PARBOABOA, Jakarta - Perang antara militer Israel dan kelompok militan Hamas diduga juga melibatkan peran negara lain, Iran.
Pemerintah Teheran diduga mengetahui dan mendukung rencana Hamas menyerang Israel pada akhir pekan lalu tepatnya, Sabtu (7/10/2023).
Dugaan itu muncul setelah adanya pernyataan dari seorang penasihat Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei, Yahya Rahim Safavi.
Bersamaan dengan pecahnya serangan pertama, Safavi mengucapkan selamat kepada kelompok pejuang Palestina tersebut karena telah melancarkan serangan terbesar terhadap Israel setelah bertahun-tahun lamanya.
Bahkan dalam pernyataannya, mantan Komandan Garda Revolusi itu menegaskan, bila Iran akan mendukung para pejuang sampai pembebasan Palestina dan Yerusalem.
Dalam rekaman yang disiarkan televisi pemerintah Teheran, saat serentetan roket Hamas menghajar beberapa kota Israel, anggota parlemen justru bangkit dan berteriak 'Matilah Israel' dan 'Palestina menang, Israel akan dihancurkan'.
Ternyata, tak hanya pejabat yang bersorak atas serangan Hamas ke Israel. Sejumlah orang bahkan berkumpul di Lapangan Palestina di Teheran untuk menyambut berita serangan tersebut.
Mereka juga meneriakkan 'Matilah Israel' sambil menyalakan kembang api. Reaksi serupa juga terjadi di sejumlah kota di Iran.
Di hari yang sama, Kementerian Luar Negeri Iran juga mengeluarkan pernyataan terkait serangan Hamas ke Israel.
Mereka menyebut, apa yang dilakukan Hamas merupakan tindakan membela diri warga Palestina.
Kementerian juga meminta negara-negara Muslim untuk mendukung hak-hak warga yang lama dijajah Israel tersebut.
Sehari kemudian, tepatnya Minggu (8/10/2023) Presiden Iran, Ebrahim Raisi menyatakan, negaranya mendukung pertahanan sah bangsa Palestina.
Selain itu, rezim Zionis dan pendukungnya bertanggung jawab atas ketidakstabilan di kawasan.
Dukung Penuh tapi Tak Terlibat
Pemerintah Iran dan rakyatnya mendukung serangan Hamas kepada Israel. Meski demikian, Iran enggan disebut terlibat dalam serangan itu.
Misi Iran untuk PBB pada Minggu mengatakan, Teheran tidak terlibat dalam salah satu serangan paling berdarah dalam sejarah Israel tersebut.
Selain itu, langkah tegas yang diambil Palestina merupakan upaya pertahanan yang sepenuhnya sah atas pendudukan rezim Zionis yang menindas mereka selama tujuh dekade.
Tuduhan Amerika Serikat
Juru bicara Gedung Putih, John Kirby pada Senin (9/10/2023) tetap menuduh Iran terlibat dalam serangan Hamas ke Israel.
Menurutnya, Iran telah lama mendukung Hamas dan jaringan teroris lainnya di seluruh kawasan dengan pelatihan kemampuan sumber daya. Maka dari itu, Iran pasti terlibat dalam serangan ini.
Tapi di sisi lain, Kirby mengakui Amerika Serikat tidak memiliki informasi intelijen atau bukti yang menunjukkan partisipasi langsung Iran.
Saat ini, badan-badan intelijen AS masih menggali bukti keterlibatan Iran serta meninjau intelijen lama untuk mencari petunjuk.
Seorang sumber AS yang enggan menyebut nama mengatakan, para pejabat Iran biasanya telah diberitahu tentang operasi besar-besaran yang dilakukan Hamas.
Namun, serangan Hamas kali ini dilaporkan juga membuat beberapa pemimpin Iran terkejut.
Bantahan Iran
Bantahan resmi Iran muncul pada Selasa (10/10/2023). Otoritas tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menegaskan, Iran tak terlibat dalam serangan tersebut.
Meski begitu, Iran memuji apa yang disebutnya sebagai kekalahan militer dan intelijen Israel yang fatal. Hal itu menjadi kesalahan rezim Zionis itu sendiri.
Selama ini, Iran tidak merahasiakan dukungannya terhadap Hamas. Iran bahkan mendanai dan mempersenjatai kelompok tersebut dan organisasi militan Palestina lainnya, Jihad Islam.
Di sisi lain, Israel juga telah lama menuduh ulama penguasa Iran memicu kekerasan dengan memasok senjata ke Hamas.