Penyergapan ini dilakukan saat dokter tersebut sedang di jalan Bekonang, Sukoharjo sehabis pulang dari tempat praktiknya. Namun saat petugas meminta Sunardi untuk menghentikan mobilnya, tersangka malah melakukan perlawanan dan mengemudikan mobil dalam kecepatan tinggi.
Dia juga mengemudikan mobilnya secara zig zag sehingga membahayakan pengemudi lainnya. Melihat aksi membahayakan yang bersangkutan, salah seorang petugas kemudian naik di bak belakang mobil yang Sunardi kemudikan. Meskipun diperingatkan untuk berhenti, Sunardi tetap menjalankan mobilnya dan melaju kencang sehingga menabrak kendaraan yang melintas.
Karena tindakan tersangka membahayakan petugas dan pengemudi, petugas terpaksa menembak yang bersangkutan di bagian punggung dan bagian pinggul kanan. Namun yang bersangkutan akhirnya meninggal dunia.
Berbeda dengan klaim dari Densus 88, masyarakat yang mengenal Sunardi menyatakan, dokter tersebut sudah mengalami stroke dan tidak mungkin melakukan perlawanan kepada petugas, saat akan diamankan.
Sejumlah pro dan kontra akhirnya bermunculan mengenai kasus ini. sehingga Komnas HAM akhirnya melakukan pemanggilan kepada tim Densus 88.