PARBOABOA, Jakarta - Instagram menjadi salah satu platform favorit untuk berbagai aktivitas, termasuk mencari pekerjaan.
Namun, belakangan modus penipuan lamaran kerja semakin marak terjadi dan menyebabkan banyak pencari kerja menjadi korban.
Modus penipuan biasanya dilakukan oleh oknum dengan membuat akun Instagram seolah-olah tampak resmi, seperti menggunakan logo, nama, dan informasi palsu dari perusahaan terkenal.
Penipu akan memposting lowongan pekerjaan yang menarik dengan gaji tinggi dan persyaratan yang mudah.
Korban yang tertarik akan diarahkan untuk mengirimkan lamaran kerja melalui Direct Messenger (DM) atau tautan tertentu.
Setelah menerima lamaran, penipu akan menggiring korban untuk mengikuti tahapan seleksi palsu seperti wawancara online atau via telepon.
Penipu akan meminta sejumlah uang sebagai biaya administrasi, pelatihan, atau alasan lain yang tampak masuk akal.
Setelah uang dikirim, komunikasi akan terputus dan akun tersebut seringkali menghilang atau memblokir korban.
Susanti Sute (26), seorang pencari kerja asal Nusa Tenggara Timur (NTT) di Jakarta, menceritakan pengalamannya.
"Saya melamar pekerjaan yang terlihat menjanjikan di sebuah perusahaan teknologi besar. Setelah wawancara, mereka meminta saya membayar biaya pelatihan," kata Santi kepada PARBOABOA, Senin (10/06/2024).
Ia berkisah, setelah dirinya melakukan transfer uang, akun tersebut tiba-tiba menghilang. Ia sempat histeris karena uang yang dikirim lumayan besar.
Namun, ia tak tahu harus mengadu ke siapa. Ia sempat meminta bantuan teman yang mahir di bidang Information Technology (IT), tetapi tak kunjung menemui jawaban.
"Sempat cari bantuan ke teman, tapi tidak berhasil. Ya, akhirnya hanya berpasrah. Saya menangis seharian. Mau marah, tapi tapi tidak tahu kemana," sambungnya.
Kasus serupa juga dialami oleh Natan (30), warga Timika yang tinggal di Surabaya.
Ia mengisahkan bahwa dirinya pernah mengirimkan uang Rp 500.000 sebagai biaya administrasi.
Namun, setelah menerima tawaran kerja, ternyata palsu. Alamat kantor yang dikirimkan justru merupakan mall. Pekerjaan tersebut tidak tersedia.
"Saya merasa tertipu dan bingung harus bagaimana," ujar Arif kepada PARBOABOA, (10/06/2024).
"Sejak saat itu, saya berhenti mencari kerja di Instagram. Padahal, saya sudah berharap penuh dengan pekerjaan kemarin," tambahnya.
Tanggapan Pihak Instagram
Menanggapi maraknya penipuan lamaran kerja, juru bicara Instagram, Maria Kristina, menyatakan bahwa pihaknya tengah bekerja sama dengan sejumlah individu dan kelompok.
"Kami bekerja sama dengan pihak berwenang untuk mengidentifikasi dan menghapus akun-akun palsu yang berupaya menipu pengguna," pungkasnya dalam keterangan yang diterima PARBOABOA, Senin (10/06/2024).
Ia menyebut, sejauh ini memang sering mendapat pengaduan dari para pengguna soal penipuan lamaran kerja.
Bahkan, lanjutnya, ada korban yang pernah mengalami penipuan dengan uang cukup besar.
"Ada yang kehilangan uang cukup besar. Padahal mereka sendiri sedang berusaha mencari pekerjaan untuk kehidupan di rumah," ungkapnya.
Instagram berkomitmen untuk meningkatkan pengawasan terhadap akun-akun mencurigakan dan memberikan panduan keamanan kepada penggunanya.
Cara Melindungi Diri
Melansir sejumlah sumber terpercaya, untuk menghindari penipuan lamaran kerja di Instagram, diperlukan beberapa langkah praktis berikut.
Pertama, waspadai akun baru yang tidak terverifikasi dan menawarkan gaji yang terlalu tinggi untuk posisi yang ditawarkan.
Terkadang, pengguna Instagram cepat percaya dengan adanya akun baru yang membuka lowongan kerja dengan gaji fantastis.
Pengecekan tidak lagi dibuat. Akibatnya, mereka dengan mudah tertipu. Bahkan, sebagian memberanikan diri mengirimkan uang sebagaimana diminta pelaku.
Kedua, perusahaan resmi tidak akan meminta uang dari calon karyawan untuk biaya apapun sebelum memulai pekerjaan.
Proses seleksi yang terlalu cepat dan tanpa prosedur yang jelas juga sering kali merupakan tanda penipuan.
Ketiga, perhatikan detail kecil seperti tata bahasa dan ejaan dalam postingan dan komunikasi. Sebab, akun palsu sering kali tidak mempedulikan kebakuan bahasa.
Untuk melindungi diri dari penipuan, pencari kerja perlu memverifikasi informasi lowongan pekerjaan dengan mengunjungi situs resmi atau menghubungi HRD perusahaan secara langsung.
Keempat, informasi pribadi atau keuangan tidak boleh diberikan ke sembarang orang. Jika menemukan akun yang mencurigakan, laporkan akun tersebut ke Instagram.
Gunakan platform pencari kerja yang terpercaya dan terverifikasi untuk melamar pekerjaan.
Pihak berwajib juga menyarankan masyarakat untuk melaporkan setiap kasus penipuan lamaran kerja ke polisi agar dapat ditindaklanjuti.
Dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat dan kewaspadaan yang tinggi, diharapkan masyarakat dapat terhindar dari kasus penipuan lamaran kerja di waktu-waktu mendatang.
Editor: Defri Ngo